ekonomi manajemen II (bab III, bab IV, dan bab V)
PENGANTAR
EKONOMI DAN MANAJEMEN II ( BAB III , BAB IV , dan BAB V )
Definisi Inflasi
Secara
sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat
disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan
harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.
Indikator yang
sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen
(IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari
paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Penentuan barang dan jasa
dalam keranjang IHK dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang
dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan memonitor
perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa
kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barang/jasa di
setiap kota.
Indikator inflasi
lainnya berdasarkan international best practice antara lain:
Indeks Harga
Perdagangan Besar (IHPB). Harga Perdagangan Besar dari suatu komoditas
ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan
pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas
suatu komoditas. [Penjelasan lebih detail mengenai IHPB dapat dilihat pada web
site Badan Pusat Statistik www.bps.go.id]
Deflator Produk
Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran level harga barang akhir
(final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri).
Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB
atas dasar harga konstan.
Pengelompokan
Inflasi
Inflasi yang diukur
dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran
(berdasarkan the Classification of individual consumption by
purpose - COICOP),
yaitu : Kelompok Bahan Makanan
Ø Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau
Ø Kelompok Perumahan
Ø Kelompok Sandang
Ø Kelompok Kesehatan
Ø Kelompok Pendidikan dan Olah Raga
Ø Kelompok Transportasi dan Komunikasi.
Penyebab
Inflasi
Penyebab terjadinya
inflasi pada umumnya dibedakan menjadi dua, yaitu..
Demand Pull
Inflation adalah permintaan masyarakat terlalu besar yang tidak dapat dilayani
oleh kapasitas produksi sehingga terjadi terganggunya keseimbangan akan
permintaan dan penawaran dengan melibatkan kenaikan harga.
Cosh Push Inflation
adalah inflasi yang disebabkan karena kenaikan harga akan bahan baku atau
kenaikan upah/gaji
Teori-Teori Inflasi
Dari berbagai
gejala-gejala inflasi yang timbul dapat dijelaskan dengan teori-teori inflasi.
Teori-teori inflasi adalah sebagai berikut..
Teori Kuantitas
(Irving Fisher) : Dalam teori kuantitas, jika penawaran terhadap uang bertambah
maka akan terjadi pula kenaikan tingkat harga.
Teori Keynes :
Dalam teori keynes, inflasi terjadi karna adanya sebagian masyarakat yang hidup
diluar dari batas ekonominya atau adanya kelebihan permintaan dari
masyarakat.
Teori Strukturalis
: Dalam teori strukturalis menyatakan bahwa terjadinya inflasi karena adanya
kekakuan struktur perekonomian khususnya di negara berkembang. Arti dari
kekakuan terhadap penerimaan ekspor dan penawaran atau produksi makanan dalam
negeri.
Jenis-Jenis
Inflasi
Inflasi terbagi
atas beberapa pandangan dalam menentukan jenis-jenis atau macam-macam inflasi
seperti jenis-jenis inflasi berdasarkan Tingkat keparahannya, berdasarkan
Penyebabnya, berdasarkan Asalnya, berdasarkan pengaruh terhadap harga barang
antara lain sebagai berikut....
1. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya
·
Inflasi Ringan : Pengertian inflasi
ringan adalah inflasi yang belum terlalu mengganggu keadaan ekonomi. Inflasi
ringan mampu dikendalikan dengan tingkat nilai dibawah 10% per tahun.
·
Inflasi Sedang : Pengertian inflasi
sedang adalah inflasi yang dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat bagi
penghasilan tetap dengan tingkat laju inflasi sebesar 10%-30% per tahun.
·
Inflasi Berat : Pengertian inflasi
berat adalah inflasi yang mampu mengacaukan perekonomian yang berakibat pada
kurangnya minat masyarakat dalam menabung karna bunga bank lebih rendah dari
laju angkat inflasi, inflasi berat memiliki laju sekitar 30%-100% per
tahun.
·
Inflasi Sangat Berat atau
Hiperinflasi : Pengertian inflasi sangat berat adalah inflasi yang telah
mengacaukan kondisi perekonomian dan sulit dikendalikan walapun dengan
melakukan kebijakan moneter atau kebijakan fiskal dengan laju inflasi diats
100% per tahun.
2. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
Demand Pull
Inflation atau inflasi permintaan : Pengertian demand pull inflation adalah
inflasi yang timbul akibat dari kenaikan permintaan masyarakat
Cost Push Inflation
atau inflasi biaya : Pengertian cost push inflation adalah inflasi yang timbul
akibat dari biaya produksi barang dan jasa
3. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Asal atau Sumbernya
Inflasi dalam
Negeri : Pengertian inflasi dalam negeri adalah inflasi yang terjadi akibat
defisit anggaran belanja negara (APBN) sehingga pencetakan uang baru dan
gagalnya pasar yang mengakibatkan tingginya harga bahan makanan.
Inflasi Luar Negeri
: Pengertian inflasi luar ngeri adalah inflasi yang disebabkan naiknya harga
barang impor yang berasal dari biaya produksi barang di luar negeri yang tinggi
atau naiknya tarif impor barang.
4. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Pengaruh terhadap Harga Barang
Inflasi Tutup atau
(Closed Inflation) : Pengertian inflasi tutup adalah inflasi yang terjadi
akibat kenaikan harga antara satu atau dua barang tertentu.
Inflasi Terbuka
(Open Inflation) : Pengertian inflasi terbuka adalah inflasi yang terjadi
akibat kenaikan harga semua barang.
Dampak
Inflasi
Dampak yang
ditimbulkan inflasi dapat bersifat positif dan negatif, tergantung pada tingkat
keparahannya yang kita ketahui inflasi memberikan dampak bagi individu maupun
pada kegiatan perekonomian secara luas.
1.Positif
Peredaran atau
perputaran barang menjadi lebih cepat.
Produksi akan
barang-barang bertambah, karena keuntungan pada pengusaha juga bertambah.
Kesempatan kerja
bertambah, ini dapat terjadi karena tambahan investasi.
Pendapatan nominal
juga bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikan pendapatan kecil.
2.Negatif
Harga barang-barang
dan jasa naik.
Nilai dan
kepercayaan akan uang mengalami penurunan atau berkurang.
Menimbulkan
tindakan spekulasi.
Banyak proyek
pembangunan yang akan macet atau terlantar.
Kesadaran akan
menabung masyarakat berkurang.
Menimbulkan masalah
dalam neraca pembayaran
Menimbulkan masalah
dalam keadaan di masa depan
Menyebabkan tingkat
bunga bertambah dan akan mengurangi investasi
Cara Mengatasi
Inflasi
Inflasi dapat
dicegah dengan tiga kebijakan yang dilakukan pemerintah. Cara mengatasi inflasi
adalah sebagai berikut...
Kebijakan Moneter :
Dalam teori moneter klasik, inflasi dapat terjadi karena penambahan jumlah uang
yang beredar. Jadi, secara teoretis relatif mudah dalam mengatasi inflasi,
yaitu dengan cara mengendalikan jumlah uang beredar. Kebijakan moneter adalah
tindakan yang dijalankan oleh Bank Indonesia untuk mengurangi atau menambah
jumlah uang beredar. Ketika jumlah uang beredar terlalu banyak sehingga inflasi
dapat meningkat tajam, Bank Indonesia akan segera melakukan dengan menerapkan
berbagai kebijakan moneter untuk mengurangi banyak peredaran uang.
Kebijakan Fiskal
: kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berkaitan dengan penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Kebijakan fiskal dapat dilakukan pemerintah dalam mengurangi
inflasi adalah dengan cara mengurangi pengeluaran pemerintah dengan menaikkan
tarif pajak dan mengadakan pinjaman pemerintah.
Kebijakan
Non-Moneter dan Non-Fiskal : pemerintah dapat melakukan kebijakan
nonmoneter atau nonfiskal dengan melakukan tiga cara, yaitu menstabilkan upah
(gaji), distribusi barang, dan menaikkan hasil produksi, serta pengamanan
harga
TERMINOLOGI DAN
KONSEP-KONSEP DASAR
A. Konsep Biaya
Persatuan Akuntansi
Indonesia menggunakan istilah biaya sebagai cost dan istilah beban sebagai
axpense. Cost adalah pengorbanan sumber daya ekonomis tertentu untuk memperoleh
sumber daya ekonomis lainnya. Secara sederhana cost adalah sejumlah kas yang
dikeluarkan untuk membeli barang dagangan. Sedangkan Expense adalah pengorbanan
sumber daya ekonomis untuk memperoleh penghasilan. Jika barang dagangan dijual,
maka cost yang melekat pada barang dagangan tersebut kini berubah menjadi
expense. Pada pembahasan selanjutnya istilah harga pokok dinyatakan sebagai
cost, dan istilah harga pokok penjualan dinyatakan sebagai expense.
B. Klasifikasi
Biaya Berdasarkan Fungsi Perusahaan
1. Biaya ProduksiAdalah biaya –biaya
yang diperlukan untuk memperoleh bahan baku (mentah) dari pemasok dan
mengubahnya menjadi produk selesai yang siap dijual. Elemen biaya produksi
terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik.
2. Biaya PenjualanAdalah biaya yang
dikeluarkan untuk memasarkan produk selesai ,termasuk biaya iklan, Biaya gaji
para pramuniaga,biaya angkut barang –barang yang di jual, dan gaji manajer
pemasaran.
3. Biaya Administrasi
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk
administrasi secara umum,seperti gaji para eksekutif ,biaya penyelenggaraan
akuntasi,gaji pegawai bagian administrasi , dan biaya habis pakai.
C. Klasifikasi
Biaya Berdasarkan Perioda
1. Biaya Produk
Adalah biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh atau memproduksi barang/produk . Biaya-biaya ini dipertemukan
(ditandingkan) dengan pendapatan pada periode penjualan produk.
2. Biaya Perioda
Adalah biaya yang diindentifikasi
dengan interval waktu tertentu karena tidak diperlukan untuk memperoleh
barang/produk yang akan dijual. Biaya perioda diakui sebagai biaya
(ditandingkan dengan penghasilan) pada perioda terjadinya. Biaya-biaya ini
tidak boleh dimasukkan sebagai elemen harga pokok persediaan dan karenanya
disebut juga noniventoriable cost. Contoh biaya perioda adalah gaji manajer
pemasaran,gaji direktur,penyusutan gedung kantor administrasi , biaya iklan,
biaya listrik untuk kantor administrasi dan pemasaran , rekening langganan
Koran,biaya telpon, dan lain sebagainya.
D. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Penelusuran Objek Biaya
1. Biaya Langsung
Adalah biaya yang dapat ditelusuri
atau diidentifikasi ke suatu objek biaya tertentu karena hanya dikeluarkan
untuk manfaat objek biaya itu sendiri.
2. Biaya Tak Langsung
Adalah biaya yang
dikeluarkan untuk lebih dari suatu objek biaya dan tak dapat ditelusuri ke
salah satu objek biaya tertentu;karenanya biaya tersebut bersifat umum disebut
common cost.
E. Klasifikasi
Biaya Berdasarkan Perubahan Volume Kegiatan
1. Biaya Tetap
Adalah biaya yang jumlah totalnya
tetap, tidak berubah untuk suatu periode tertentu. Biaya tidak akan naik
ataupun turun meskipun volume kegiatannya bervariasi.
Jadi, biaya tetap adalah
biaya yang totalnya tetap untuk suatu perioda tertentu dan per unitnya berubah
– ubah berbanding terbalik dengan volume kegiatan.
2. Biaya Variabel
(variable cost) adalah biaya yang
jumlah totalnya bervariasi secara proporsional dengan variasi volume kegiatan,
tetapi jumlah per unitnya tetap. Sebagai contoh adalah upah tenaga kerja
langsung sebesar 1.000 rupiah untuk setiap unit produk yang dihasilkan. Upah
adalah 5.000 rupiah bila 5 unit yang diproduksi dan upah adalah 10.000 rupiah
bila 10 yang diproduksikan . perhatikan bahwa upah total berubah-ubah sesuai
jumlah produk yang dihasilkan, akan tetapi upah per unitnya konstan. Biaya
bahan baku , komisi berdasarkan persentase penjualan, dan biaya telepon
berdasarkan lamanya penggunaan merupakan contoh biaya variabel.
F. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Kendali Manajer
1. Biaya Terkendali
Adalah biaya yang
secara signifikan dapat di pengaruhi dan dikendlikan oleh manajer tertentu pada
perioda tertentu.
2. Biaya Tak
Terkendali
Adalah biaya yang secara signifikan
tak dapat di pengaruhi dan di kendalikan oleh manajemen tertentu pada perioda
tertentu.
G. Klasifikasi
Biaya Berdasarkan Pengambilan Keputusan
1. Biaya Relevan
Adalah biaya akan
terjadi dimasa mendatang perbedaan di antara pelbagai alternative keputusan.
Sebagai contoh, manajemen akan memilih alternatif mengunakan mesin foto copy
merek X atau merek Y. upah operator mesin foto copy mungkin releven dan mungkin
tak relevan jika upah operator mesin foto copy X sama dengan upah operator mesin
foto copy merek Y, maka upah bukanlah biaya relevan dalam pengambilan keputusan
ini.tetapi Jika berbeda,maka upah operator adalah biaya relevan. Beda antara
dua atau lebih biaya relevan di sebut differential cost.
2. Biaya Tak
Relevan
Adalah biaya yang tak
memenuhi salah satu atau kedua-duanya dari kriteria biaya relevan Oleh karena
itu biaya tak relevan tidak perlu dipertimbangkan di dalam pengambilan
keputusan. Nilai buku aktiva tetap yang sekarang di gunakan merupakan contoh
biaya tak relevan .Nilai buku adalah cost aktiva tetap yang belum didepresiasi.
Keputusan apapun yang akan diambil oleh manajemen terhadap aktiva tetap
tersebut tidak akan dapat mengubah cost yang masih tersisa itu.
3. Biaya
Terhindarkan
Adalah biaya yang
dapat dihindarkan jika satu alternatif keputusan diambil. Misalnya, perusahan
mempunyai tiga bagian penjualan lini produk A, B, dan C . jika bagian lini
produk A akan ditutup maka gaji pegawai pada bagian itu dapat di hindarkan,
dalam arti tidak akan dikeluarkan lagi gaji tersebut.
4. Biaya Tak
Terhindarkan
Jika dikaitkan
dengan relevansi biaya terhadap keputusan ,maka biaya terhindarkan adalah biaya
relevan dan biaya tak terhindar adalah biaya tak relevan. biaya penyusutan
ruangan yang di tempati bagian itu tidak akan dapat dihindarkan .Biaya seperti
ini di sebut unavoidable cost atau biaya tak terhindarkan.
H. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Dampak Keputusan
1. Sunk Cost
Adalah biaya yang
telah dikeluarkan dan yang tak dapat diubah oleh keputusan sekarang atau masa
yang akan datang. Karena tak dapat diubah kini dan yang akan datang , biaya
tersebut tak dapat di gunakan untuk menganalisa alternatif tindakan yang akan
datang. Dengan kata lain,biaya ini tidak akan pernah relevan dengan pengambilan
keputusan sekarang.
2. Biaya Tunai
(out-of pocket cost) adalah biaya
yang membutuhkan pengeluaran kas di masa mendatang akibat keputusan sekarang
atau keputusan yang akan datang. Sebagai contoh,perusaahan sekarang mengambil
keputusan untuk melakukan ekspansi usaha. Keputusan ini mengakibatkan munculnya
biaya – biaya tertentu seperti upah karyawan akan dipekerjakan dan bahan habis
pakai yang akan di gunakan. Biaya-biaya ini sudah barang tentu memerlukan
pengeluaran kas. Itulah biaya tunai.
I. Klasifikasi
Biaya Berdasarkan PemanfaatanOpportunity cost adalah manfaat potensial yang
hilang atau dikorbankan karena dipilihnya satu alternatif keputusan tertentu.
Manfaat potensial ini dapat berupa penghasilan (revenue) atau penghematan biaya
(cost saving) . Sebagai contoh: Sebuah perusahaan memilki beberapa buah gudang.
Salah satunya berada didalam kota. Keberadaaan gudang ini mampu menghemat biaya
distribusi sekitar Rp.36 Juta/tahun. Suatu saat toko disebelahnya
meminta untuk menyewa gudang tersebut Rp.36 juta/tahun. Keputusn yang
bijak untuk diambil adalah memilih alternative yang opportunity costnya paling
rendah, yakni menyewakan gudang tersebut. Apalagi penggunaan gudang dalam kota
sudah dibatasi oleh Pemkot.
Ilmu Ekonomi adalah
ilmu yang mempelajari perilaku individu dan masyarakat membuat pilihan (dengan
atau tanpa uang) menggunakan sumbersumber yang terbatas, dengan cara atau
alternatif terbaik untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai pemuas kebutuhan
manusia yang (relatif) tidak terbatas. Barang dan jasa yang dihasilkan kemudian
didistribusikan untuk kebutuhan konsumsi sekarang dan di masa yang akan datang
kepada berbagai individu dan kelompok masyarakat.
DEFLASI
A. Pengertian Deflasi
§ Dalam
ekonomi, deflasi adalah suatu periode dimana harga-harga secara umum jatuh dan
nilai uang bertambah. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi
terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi
terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar. Ada pula deflasi
didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan terhadap uang berdasarkan jumlah
uang yang berada di masyarakat.
B. Penyebab Deflasi
Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab deflasi :
1.
Menurunnya
Persediaan Uang di Masyarakat.
Menurunnya jumlah persediaan uang di masyarakat ini cenderung disebabkan
karena sebagian besar masyarakat menyimpan uangnya di bank.Masyarakat menyimpan
uangnya di bank kemungkinan disebabkan oleh tingkat suku bunga yang tinggi
karena dapat memberikan keuntungan yang cukup tinggi.Sehingga dengan demikian
persediaan uang yang ada di masyarakat semakin berkurang.Jika persediaan uang
lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah barang maka akan dapat
menimbulkan deflasi.
2. Meningkatnya Persediaan Barang
Kadang kala produksi barang tidak bisa di bendung apabila permintaan
barang meningkat.Produsen cenderung terus meningkatkan produksinya pada saat
kondisi seperti itu.Jika jumlah barang yang diproduksi tersebut tidak habis
terjual kepada konsumen dan produksi tetap dilakukan sedangkan permintaan akan
barang semakin berkurang maka akan dapat meningkatkan jumlah persediaan barang
di masyarakat akibatnya harga barang tersebut semakin menurun karena jumlahnya
banyak.
3. Menurunnya Permintaan Akan Barang.
Apabila permintaan akan suatu barang menurun
sedangkan produksi tetap dilakukan maka cenderung hal tersebut akan menurunkan
tingkat harga barang yang bersangkutan.
C. Pengaruh dan Akibat Deflasi
1. Penurunan persediaan uang
§ Deflasi dapat
menyebabkan menurunnya persediaan uang di masyarakat dan akan menyebabkan
depresi besar (seperti yang dialami Amerika dulu) dan juga akan membuat pasar
Investasi akan mengalami kekacauan.
2. Memperlambat aktivitas ekonomi
§ Dikarenakan
harga barang mengalami penurunan, konsumen memiliki kemampuan untuk menunda
belanja mereka lebih lama lagi dengan harapan harga barang akan turun lebih
jauh. Akibatnya aktivitas ekonomi akan melambat dan memberikan pengaruh pada
spiral deflasi (deflationary spiral).
3. Dampak susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak pekerja
yang akhirnya mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar gaji
karyawannya. Dengan demikian pendapatan yang diterima masyarakat menjadi
sedikit dan jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin berkurang.
4. Dari sisi investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi
di sektor riil maupun di lantai bursa. Akibatnya ini akan menambah berat
kelesuan ekonomi dikarenakan tidak ada lagi aktivitas bisnis yang berjalan.
5. Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol
persen. Lalu diikuti juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank. Ini
memang merupakan langkah paliatif untuk mencegah masyarakat menyimpan uangnya
di bank yang dapat membuat peredaran uang semakin kecil.
Selain itu juga ada dampak positif dan negatif dari deflasi adalah
sebagai berikut.
a) Baik, deflasi akan membuat orang menyimpan uang sehingga uang
benar-benar dihargai dan jaminan keamanan sosial politik. Orang akan banyak
berinvestasi langsung dan ketersediaan barang terjamin. Akibatnya nilai mata
uang akan menguat.
b) Buruk. deflasi akan membuat jatuh nilai properti. Orang lebih suka
mendepositokan uangnya di bank atau pasar modal daripada beli properti yang
tidak naik. Karena harga terus turun maka produsen cenderung kurang berminat
memproduksi barang. Kesempatan kerja berkurang karena banyak PHK. Pajak tidak
dapat ditarik oleh pemerintah sehinga pendapata negara berkurang. Kegiatan
perekonomian secara keseluruhan mengalami kemunduran.
D. Cara Mengatasi Deflasi
Salah satu cara menanggulangi deflasi adalah dengan menurunkan tingkat
suku bunga. Deflasi dapat diibaratkan jatuh sakitnya seseorang karena jarang
berolah raga. Apabila seseorang pada dasarnya memiliki kaki normal namun malas
menggunakannya, maka ini akan mengakibatkan menyusutnya otot-otot kaki yang
jarang digunakan tersebut. Dalam jangka waktu lebih lama orang tersebut akan
tidak dapat berjalan sama sekali berhubung otot sudah terlalu lemah untuk
digunakan. Apabila keadaan ini justru didiamkan, bukan tidak mungkin akan
mengalami kelumpuhanselamanya.
Hal ini parallel dengan inflasi. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah
dengan melatih kembali otot-otot yang sudah lama tidak digunakan. Meski memakan
waktu lama, hal ini adalah satu-satunya cara untuk mengembalikan kekuatan otot
yang melemah. Dengan kata lain untuk mencegah deflasi menjadi krisis ekonomi
besar, pemerintah dan semua pihak yang terkait harus bersepakat untuk memulai
kembali kegiatan ekonomi yang sempat terhenti karena salah urus tersebut. Tentu
saja ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Lazim dikatakan oleh para analis
eknonomi bahwa deflasi merupakan kondisi krisis moneter yang sebenarnya tidak
memiliki obat yang efektif. Apabila pada inflasi Bank Sentral dapat menaikkan
suku bunga untuk menahannya, menurunkan suku bunga bahkan hingga nol persen
bukanlah jalan keluar bagi deflasi. Pasalnya ini akan membuat pemasukan
pemerintah menjadi nol juga atau bahkan negative. Akibatnya, biaya impor
menjadi terbebani sementara ekspor tidak menunjukkan kenaikan signifikan
berhubung melemahnya mata uang disebabkan oleh aksi spekulan semata-mata.
Cara yang paling lazim digunakan adalah memberikan stimulus ekonomi
berupa bantuan likuiditas ke sektor bisnis. Dengan demikian diharapkan kegiatan
ekonomi kembali berputar. Pemerintah juga dapat memotong pajak dan meningkatkan
belanjanya sendiri untuk menggairahkan perekonomian. Dari sisi Bank Sentral,
pemerintah juga dapat meningkatkan peredaran uang di masyarakat dengan membeli
surat hutang sektor swasta dan menukarkannya dengan uang tunai. Selain itu,
juga dapat dilakukan dengan memotong suku bunga. Namun seperti dijelaskan di
atas, memotong suku bunga bukanlah jalan keluar yang sesungguhnya tetapi hanya
sekedar pengobatan sementara untuk menggairahkan ekonomi dan mengharapkan harga
bergerak naik dengan sendirinya.
Selain itu kebijakan moneter dan fiskal juga dapat di terapkan oleh
pemerintah.
1. Kebijakan Moneter
§ Kebijakan
moneter adalah tindakan atau kebijakan yang diambil oleh penguasa moneter
biasanya bank sentraluntuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar sehingga akan
terjadi perubahan jumlah uang yang beredar yang pada akhirnya akan mempengaruhi
kegiatan ekonomi masyarakat.Ada beberapa macam kebijakan moneter yaitu :
a) Politik Diskonto
§ Politik
diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk mempengaruhi
peredaran uang dengan jalan menurunkan tingkat bunga.Dengan menurunkan tingkat
bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah ,karena
orang akan lebih banyak menarik uangnya di Bank dari pada menjalankan
investasi.
b) Kebijakan Pasar Terbuka
§ Untuk
memperkuat politik diskonto,kebijakan lain juga di jalankan yaitu dengan
politik pasar terbuka (open market policy) yaitu dengan jalam membeli atau
menjual surat-surat berharga.Dengan membeli surat-surat berharga di harapkan
uang yang beredar di masyarakat bertambah,sehingga uang yang beredar
dimasyarakat semakin bertambah.
c) Politik Persediaan Kas (cash ratio
policy)
§ Bank sentral
pada umumnya menentukan cash ratio yaitu angka perbandingan minimum antara uang
tunai yang dimiliki oleh bank umum dengan jumlah uang giral (cek.giro dan
sebagainya) yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan.Pada saat deflasi
pemerintah akan mengurangi persediaan uang kas.Sehingga uang kas yang beredar
di masyarakat akan semakin meningkat.
d) Perubahan Cadangan Minimum
§ Perubahan
cadangan minimum yang dimiliki oleh bank-bank umum dapat mempengaruhi jumlah
uang yang beredar.Apabila ketentuan cadangan minimum diturunkan ,jumlah uang
yang beredar cenderung naik dan sebaliknya jika cadangan minimum dinaikan
jumlah uang yang beredar cenderung turun.Jadi pada saat deflasi pemerintah
lewat bank sentral akan lebih baik menurunkan cadangan minimum.
2. Kebijakan Fiskal
a) Pengaturan Pengeluaran Pemerintah
§ Pengaturan
pengeluaran sangat perlu di lakukan. Dalam hal ini diharapkan penggunaan
anggaran negara agar sesuai dengan perencaan. Kalau pembelajaan negara melampui
batas yang telah ditentukan akan mendorong terjadinya pertambahan uang yang
beredar di masyarakat. Meski demikian diharapkan pembelanjaan negara tidak melampui
batas yang telah ditentukan.
b) Menurunkan Tarif Pajak
§ Saat terjadi
deflasi uang beredar sedikit dimasyarakat. Jumlah uang beredar tersebut dapat
ditambah dengan jalan menurunkan tarif pajak. Jika tariff pajak diturunkan uang
yang dibelanjakan oleh masyarakat cenderung meningkat. Sehingga dengan demikian
uang akan lebih banyak kemasyarakat.
c) Mengadakan Pimjaman Pemerintah
Pemerintah dapat mengadakan pinjaman pemerintah baik dengan jalan
paksaan ataupun tidak,untuk menambah uang yang beredar di masyarakat. Cara yang
paling ampuh dilakukan untuk menyukseskan kebijakan ini yaitu dengan jalan
mencairkan simpanan yang dimiliki oleh masyarakat yang ada di bank lebih
banyak.Jika, dalam keadaan deflasi.
3. Kebijakan Non-Moneter
a) Menurunkan Hasil Produksi
§ Menurunkan
hasil produksi dapat memperkecil laju deflasi.Penurunan hasil produksi dapat
dilakukan dengan cara memberikan batasan terhadap produsen. Pengurangan jumlah
barang di dalam negeri cenderung menaikan harga.
b) Kebijakan Upah
§ Kebijakan upah
adalah tindakan menstabilkan upah dan gaji dengan cara gaji sering
dinaikan.Kenaikan gaji dan upah akan menimbulkan kenaikan daya beli.Hal ini
pada akhirnya menaikan permintaan terhadap barang-barang secara
keseluruhan.Apabila hal ini terjadi,maka akan menimbulkan inflasi. Jadi untuk
kebijakan ini resiko yang harus dihadapi cukup besar karena sedikit saja
mengalami kesalahan inflasi akan membayangi.
STRATEGI APLIKASI
Ekonomi
Pembangunan adalah salah salu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari tentang
pembangunan perekonomian masyarakat di negara berkembang atau Suatu cabang ilmu
ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara
sedang berkembang dan mendapatkan cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut supaya negara-negara berkembang dapat membangun ekonominya dengan
lebih cepat lagi.
Pembangunan
ekonomi adalah proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu
masyarakat meningkatkan atau Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk
mengembangkan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya atau Suatu proses yang
menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkatkan dalam jangka panjang.
Meningkatnya pendapatan perkapita
merupakan cerminan dari timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi
masyarakat. Tujuan pembangunan ekonomi adalah menciptakan pertumbuhan
GNP. Pertumbuhan GNP ditunjukkan dengan meningkatnya mutu pendidikan,
menambahnya penghasilan pertanian, kurangnya angka kemiskinan, dan bertambahnya
modal Negara.
Manfaat pembangunan ekonomi yaitu :
Meningkatnya GNP
Mengurangi pengangguran
Meningkatkan kemakmuran
Pengelolaan alam yang lebih baik
Modal yang terkumpul
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi
yaitu :
Ukuran suatu Negara (geografis,
penduduk dan pendapatan)
Sistem&struktur politik
Latar belakang histories
Hubungan internasional
Bantuan modal internasional
Pemerataan&pertumbuhan penduduk
Pendidikan
Teknologi
Ciri perencanaan
pembangunan :
Berisi upaya untuk mencapai
perkembangan ekonomi
Meningkatnya pendapatan perkapita
Merubah struktur ekonomi
Meningkatnya kesempatan kerja bagi
masyarakat
Pemerataan pembangunan
Strategi
Pembangunan Ekonomi
Strategi
pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai suatu tindakan pemilihan atas faktor
– faktor (variabel) yang akan dijadikan faktor / variabel utama yang menjadi
penentu jalannya proses pertumbuhan (Surono, 1993). Babarapa strategi
pembangunan ekonomi yang dapat disampaikan adalah :
1. Strategi
Pertumbuhan
Di dalam pemikiran
ini pertumbuhan ekonomi menjadi kriteria utama bagi pengukuran keberhasilan
pembangunan. Selanjutnya dianggap bahwa dengan pertumbuhan ekonomi buah
pembangunan akan dinikmati pula oleh si miskin melalui proses merambat ke
bawah (trickle down effect) atau melalui tindakan koreksi pemerintah
mendistribusikan hasil pembangunan. Bahkan tersirat pendapat bahwa ketimpangan
atau ketidakmerataan adalah merupakan semacam prasyarat atau kondisi yang harus
terjadi guna memungkinkan terciptanya pertumbuhan, yaitu melalui proses
akumulasi modal oleh lapisan kaya. Strategi ini disebut strategi pertumbuhan.
2. Inti
dari konsep strategi ini adalah :
Strategi
pembangunan ekonomi suatu Negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal,
serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan
memusatkan, sehingga dapat menimbulkan sfek pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya
bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses
merambat ke bawah (trickle-down-effect), pendistribusian kembali. Jika terjadi
ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan persyaratan
terciptanya pertumbuhan ekonomi. Kritik paling keras dari strategi yang pertama
ini adalah bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin
tajam.
3. Strategi
Pembangunan dengan Pemerataan
Keadaan sosial
antara si kaya dan si miskin mendorong para ilmuwan untuk mencari alternatif.
Alternatif baru yang muncul adalah strategi pembangunan pemerataan. Strategi
ini dikemukakan oleh Ilma Aldeman dan Morris. Yang menonjol pada
pertumbuhan pemerataan ini adalah ditekannya peningkatan pembangunan melalui
teknik social engineering, seperti melalui penyusunan rencana induk,
paket program terpadu. Dengan kata lain, pembangunan masih diselenggarakan atas
dasar persepsi, instrumen yang ditentukan dari dan oleh mereka yang berada
“diatas” (Ismid Hadad, 1980). Namun ternyata model pertumbuhan pemerataan ini
juga belum mampu memecahkan masalah pokok yang dihadapi negara-negara sedang
berkembang seperti pengangguran masal, kemiskinan struktural dan kepincangan
sosial.
4. Strategi
Ketergantungan
Teori
ketergantungan muncul dari pertemuan ahli-ahli ekonomi Amerika Latin pada tahun
1965 di Mexico City. Menjelaskan dasar-dasar kemiskinan yang diderita oleh
negara-negara sedang berkembang, khususnya negara-negra Amerika Latin. Yang
menarik dari teori ketergantungan adalah munculnya istilah dualisme
utara-selatan, desa-kota, corepriphery yang pada dirinya mencerminkan
adanya pemikiran pembangunan yang berwawasan ruang. Pada tahun 1965 muncul
strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Konsep ini timbul
dikarenakan tidak sempurnanya strategi pertumbuhan dan strategi pembangunan
dengan pemerataan.
5. Inti
dari konsep strategi ketergantungan adalah :
Kemiskinan di
negara–negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara
tersebut dari pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika suatu negara ingin
terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara tersebut harus
mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usaha melepaskan diri dari
ketergantungandari pihak lain. Langkah yang dapat ditempuh diantaranya adalah
meningkatkan produksi nasional yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam
bidang produksi, lebih mencintai produk nasional. Teori ketergantungan ini
kemudian dikritik oleh Kothari dengan mengatakan “. . . . .teori ketergantungan
tersebut memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi semacam dalih
terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri
(selfdevelopment). Sebab selalu akan gampang sekali bagi kita untuk menumpahkan
semua kesalahan pada pihak luar yang memeras, sementara pemerasan yang terjadi
di dalam lingkungan masyarakat kita sendiri dibiarkan saja . . . . . “ (
Kothari dalam Ismid Hadad, 1980 ).
6. Strategi
yang Berwawasan Ruang
Pada argumentasi
Myrdall dan Hirschman terdapat dua istilah yaitu “back-wash
effects” dan “spread effects” .
“Back-wash
Effects” adalah kurang maju dan kurang mampunya daerah-daerah miskin untuk
membangun dengan cepat disebutkan pula oleh terdapatnya beberapa keadaan yang
disebut Myrdall.
“spread
effects” (pengaruh menyebar), tetapi pada
umumnya spread-effects yang terjadi adalh jauh lebiih lemah
dari back-wash effectsnya sehingga secara keseluruhan pembangunan
daerah yang lebih kaya akan memperlambat jalnnya pembangunan di daerah miskin.
Perbedaan pandangan
kedua tokoh tersebut adalah bahwa Myrdall tidak percaya bahwa
keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya,
sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
7. Strategi
Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran strategi
ini adalah menaggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya
dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan
dikeluarkannya dokumen: Employment, Growth, and Basic Needs : A One World
Problem.ILO dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat
dipengaruhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada
pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan
lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok dan sejenisnya.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pembangunan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi strategi pembangunan adalah berdasarkan tujuan yang hendak
dicapai. Jika yang ingin dicapai adalah tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka
faktor yang mempengaruhi digunakannya strategi tersebut adalah tingkat
pertumbuhan ekonomi yang rendah, akumulasi kapital yang rendah, tingkat
pendapatan pada kapital yang rendah, serta masalah ekonomi yang berat ke sektor
tradisional yang kurang berkembang.
Faktor yang
mempengaruhi diberlakukannya strategi pembangunan yang berorientasi pada
penghapusan kemiskinan pada dasarnya dilandasi oleh keinginan berdasarkan norma
tertentu, bahwa kemiskinan harus secepat mungkin diatasi. Sementara itu,
strategi-strategi pembangunan lain ternyata sangan sulit
mempengaruhi/memberikan manfaat secara langsung kepada golongan miskin ini.
Strategi pembangunan,
ternyata justru menimbulkan ketidakmerataan hasil pembangunan. Ketidakmerataan
tersebut tidak hanya antar golongan masyarakat, tetapi juga antar daerah.
Sehingga ada daerah maju dan daerah terbelakang. Ketidakmerataan antar daerah
ini pada dasarnya disebabkan oleh kebijaksanaan penanaman modal yang cenderung
hanya diarahkan ke lokasi tertentu. Biasanya, modal yang ditanamkan tersebut
bersifat padat modal dan outputnya berorientasi ke pasar Internasionaldan abtar
kelompok menengan ke atas di dalam negeri. Selain karena kebijaksanaan
penanaman modal, kesulitan pangan antar daerah juga disababkan karena potensi
daerah yang berbeda-beda.
Secara sederhana,
pembangunan ekonomi dapat dipahami sebagai upaya melakukan perubahan yang lebih
baik dari sebelumnya yang ditandai oleh membaiknya faktor-faktor produksi.
Faktor-faktor produksi tersebut yaitu :
· kesempatan kerja
· investasi
· teknologi yang
dipergunakan dalam proses produksi.
Lebih lanjut, wujud
dari membaiknya ekonomi suatu wilayah diperlihatkan dengan membaiknya tingkat
konsumsi masyarakat, investasi swasta, investasi publik, ekspor dan impor yang
dihasilkan oleh suatu negara.
Secara mudah,
perekonomian wilayah yang meningkat dapat diindikasikan dengan meningkatnya
pergerakan barang dan masyarakat antar wilayah. Dalam konteks tersebut,
pembangunan ekonomi merupakan pembangunan yang a-spasial, yang berarti bahwa
pembangunan ekonomi memandang wilayah nasional tersebut sebagai satu “entity”.
Meningkatnya kinerja ekonomi nasional sering diterjemahkan dengan meningkatnya
kinerja ekonomi seluruh wilayah/daerah. Hal ini memberikan pengertian yang
“bias”, karena hanya beberapa wilayah/daerah yang dapat berkembang seperti
nasional dan banyak daerah yang tidak dapat berlaku seperti wilayah nasional.
Strategi Pembangungan Ekonomi di Indonesia
Strategi
Pembangunan Ekonomi Indonesia yang Diarahkan pada Repelita
Sebelum orde baru
strategi pembangunan di Indonesia secara teori telah diarahkan pada usaha
pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada kenyataannya nampak
adanya kecendrungan lebih menitik beratkan pada tujuan-tujuan politik dan
kurang memperhatikan pembangunan ekonomi.
Sedangkan pada awal
orde baru, strategi pembangunan di Indonesia lebih diarahkan pada tindakan
pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama usaha untuk
menekan laju inflasi yang sangat tinggi (hyper inflasi).
Dari keterangan
pemerintah yang ada, dapat sedikit disimpulkan bahwa strategi pembangunan di
Indonesia tidak mengenal perbedaan strategi yang ekstrem. Sebagai contoh selain
strategi pemerataan pembangunan, Indonesia tidak mengesampingkan strategi
pertumbuhan dan strategi yang berwawasan ruang (terbukti dengan dibaginya
wilayah Indonesia dengan berbagai wilayah pembangunan I, II, III dan
seterusnya). Periode ini kemudian disusul dengan periode Repelita dan dalam
setiap Repelita, khususnya sejak Repelita II, strategi pembangunan ekonomi yang
diberlakukan di Indonesia adalah strategi yang mengacu pada pertumbuhan yang
sekaligus berorientasi pada keadilan (pemerataan), menghapus kemiskinan, dan
juga keadilan (pemerataan) antar daerah. Pembagian wilayah pembangunan ini
tidak didasarkan pada pembagian secara adminstratif politis yang ada.
Strategi tersebut
dipertegas dengan ditetapkannya sasaran atau titik berat setiap Repelita, yakni
:
REPELITA I :
Meletakkan
titik berat pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian
meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya
REPELITA II :
Meletakkan
titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yangmengolah
bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuat bagi tahap
selanjutnya\
REPELITA III :
Meletakkan
titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan
industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi meletakkan landasan yang
kuat bagi tahap selanjutnya
REPELITA IV :
Meletakkan titik
berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada
pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin
industri sendiri, baik industri ringan yang akan terus dikembangkan dalam
Repelita-repelita selanjutnya meletakkan landasan yang kuat bagi tahap
selanjutnya.
KONSEP KURS MATA
UANG DAN DAYA BELI
Apa maksud kurs
jual dan beli?
Sebenarnya, hal ini
erat kaitannya dengan tukar-menukar uang asing di bank atau tempat penukaran
uang (money changer). Agar lebih gampang memahami, antara kurs jual dan kurs
beli selalu diartikan dari sudut pandang mereka, selaku penyedia jasa, bukan
kita sebagai orang yang butuh jasa.
Jadi, penjelasannya
adalah,
Kurs
jual yaitu kurs yang digunakan apabila bank atau money
changer menjual uang asing (valuta asing/valas) atau apabila kita akan
menukarkan rupiah dengan uang asing yang kita butuhkan.
Kurs
beli adalah kurs yang digunakan apabila bank atau money
changer membeli uang asing atau apabila kita akan menukarkan uang asing
yang kita miliki dengan rupiah.
Contoh kurs jual
Budi akan liburan
ke Eropa. Karena mata uang yang berlaku di mayoritas negara sana euro, maka
Budi harus membawa mata uang tersebut. Untuk mendapatkannya, Budi menukarkan
rupiah yang dimilikinya di bank atau money changer.
Tepat di waktu Budi
menukarkan uang, harga kurs jual 1 EUR = Rp15.000,00. Sedangkan kurs beli 1 EUR
= Rp14.000,00. Karena Budi pemilik rupiah, sedangkan bank atau money
changer yang akan menjual uang asingnya, maka dalam kondisi ini yang
berlaku kurs jual.
Jadi, berapa
euro yang akan Budi dapatkan jika menukarkan 60 juta rupiah?
[Jawab] Rp60.000.000,00 : Rp15.000,00
= €4.000.
Contoh kurs beli
Sepulang dari
Eropa, ternyata uang Budi masih sisa 100 euro. Agar bisa digunakan untuk
belanja di sini, apalagi di Indonesia sendiri ada aturan transaksi tidak boleh
menggunakan mata uang asing, maka Budi ingin menukarkan kembali sisa uangnya
dengan rupiah.
Anggap saja, kurs
jual dan kurs beli euro terhadap rupiah stabil atau masih sama saat sebelum
Budi liburan. Berapa rupiah yang akan Budi dapatkan saat menukar 100 euro?
Karena dalam kasus
ini Budi sebagai pihak yang akan menukar uang asing, sementara bank
atau money changer sebagai pembeli, maka yang berlaku adalah kurs
beli. Jadi jawabannya tinggal hitung saja €100 x Rp14.000,00 = Rp1.400.000,00.
Selain kurs jual
dan kurs beli, ada satu lagi, namanya yaitu kurs tengah
Di mana-mana
umumnya kurs jual lebih tinggi atau lebih mahal dari kurs beli. Hal ini agar
pehitungannya terdapat selisih. Dari sinilah penyedia jasa penukaran uang asing
/ kurs valuta asing mendapatkan keuntungan.
Selain kurs jual
dan kurs beli yang nilainya beda, ada satu lagi jenis kurs, yaitu kurs
tengah. Apakah itu? Iyalah kurs antara kurs jual dan kurs beli (penjumlahan
kurs beli dan kurs jual yang dibagi dua).
Saat Anda melihat daftar kurs mata uang asing di
koran, TV, atau internet, dan di sana tidak ada detail kurs jual dan kurs beli,
berarti nilai kurs tersebut adalah kurs tengah.
DEFINISI RESIKO,KETIDAK PASTIAN DAN SENSITIVITAS
Asuransi merupakan produk jasa yang
unik. Jika banyak dari kita berupaya menghindarkan diri dari resiko dan ketidak
pastian, maka kita sebagai praktisi yang berkecimpung di dunia asuransi pasti
akan selalu bergelut dengan resiko dan ketidakpastian.
Definisi dan pengertian risiko sendiri dapat dibagi 2 (dua) yaitu pengertian risiko dalam arti luas dandalam arti sempit.
a. Dalam arti luas definisi risiko adalah keadaan yan tidak pasti (uncertain situation) tentang kemungkinan terjadinya peristiwa (perils) dan kemungkinan timbulnya akibat peristiwa tersebut (consequences). Kemungkinan tersebut terdiri atas:
- Akibat dalam bentuk kerugian (loss)
- Akibat dalam bentuk tidak ada kerugian (not loss atau breakevent)
- Akibat dalam bentuk keuntungan (gain)
b. Dalam arti sempit definisi risiko dibatasi hanya pada akibat yang menimbulkan kerugian (loss) atau paling tidak breakevent
Bahkan dari aspek asuransi pengertian risiko adalah terbatas pada risiko-risiko yang dapat diasuransikan (insurable risk)
Secara umum, Resiko dapat didefinisikan sebagai berikut:
• Risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan. Misalnya kecelakaan, musibah, bencana, dan lain sebagainya.
• Risiko adalah kombinasi dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besar atau kecilnya suatu resiko, kerap disebut dengan istilah: hazard. Baik itu Physical hazard, moral hazard, good hazard, maupun bad hazard.
• Risiko adalah sesuatu yang tidak dapat diperkirakan (unpredictable) – kecenderungan berbedanya hasil sebenarnya dengan hasil yang diperkirakan.
• Risiko adalah ketidakpastian akan terjadinya kerugian. Terdapat kemungkinan terjadinya kerugian, impas, ataupun untung.
• Risiko adalah kemungkinan akan terjadinya kerugian.
Dari definisi tersebut dapat kita tarik benang
merah dari persamaan arti risiko, yaitu:
• Terdapat suatu pokok gagasan yang mendasari ketidakpastian, yaitu suatu keraguan akan suatu hasil di masa yang akan datang, outcome in the future.
• Terdapat suatu pokok gagasan yang mendasari ketidakpastian, yaitu suatu keraguan akan suatu hasil di masa yang akan datang, outcome in the future.
• Terdapat perbedaan tingkatan risiko, sebagaimana
penggunaan kata ’kemungkinan’ dan ’ketidakmampuan untuk diperkirakan’ yang
mengindikasikan beberapa ukuran perubahan dalam hal akibat dari keragu-raguan
tersebut.
• Terdapat gagasan akan hasil dari suatu penyebab atau sekumpulan penyebab, yang diberikan pada suatu situasi tertentu.
KETIDAKPASTIAN (Uncertainty)
Ketidakpastian adalah konsep risiko yang sangat inti. Kita dapat mengatakan bahwa konsep ketidakpastian mengimplikasikan keraguan mengenai masa yang akan datang yang didasari pada kekurangan dan ketidaksempurnaan pengetahuan. Jika kita mengetahui apa yang akan terjadi, maka risiko tidak akan pernah menjadi risiko. Kita akan mengatahui jika kendaraan kita akan mengalami kecelakaan, rumah kita akan terbakar, atau kita akan mengalami gangguan kesehatan yang membutuhkan biaya besar, atau pencuri akan masuk ke rumah kita. Namun sayangnya kita tidak mengetahui hal-hal yang demikian dan oleh karenanya kita senantiasa berada dalam ketidakpastian atau lingkungan yang berisiko.
Pada intinya, terdapat 4 komponen risiko yang kesemuanya berada dalam ketidakpastian (uncertainty, Yaitu:
• Komponen sumber daya atau resources. Baik Sumber daya alam, manusia, keuangan, dan lain sebagainya.
• Komponen peristiwa atau perils yang mengancam. Misalnya Kebakaran, Tabrakan, Banjir, Gempa bumi dan peril-peril lainnya.
• Komponen akibat atau consequences dari hal-hal tersebut.
• Komponen hazards atau faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadi/tidaknya peristiwa yang mempengaruhi tinggi/rendahnya akibat (ada physical hazards dan moral hazards)
Setelah melihat keempat komponen risiko yang penuh ketidakpastian tersebut, secara rasional harus dilakukan apa yang dinamakan dengan manajemen risiko, untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dan berdampak fatal.
• Terdapat gagasan akan hasil dari suatu penyebab atau sekumpulan penyebab, yang diberikan pada suatu situasi tertentu.
KETIDAKPASTIAN (Uncertainty)
Ketidakpastian adalah konsep risiko yang sangat inti. Kita dapat mengatakan bahwa konsep ketidakpastian mengimplikasikan keraguan mengenai masa yang akan datang yang didasari pada kekurangan dan ketidaksempurnaan pengetahuan. Jika kita mengetahui apa yang akan terjadi, maka risiko tidak akan pernah menjadi risiko. Kita akan mengatahui jika kendaraan kita akan mengalami kecelakaan, rumah kita akan terbakar, atau kita akan mengalami gangguan kesehatan yang membutuhkan biaya besar, atau pencuri akan masuk ke rumah kita. Namun sayangnya kita tidak mengetahui hal-hal yang demikian dan oleh karenanya kita senantiasa berada dalam ketidakpastian atau lingkungan yang berisiko.
Pada intinya, terdapat 4 komponen risiko yang kesemuanya berada dalam ketidakpastian (uncertainty, Yaitu:
• Komponen sumber daya atau resources. Baik Sumber daya alam, manusia, keuangan, dan lain sebagainya.
• Komponen peristiwa atau perils yang mengancam. Misalnya Kebakaran, Tabrakan, Banjir, Gempa bumi dan peril-peril lainnya.
• Komponen akibat atau consequences dari hal-hal tersebut.
• Komponen hazards atau faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadi/tidaknya peristiwa yang mempengaruhi tinggi/rendahnya akibat (ada physical hazards dan moral hazards)
Setelah melihat keempat komponen risiko yang penuh ketidakpastian tersebut, secara rasional harus dilakukan apa yang dinamakan dengan manajemen risiko, untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dan berdampak fatal.
4.2 SUMBER-SUMBER KETIDAKPASTIAN
Risiko timbul karena adanya
ketidakpastian, yang berarti ketidakpastian adalah merupakan kondisi yang
menyebabkan tumbuhnya risiko, karena mengakibatkan keragu-raguan seorang
mengenai kemampuannya untuk meramalkan kemungkinan terhadap hasil-hasil yang
akan terjadi di masa mendatang. Dimana kondisi yang tidak pasti itu karena
berbagai sebab, antara lain :
1. Tenggang
waktu antara perencanaan suatu kegiatan sampai kegiatan itu berakhir /
menghasilkan, dimana makin panjang tenggang waktunya makin besar
ketidakpastiannya.
2. Keterbatasan
informasi yang tersedia yang diperlukan dalam penyusunan rencana.
3. Keterbatasan
pengetahuan / kemampuan / teknik pengambilan keputusan dari perencana.
Secara garis besar ketidakpastian
dapat diklasifikasikan ke dalam:
1. Ketidakpastian
ekonomi (economic uncertainty), yaitu kejadian-kejadian yang timbul
sebagai akibat kondisi dan perilaku dari pelaku ekonomi, misalnya : perubahan
sikap konsumen, perubahan selera konsumen, perubahan harga, perubahan
teknologi, penemuan baru dan sebagainya.
2. Ketidakpastian
alam (uncertainty of nature), yaitu ketidak pastian yang disebabkan oleh
alam, misalnya : badai, banjir, gempa bumi, kebakaran dan sebagainya.
3. Ketidakpastian
kemanusiaan (human uncertainty), yaitu ketidakpastian yangdisebabkan oleh perilaku manusia, seperti: peperangan, pencurian,
penggelapan, pembunuhan dan sebagainya.
Macam-macam Risiko
Risiko dapat dibedakan dengan
berbagai macam cara, antara lain:
1. Menurut sifatnya risiko dapat dibedakan ke dalam
1. Menurut sifatnya risiko dapat dibedakan ke dalam
a. Risiko
yang tidak disengaja (Risiko murni), adalah risiko yang apabila
terjadi tentu menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disengaja; misalnya:
risiko terjadinya kebakaran,
bencana alam, pencurian, penggelapan,
pengacauan dan sebagainya.
b. Risiko
yang disengaja (Risiko spekulatif), adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian
memberikan keuntungan kepadanya, seperti : risiko hutang-piutang, perjudian,
perdagangan berjangka (hedging) dan sebagainya.
c. Risiko
fundamental, adalah risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada
seseorang dan yang menderita tidak hanya satu atau beberapa orang saja, tetapi
banyak orang, seperti banjir, angin topan dan sebagainya.
d. Risiko
khusus, adalah risiko yan
g bersumber pada peristiwa yang
mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya, seperti kapal kandas, pesawat
jatuh, tabrakan mobil dan sebagainya.
e. Risiko
dinamis, adalah risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan
(dinamika) masyarakat di bidang ekonomi, ilmu dan teknologi, seperti risiko
keusangan, risiko penerbangan luar angkasa. Kebalikannya disebut Risiko
statis, seperti risiko hari tua, risiko kematian dan sebagainya.
2. Dapat
tidaknya risiko tersebut dialihkan kepada pihak lain, maka risiko dapat
dibedakan ke dalam :
a. Risiko
yang dapat dialihkan kepada pihak lain, dengan mempertanggungkan suatu obyek
yang akan terkena risiko kepada perusahaan asuransi, dengan membayar sejumlah
premi asuransi, sehingga semua kerugian menjadi tanggungan (pindah) pihak
perusahaan asuransi.
b. Risiko
yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain (tidak dapat diasuransikan);
umumnya meliputi semua jenis risiko spekulatif.
4.3 METODE NONPROBABILITIK DALAM MENGATASI KETIDAKPASTIAN
Ketidakpastian dapat dianggap sebagai
suatu kekurangan informasi yang memadai untuk membuat suatu keputusan.
Ketidakpastian merupakan suatu permasalahan karena mungkin menghalangi kita
dalam membuat suatu keputusan yang terbaik bahkan mungkin dapat menghasilkan
suatu keputusan yang buruk. Dalam dunia medis, ketidakpastian mungkin
menghalangi pemeriksaan yang terbaik untuk para pasien dan berperan untuk suatu
terapi yang keliru. Dalam bisnis, ketidakpastian dapat berarti kerugian
keuangan.
Sejumlah teori yang berhubungan
dengan ketidakpastian telah ditemukan, diantaranya probabilitas klasik,
probabilitas Bayes, teori Hartley yang berdasarkan pada himpunan klasik, teori
Shanon yang didasarkan pada peluang, teori Dempester-Shafer dan teori fuzzy
Zadeh. Contoh-contoh klasik system pakar yang sukses yang bergubungan dengan
ketidakpastian adalah MYCIN yang berguna untuk diagnose medis dan PROSPECTOR
untuk eksplorasi mineral.
Suatu penalaran dimana adanya
penambahan fakta baru mengakibatkan ketidakkonsistenan, disebut dengan
“Penalaran Non Monotonis”. Ciri-ciri penalaran tsb sebagai berikut :
· mengandung
ketidakpastian
· adanya
perubahan pada pengetahuan
· adanya
penambahan fakta baru dapat mengubah konklusi yang sudah terbentuk, misalkan S
adalah konklusi dari D, bisa jadi S tidak dibutuhkan sebagai konklusi D + fakta
baru
Contoh aplikasi yang klasik sistem
pakar yang sukses sehubungan dengan ketidakpastian:
· MYCIN
untuk diagnosa medis
· PROPECTOR
untuk ekplorasi mineral
Banyak kemungkinan dan ketidakpastian
menyertai dalam masalah dan solusinya. Ada beberapa sumber dari ketidakpastian,
beberapa diantaranya adalah :
1. Masalah
Beberapa masalah meliputi
factor-faktor yang oleh sifat mereka, tidak pasti atau acak. Sebagai contoh,
dalam pengobatan, penyakit yang sama dapat member gejala yang berbeda untuk
pasien yang lain.
2. Data
Beberapa masalah mungkin memiliki
batasan yang kurang jelas bagi seseorang. Orang yang menghadirkan masalah
mungkin mengetahui beberapa fakta untuk kepastian, menuduh lainnya dan tidak
mengetahui lainnya. Angka-angka dan nilai-nilai dapat tidak tepat, ditebak atau
tidak diketahui.
3. Pakar
Manusia sering dapat memakai
pengetahuan mereka tanpa mengetahui secara eksplisit apa pengetahuan itu
sendiri. Mereka mungkin harus meningkatkan secara detail apa yang mereka
lakukan dan bagaimana dan tampak tak jelas atau bahkan bertentangan dengan dirinya
sendiri.
4. Solusi
Ada beberapa area tertentu dimana
tidak terdapat pakar yang diakui. Pakar sendiri mungkin tidak setuju satu sama
lain dan tak seorangpun dapat memutuskan solusi yang baik. Domain seperti itu
dapat berupa strategi militer.
TEOREMA DAN
PROBABILITAS BAYES
Dalam teori probabilitas dan
statistika, Pengertian Teorema Bayes adalah teorema yang digunakan untuk
menghitung peluang dalam suatu hipotesis, Teorema bayes dikenalkan oleh ilmuan
yang bernama Bayes yang ingin memastikan keberadaan Tuhan dengan mencari fakta
di dunia yang menunjukan keberadaan Tuhan. Bayes mencari fakta keberadaan tuhan
didunia kemudian mengubahnya dengan nilai Probabilitas yang akan dibandingkan
dengan nilai Probabilitas. teorema ini juga merupakan dasar dari statistika
Bayes yang memiliki penerapan dalam ilmu ekonomi mikro, sains, teori permain,
hukum dan kedokteran.
Teorema Bayes akhirnya dikembangkan
dengan berbagai ilmu termasuk untuk penyelesaian masalah sistem pakar dengan
menetukan nilai probabilitas dari hipotesa pakar dan nilai evidence yang
didapatkan fakta yang didapat dari objek yang diagnosa. Teorama Bayes ini
membutuhkan biaya komputasi yang mahal karena kebutuhan untuk menghitung nilai
probabilitas untuk tiap nilai dari perkalian kartesius. penerapan Teorema Bayes
untuk mencari penerapan dinamakan inferens Bayes.
Contoh Soal :
Misalkan kawan Anda bercerita dia
bercakap-cakap akrab dengan seseorang lain di atas kereta api. Tanpa informasi
tambahan, peluang dia bercakap-cakap dengan perempuan adalah 50%. Sekarang
misalkan kawan Anda menyebut bahwa orang lain di atas kereta api itu berambut
panjang. Dari keterangan baru ini tampaknya lebih bolehjadi kawan Anda
bercakap-cakap dengan perempuan, karena orang berambut panjang biasanya wanita.
Teorema Bayes dapat digunakan untuk menghitung besarnya peluang bahwa kawan
Anda berbicara dengan seorang wanita, bila diketahui berapa peluang seorang
wanita berambut panjang.
Misalkan:W adalah kejadian percakapan
dilakukan dengan seorang wanita.L adalah kejadian percakapan dilakukan dengan
seorang berambut panjangM adalah kejadian percakapan dilakukan dengan seorang
pria
Kita dapat berasumsi bahwa wanita
adalah setengah dari populasi. Artinya peluang kawan Anda berbicara dengan
wanita,
Misalkan juga bahwa diketahui 75
persen wanita berambut panjang. Ini berarti bila kita mengetahui bahwa
seseorang adalah wanita, peluangnya berambut panjang adalah 0,75. Kita
melambangkannya sebagai:
Sebagai keterangan tambahan kita juga
mengetahui bahwa peluang seorang pria berambut panjang adalah 0,3. Dengan kata
lain:
Di sini kita mengasumsikan bahwa
seseorang itu adalah pria atau wanita, atau P(M) = 1 - P(W) = 0,5. Dengan kata
lain M adalah kejadian komplemen dari W.
Tujuan kita adalah menghitung peluang
seseorang itu adalah wanita bila diketahui dia berambut panjang, atau dalam
notasi yang kita gunakan, P(W|L). Menggunakan teorema Bayes, kita mendapatkan:
Di sini kita menggunakan aturan
peluang total. Dengan memasukkan nilai-nilai peluang yang diketahui ke dalam
rumus di atas, kita mendapatkan peluang seseorang itu wanita bila diketahui dia
berambut panjang adalah 0,714. Angka ini sesuai dengan intuisi awal kita, bahwa
peluang kawan kita itu bercakap-cakap dengan wanita meningkat.
4.4 ANALISIS TITIK IMPAS
Break event point adalah suatu
keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak mendapat untung maupun
rugi/ impas (penghasilan = total biaya). Sebelum memproduksi suatu produk,
perusahaan terlebih dulu merencanakan seberapa besar laba yang diinginkan.
Ketika menjalankan usaha maka tentunya akan mengeluarkan biaya produksi, maka
dengan analisis titik impas dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa
penjualan yang dilakukan tidak menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu
menetapkan penjualan dengan harga yang bersaing pula tanpa melupakan laba yang
diinginkan. Hal tersebut dikarenakan biaya produksi sangat berpengaruh terhadap
harga jual dan begitu pula sebaliknya, sehingga dengan penentuan titik impas
tersebut dapat diketahui jumlah barang dan harga yang pada penjualan. Analisis
break even sering digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam analisis laporan
keuangan. Dalam analisis laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus ini
untuk mengetahui:
1. Hubungan
antara penjualan, biaya, dan laba
2. Struktur
biaya tetap dan variable
3. Kemampuan
perusahaan memberikan margin unutk menutupi biaya tetap
4. Kemampuan
perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba
dan rugi
Selanjutnya, dengan adanya analisis
titik impas tersebut akan sangat membantu manajer dalam perencanaan keuangan,
penjualan dan produksi, sehingga manajer dapat mengambil keputusan untuk
meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan melakukan prediksi
keuntungan yang diharapkan melalui penentuan
· harga
jual persatuan,
· produksi
minimal,
· pendesainan
produk, dan lainnya
Dalam penentuan titik impas
perlu diketahui terlebih dulu hal-hal dibawah ini agar titik impas dapat
ditentukan dengan tepat, yaitu:
· Tingkat
laba yang ingin dicapai dalam suatu periode
· Kapasitas
produksi yang tersedia, atau yang mungkin dapat ditingkatkan
· Besarnya
biaya yang harus dikeluarkan, mencakup biaya tetap maupun biaya variable.
Penjelasan break
even point
Teknik break even poin analysis atau cost volume profit analysis sering
digunakan dalam menganalisis keuangan perusahaan. Model ini mencoba mencari dan
menganalisis aspek hubungan antara besarnya investasi dan besarnya volume
rupiah yang diperlukan untuk mencapai tingkat laba tertentu.
Dalam perusahaan peranan penjualan sudah jelas yaitu sebagai “generating
income” yaitu sumber pembentukan laba. Kita menginginkan agar penjualan dapat
menutupi biaya total yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variable.
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan.
Beroperasi atau tidak, biaya ini harus dikeluarkan, misalnya biaya penyusutan,
biaya sewa, biaya gaji, dan lain lain. Sebaliknya semakin banyak volume kegiatan
atau produksi semakin rendah biaya per unit biaya variable adalah biaya yang
jumlahnya tergantung pada volume kegiatan. Jika ada kegiatan pasti ada biaya
variable ini. Semakin banyak volume kegiatan maka semakin banyak biaya
variable. Namun biaya per unit relative sama. Misalnya biaya bahan, gaji tenaga
kerja langsung, komisi penjualan, dll. Pengetahuan terhadap biaya inisangat
penting dalam melakukan analisis break even.
Break even berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba dan
juga tidak mengalami rugi, artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan produksi itu dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya(
biaya tetap dan biaya variable) sama dengan total penjualan, sehingga tidak
terjadi laba dan juga kerugian.
C.Rumus BEP
Pengetahuan akan angka break even ini sangatlah penting dalam melakukan
analisis keuangan, maupun dalam perencanaan laba dan pengambilan keputusan.
Perhitungan break even inidapat dijelaskan melalui contoh sebagai berikut:
Misalkan biaya tetap(fixed cost) Rp 40.000,-, biaya ini dikeluarkan kendatipun
tidak ada penjualan. Biaya variable Rp 1,2 per unit artinya berap unit yang
dijual biaya variabelnya dikalikan Rp 1,2. Bertambah besar volume penjualan
bertambah besar pula biaya variable. Penjualan per unit dimisalkan Rp 2.
Dari data ini dapat kita cari break
even sebagai berikut:
Penjualan adalah harga x Volume
(unit)
Sales = Price x
Quantity
S
= P . Q
S
=Rp 2 . Q
P menggambarkan harga per unit, Q
menggambarkan volume penjualan dalam unit, sedangkan S menggambarkan nilai
total penjualan (sales).
Total biaya adalah biaya tetap +
biaya variable
TC
= FC + VC
Jika FC = Rp 40.000,- maka :
TC
= 40.000+ 1,2.Q
Dari rumusan ini kita dapat membuat
rumus break even.
a. Rumus
break even point
Kalau kita ingin mengetahui total
cost atau total penerimaan dari penjualan maka yang diperlukan hanya volume
penjualan dalam unit (Q). setiap jumlah Q akan kita dapat menghitung sales,total
cost, dan juga laba/rugi.
Namun dalam BEP yang menjadi pegangan
bagi kita adalah titik dimana perusahaan tidak mengalami laba dan tidak
mengalami rugi atau istilah lainnya titik IMPAS.
Titik impas ini terjadi apabila:
TR
(Sales) = P. Q
TC
= FC + VC
Jadi pada titik break even:
Harga x Kuantitas Penjualan
= biaya tetap + biaya
variable
P .
Q
= FC+ VC
P
.Q
= FC + (V . Q )
(P. Q) – (V.
Q)
= FC
Q (P-V)
= FC
V= harga variable cost per unit
Jadi :
Q= FC / (P-V)
Dalam rumus dan contoh di atas maka
break even dapat kita hitung sebagai berikut:
Q
= =
Q
= 50.000
b. Metode
sederhana
Dari hasil perhitungan ini dapat
diketahui bahwa jumlah yang harus dijual kalau perusahaan berada pada titik
impas (break even) adalah 50.000 unit.
Perhitungan dengan cara lain dapat
dilihat dari table sebagai berikut:
Harga penjualan adalah Rp 2/unit.
Biaya variable Rp 1,2
Biaya tetap Rp 40.000,-
Jumlah
unit
1
|
Harga
penjualan
2(1x2)
|
Biaya
Tetap
3
|
Biaya
variable
4.(1x1,2)
|
Total
Biaya
5(3x4)
|
Laba
6(2-5)
|
30.000
|
60.000
|
40.000
|
36.000
|
76.000
|
(16.000)
|
40.000
|
80.000
|
40.000
|
48.000
|
88.000
|
(8.000)
|
50.000
|
100.000
|
40.000
|
60.000
|
100.000
|
Break
even
|
60.000
|
120.000
|
40.000
|
72.000
|
112.000
|
8.000
|
70.000
|
140.000
|
40.000
|
84.000
|
124.000
|
16.000
|
100.000
|
200.000
|
40.000
|
120.000
|
160.000
|
40.000
|
Dari table ini dapat dilihat
bahwa titik break even adalah pada jumlah volume penjualan sebesar 50.000 unit.
Ini berarti bahwa apabila penjualan
perusahaan 50.000 unit maka perusahaan berada dalam posisi tidak mendapat laba
dan tidak mengalami rugi. Oleh karena itu kalau ingin beruntung maka usahakan
agar penjualan di atas break even tersebut.
D. Kegunaan Lain dari BEP
Break even analysis sangat bermanfaat
dalam mengetahui hubungan antar cost, volume, harga, dan laba. Misalnya kita
ingin mencapai laba tertentu maka kita akan dapat mengetahui berapa unit barang
yang harus kita jual.
Apabila misalnya dalam contoh diatas
kita ingin laba Rp 8.000,- maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
Pertama jika tidak ada laba rumusnya:
P x
Q = FC + VC
Kalau kita ingin laba Rp 8.000,- maka
rumusnya :
P x
Q = FC + VC + 8.000
2
Q = 40.000+
1,2 Q+ 8.000
0,8Q
=48.000
Q
= 60.000 unit.
Untuk mendapatkan laba sebesar Rp
8.000,- maka kita harus dapat menjual 60.000 unit atau volume penjualan harus
Rp 120.000,-. Rumus ini bisa juga dipakai dengan harga per unit, dengan
menggunakan rumus tersebut di atas.
Misalnya kita ingin mendapat laba
sebesar Rp 8.000,- tapi menurut manajer penjualan kita hanya dapat menargetkan
penjulaan sebanyak 50.000 unit saja. Jadi berapa harga per unit yang dapat kita
jual (agar keuntungan sebesar Rp 8.000 dengan penjualan sebanyak 50.000 unit) ?
Untuk itu gunakan kembali rumusan
yang sebelumnya:
P.Q
= FC + VC+ 8.000
P. 50.000 = 40.000+ 0,8(50.000)
+8.000
50.000 P = 8.000
P
= 1,76
Jadi jika kita ambil laba Rp 8.000
dan jumlah unit yang dijual hanya 50.000 unit, maka harga yang dapat kita ambil
adalah sebesar Rp 1,76. Kalau P= 1,76 maka laba dapat dihitung sebagai berikut:
Sales (TR) 50.000 x 1,76 = Rp 88.000,-
Biaya:
Biaya tetap = Rp 40.000,-
Biaya variable
50.000 x 0,8 =
Rp 40.000,-
Total biaya = Rp 80.000,-
Laba =
Rp 8.000,-
E. Kelemahan Penggunaan BEP
Dalam pemakaian analisis ini kita
harus menyadari keterbatasan yang dikandung model ini. Kelemahan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Asumsi
yang menyebutkan harga jual konstan padahal kenyataannya harga ini
kadang-kadang harus berubah sesuai dengan kekuatan permintaan dan penwaran di
pasar. Untuk menutupi kelemahan itu, maka harus dibuat analisis sensitivitas
untuk harga jual yang berbeda.
2. Asumsi
terhadap cost
Penggolongan biaya tetap dan biaya
variable juga mengandung kelemahan. Dalam keadaan tertentu untuk memenuhi
volume penjualan , biaya tetap mau tidak mau harus berubah karena pembelian
mesin-mesin atau peralatan baru guna meningkatkan volume produksi untuk
penjualan. Begitu pula pada perhitungan biaya variable per unit mengalami
perubahan karena pada saat tertentu dapat terjadi kenaikan harga bahan baku
sehingga menaikkan biaya produksi perusahaan.
3. Jenis
barang yang dijual tidak selalu satu jenis
4. Biaya
tetap juga tidak selalu tetap pada berbagai kapasitas
5. Biaya
variable juga tidak selalu berubah sejajar dengan perubahan volume penjualan.
Namun begitu,asumsi-asumsi terhadap
analisis titik impas seperti asumsi terhadap biaya yang dianggap tetap,
kapasitas produksi serta tingkat penjualan dengan jumlah dan harga yang juga
diasumsikan tetap, maupun biaya variable yang disumsikan berubah sebanding
dengan perubahan volume penjualan perlu dilakukan karena untuk dapat membuat
suatu model analisis mau tidak mau perlu adanya asumsi yang mendasari
perhitungan tersebut, agar perhitungan yang dilakukan dapat menghasilkan
hal-hal yang ingin kita prediksi. Kelemahan-kelemahan yang terjadi merupakan
resiko dari prediksi yang dilakukan sehingga dalam pengambilan keputusan
melalui analisis titik impas tetap perlu adanya kehati-hatian dari manajer guna
menghindari kesalahan yang berakibat pada kerugian usaha.
F. ANALISIS SENSITIVITAS (SENSITIVITY ANALYSIS)
·
Merupakan suatu analisis untuk dapat
melihat pengaruh2 yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah
·
Tujuan Analisis Sensitivitas :
1. Memperbaiki cara pelaksanaan proyek/bisnis
yang sedang dilaksanakan
2. Memperbaiki design proyek/bisnis sehingga dapat
meningkatkan NPV
3. Mengurangi resiko kerugian dgn menunjukkan beberapa tindakan pencegahan yang harus diambil
3. Mengurangi resiko kerugian dgn menunjukkan beberapa tindakan pencegahan yang harus diambil
Proyek pertanian sangat sensitif (berubah-ubah)
akibat 4 hal, yaitu :
1. Harga Output (apabila penetapan harganya berbeda dengan kenyataan yang terjadi)
2. Keterlambatan pelaksanaan (keterlambatan inovasi teknologi, pemesanan dan penerimaan teknologi)
1. Harga Output (apabila penetapan harganya berbeda dengan kenyataan yang terjadi)
2. Keterlambatan pelaksanaan (keterlambatan inovasi teknologi, pemesanan dan penerimaan teknologi)
3. Kenaikan Biaya
(Input) Umumnya proyek sangat sensitif terhadap perubahan biaya terutama biaya konstruksi
4. Hasil (memperkirakan hasil, gangguan hama/penyakit, gamgguan musim)
(Input) Umumnya proyek sangat sensitif terhadap perubahan biaya terutama biaya konstruksi
4. Hasil (memperkirakan hasil, gangguan hama/penyakit, gamgguan musim)
Perubahan keempat variabel tersebut
akan mempengaruhi komponen Cashflow (inflow ataupun outflow) yang pada akhirnya
akan mempengaruhi Net benefit dan mengubah kriteria investasi.
Cara melakukan Analisis Sensitivitas
Kita memilih sejumlah nilai yang dengan nilai tersebut kita melakukan perubahan terhadap masalah yg dianggap penting pada analisis proyek & kemudian menentukan pengaruh perubahan tsb terhadap daya tarik proyek.
Kita memilih sejumlah nilai yang dengan nilai tersebut kita melakukan perubahan terhadap masalah yg dianggap penting pada analisis proyek & kemudian menentukan pengaruh perubahan tsb terhadap daya tarik proyek.
Sejumlah nilai tersebut berdasarkan data-data yang
tersedia (ada dasarnya)
Misalnya,
1. perubahan kenaikan biaya 10 persen karena ……
2. perubahan penurunan produksi sebesar 30 % karena hama penyakit,
1. perubahan kenaikan biaya 10 persen karena ……
2. perubahan penurunan produksi sebesar 30 % karena hama penyakit,
3. Dll
NPV proyek irigasi pada DF 12 % adalah Rp 8.14 ribu
juta rupiah
IRR = 20 + 5((0.29/(0.29-(-0.85))
= 21 persen
IRR = 20 + 5((0.29/(0.29-(-0.85))
= 21 persen
NPV pada DF 12 % = Rp 2.37 ribu juta
IRR = 15 + 5(0.14/1.96)
= 15 %
IRR = 15 + 5(0.14/1.96)
= 15 %
4.5 ANALISIS SENSITIVITAS
Pengertian Analisis Sensitivitas
Apabila permasalahan dalam program
linear telah diselesaikan dan telah menghasilkan solusi optimal belum berarti
permasalahan telah selesai. Masih terdapat kemungkinan-kemungkinan yang dapat
terjadi sebagai akibat dari perubahan-perubahan pada bagian tertentu.
Misalnya perubahan pada pembatas
(kapasitas) kendala, koefisien pada kendala, koefisien fungsi tujuan,
penambahan variabel baru, dan penambahan kendala baru. Semua perubahan tersebut
tentunya berpengaruh terhadap hasil solusi optimum yang telah ada.
Salah satu perubahan dapat terjadi
tentunya proses eksekusi tahapan dalam metode simpleks akan kita lakukan
kembali. Kondisi demikian tentu memberikan waktu yang lama dan pekerjaan
dimulai dari awal kembali. Untuk mengatasi perubahan yang demikian maka
diperlukan suatu analisis yang digunakan agar proses perhitungan tidak
dilakukan dari awal apabila terjadi perubahan-perubahan seperti yang telah
disebutkan di atas.
Alat analisis yang dapat digunakan
adalah dengan menggunakan pendekatan analisis sensitivitas. Pendekatan ini
digunakan tanpa mengulang proses eksekusi dari awal akan tetapi persyaratan
yang harus dipenuhi adalah tersedianya data tabel simpleks optimum.
Pada prinsipnya terdapat beberapa
perubahan yang mungkin terjadi yang dapat dijawab melaui analisis sensitivitas,
yaitu :
Perubahan pada koefisien fungsi
tujuan, baik pada koefisien dasar atau bukan dasar dan pengaruhnya terhadap
variabel dual.
Perubahan pada kendala, baik pada
kapasitas atau koefisien.
Penambahan variabel keputusan baru.
Penambahan kendala/batasan baru.
4.6 ANALISIS SEBUAH USULAN INVESTASI PROYEK
Pengertian Investasi
Investasi merupakan penanaman dana
yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu aset (aktiva) dengan
harapan memperoleh pendapatan di masa yang akan datang. Di lihat dari jangka
investasi waktunya, investasi dibedakan menjadi 3 macam yaitu investasi jangka
pendek, investasi jangka menengah, dan investasi jangka panjang. Sedangkan
dilihat dari segi aktivanya, investasi dibedakan ke dalam investasi pada aktiva
rill dan investasi pada aktiva non-rill (aktiva finansial). Investasi pada
aktiva rill misalnya investasi dalam tanah, gedung, mesin, dan
peralatan-peralatan. Adapun invesatsi investasi pada aktiva non-rill misalnya
investasi berjangka panjang untuk aktiva rill.
B. Menaksir
aliran kas
1. Beberapa
Pertimbangan dalam Menaksir Aliran Kas.
Dalam analisis keputusan investasi,
ada beberapa langkah yang akan dilakukan:
· Menaksir aliran kas
dari investasi berikut.
·
Menghitung biaya modal rata-rata
tertimbang.
·
Mengevaluasi investasi tersebut
dengan kriteria investasi seperti pay-back period, NPV, dan IRR.
·
Mengambil keputusan, apakah investasi
diterima atau tidak.
Dalam menaksir aliran kas, ada
beberapa hal yang harus dipertimbangkan:
a. Aliran
Kas Versus Keuntungan Investasi
Fokus dari manajemen keuangan dan
analisis investasi adalah kas, bukannya keuntungan investasi. Keuntunga
investasi tidak selalu berarti aliran kas. sebagai contoh penjualan sebagian
barangkali merupakan kredit, sehingga belum ada kas yang masuk. Item biaya
tertentu seperti depresiasi, juga tidak melibatkan kas. dalam perhitungan
depresiasi, tidak ada aliran kas yang berpindah tangan. Contoh perhitungan ini
menunjukkan perbedaan antara aliran kas dengan keuntungan akuntansi.
Perbandingan Basis Cash Flow dengan Laporan Laba-Rugi Akuntasi
Laporan
Laba-Rugi
|
Kas
Masuk/Keluar
|
|
Penjualan
|
Rp.150.000,00
|
Rp.150.000,00
|
Biaya
tunai (kas) Rp.70.000,00
|
Rp.120.000,00
|
(Rp.70.000,00)
|
Depresiasi
Rp.50.000,00
|
-
|
|
Laba
sebelum pajak
|
Rp.30.000,00
|
|
Pajak
(40%)
|
Rp.12.000,00
|
Rp.12.000,00
|
Laba
setelah pajak
|
Rp.18.000,00
|
Rp.68.000,00
|
Aliran kas = Laba setelah pajak +
depresiasi
=18.000 + 50.000
=68.000
Cara yang langsung bisa di lakukan
dengan mengidentifikasi item-item mana yang termasuk kas masuk dan mana yang
termasuk kas keluar. Sebagai contoh, jika penjualan dilakukan dengan kredit,
maka sebagaian penjualan akan menjadi kas pada bulan ini (atau tahun ini),
sebagaian lagi akanmenjadi kas pada bulan (tahun) depan.
b. Incremental
cash Flow
Aliran kas yang akan kita
perhitungkan adalah aliran kas yang muncul karena keputusan menjalankan
investasi yang sedang di pertimbangkan. Aliran kas yang tidak relevan tidak
akan masukn dalam analisis. Aliran kas yang relevan tersebut sering diberi nama
sebagai incremental cash flow. Contoh aliran kas yang tidak relevan
adalah sunk cost. Sunk cost adalah biaya yang sudah tertanam, dan
sudah hilang. Contoh sunk cost adalah biaya fesibility
study (studi kelayakan), biaya riset pemasaran.
Biaya kesempatan (opportunity cost)
adalah item lain yang perlu di perhatikan. Sebagi contoh, jika suatu usulan
investasi dilakukan, investasi tersebut akan menggunakan gudang. Gudang
tersebut sebenarnya tidak bisa disewakan, dengan demikian biaya sewa yang
hilang tersebut harus dimasukkan sebagai elemen biaya.
c. Fokus
pada Keputusan Investasi
Dalam analisis investasi, fokus kita
adalah ada pada aliran kas yang di hasilkan melalui keputusan investasi. Aliran
kas hasil dari keputusan pendanaan harus di hilakna dari analisis. Alasan
lainnya adalah keputusan pendanaan masuk ke dalam perhitungan
tingkat discount rate yang di pakai (WACC atau weighted average
cost of capital). Jika bunga juga dimasukkan ke dalam perhitungan aliran kas
(sebagai pengurang aliran masuk), maka akan terjadi proses double
counting. Perhitungan aliran kas yang mengeluarkan efek bunga (pendanaan)
adalah:
Aliran kas = Laba bersih + Depresiasi
+ {(1-tingkat pajak) x bunga}
4.7 ESTIMASI OPTIMIS PESIMIS
Satu hal yang perlu diingat ketika
penjualan peramalan adalah bahwa jika Anda berencana untuk bekerja dengan bank
untuk pembiayaan, Anda akan ingin melakukan perkiraan yang beragam, jadi lebih
percaya perkiraan penjualan. Bagaimana Anda melakukan ini?
1. Penjualan Peramalan Metode
Untuk jenis bisnis Anda, apa yang
rata-rata penjualan per kaki persegi untuk toko serupa di lokasi yang sama dan
ukuran yang sama? Ini bukan jawaban akhir untuk peramalan penjualan yang
memadai, karena bisnis baru tidak akan mencapai target itu mungkin untuk satu
tahun. Namun pendekatan ini jauh lebih ilmiah dari gambar 2 persen umum berdasarkan
pendapatan rumah tangga.
2. Penjualan Peramalan Metode
Untuk lokasi tertentu Anda, berapa
banyak rumah tangga yang membutuhkan barang Anda hidup dalam mengatakan, satu
mil? Berapa banyak yang akan mereka gunakan untuk barang-barang setiap tahun,
dan berapa persen pengeluaran mereka akan Anda dapatkan, dibandingkan dengan
pesaing? Lakukan yang sama untuk dalam waktu lima mil (dengan angka penjualan
yang lebih rendah perkiraan). (Gunakan jarak yang masuk akal untuk lokasi
Anda.)
3. Penjualan Peramalan Metode
Jika Anda menawarkan mengatakan, tiga
jenis barang ditambah dua jenis layanan biaya tambahan, estimasi pendapatan
untuk penjualan masing-masing lima produk / jasa baris. Buat perkiraan di mana
Anda pikir Anda akan berada di enam bulan (seperti “kita harus menjual lima
barang-barang sehari, ditambah tiga ini, ditambah dua ini.”) Dan menghitung
penjualan kotor per hari. Lalu kalikan dengan 30 pada bulan tersebut.
Sekarang skala proporsional dari
bulan satu ke bulan enam, yaitu, membangun dari tidak ada penjualan (atau
beberapa penjualan) untuk enam bulan tingkat penjualan. Sekarang
melaksanakannya dari enam bulan sampai dengan 12 untuk mengetahui perkiraan
penjualan yang lengkap tahunan.
Jangan Hanya Apakah Satu Penjualan
Forecast
Daripada peramalan penjualan tahunan
sebagai tokoh tunggal, gunakan satu atau dua dari peramalan penjualan metode di
atas dan menghasilkan tiga angka: pesimis, optimis, dan realistis. Kemudian
pasang angka dalam berdasarkan bulan, karena tergantung pada bisnis Anda, mungkin
ada variasi BESAR berdasarkan bulan. (Beberapa perusahaan ritel melakukan 50
persen dari penjualan kotor mereka sekitar Natal, dari akhir Oktober sampai
akhir Desember, misalnya, namun hampir tidak mendapatkan pada bulan Juni sampai
Agustus.)
Sertakan Beban di Peramalan Penjualan
Anda
Sekarang dimasukkan ke dalam
pengeluaran Anda per bulan, termasuk pembelian besar dengan musim (atau namun
Anda membeli bahan / barang). Ingat, Anda dapat membeli bahan atau persediaan
dalam mengatakan, Juli, untuk Natal, namun tidak mendapatkan semua penerimaan
Anda sampai 45 hari setelah Natal. Terdapat implikasi kas besar aliran. Juga,
akan Anda akan membeli kendaraan? Peralatan modal? Pastikan untuk menunjukkan
beban penyusutan.
Dalam pengeluaran Anda, dimasukkan ke
dalam penyisihan kredit macet. Gambar berapa banyak penjualan Anda secara
tunai, berapa banyak dengan kartu kredit, berapa banyak oleh memperluas kredit
Anda. Dikurangi mengatakan empat persen atau lebih untuk biaya kartu kredit
untuk penjualan tersebut dengan kartu kredit. Untuk biaya gaji, dimasukkan ke
dalam pembayaran pajak PPh diperkirakan kuartalan yang harus dibayar kepada
pemerintah.
Jika Anda pergi ke bank untuk
pembiayaan, dapat menjawab pertanyaan seperti, apakah Anda membuat penyisihan
rekening kas cadangan, selama berbulan-bulan lambat Anda, tetapi juga dalam
kasus ini Anda harus cepat mengganti kendaraan atau peralatan? Anda berkata
Anda akan menagih x dolar untuk produk Anda, tetapi apa yang terjadi ketika
pesaing Anda memotong harga sebesar 33 persen dan masih membuat keuntungan?
Bagaimana secara khusus akan Anda
mengembangkan bisnis Anda – menjual lebih kepada pelanggan yang ada, menjual
produk yang ada untuk pelanggan baru, menjual produk baru kepada pelanggan yang
ada, dan menjual produk baru untuk menarik pelanggan baru? Mereka akan ingin
melihat apakah Anda punya rencana yang nyata.
Ingat bahwa hal itu dapat diterima
(dan realistis) memiliki proyeksi arus kas negatif untuk bulan-bulan awal
periode proyeksi arus kas Anda.
Penjualan Peramalan Ringkasan
Saya kira Anda dapat melihat bahwa
bukan memperkirakan salah satu tokoh besar penjualan pada tahun dimana
penjualan peramalan, jadwal bulanan lebih realistis pendapatan dan beban
memberikan informasi jauh jauh lebih yang menjadi dasar keputusan. Itulah yang
“pembukuan” dirancang untuk melakukan: memberikan informasi ANDA Anda dapat
membuat keputusan yang baik pada.
Jadi pada dasarnya, Anda
mempersiapkan tiga proyeksi arus kas, di mana Anda memvariasikan persentase
dari penjualan atau tokoh lain untuk sampai pada tiga skenario yang berbeda:
pesimis, optimis, dan realistis. Pandangan pesimis harus menjadi “kasus
terburuk” situasi; rencana untuk memiliki cukup modal dan kesabaran untuk
melewati skenario itu. Jika ternyata bahwa hasil sebenarnya lebih baik dari itu
– besar!
4.8 TINGKAT MARR
YANG MEMPERHITUNGKAN RESIKO
Metode-Metode Evaluasi Proyek
Keputusan investasi merupakan
keputusan manajemen keuangan yang paling penting di antara ketiga keputusan
jangka
panjang yang diambil manajer keuangan. Disebut penting, karena selain penanaman modal pada bidang usaha yang membutuhkan modal yang besar, juga keputusan tersebut mengandung risiko tertentu, serta langsung berpengaruh pada nilai perusahaan.
panjang yang diambil manajer keuangan. Disebut penting, karena selain penanaman modal pada bidang usaha yang membutuhkan modal yang besar, juga keputusan tersebut mengandung risiko tertentu, serta langsung berpengaruh pada nilai perusahaan.
Pada umumnya, langkah-langkah yang
perlu dilakukan dalam pengambilan keputusan investasi adalah sebagai berikut:
1. Adanya usulan investasi (proposal investasi).
1. Adanya usulan investasi (proposal investasi).
2. Memperkirakan arus kas (cash flow) dari usulan investasi tersebut.
3. Mengevaluasi profitabilitas investasi dengan menggunakan beberapa metode penilaian
kelayakan investasi.
4. Memutuskan menerima atau menolak usulan investasi tersebut.
Untuk menilai profitabilitas rencana
investasi dikenal dua macam metode, yaitu metode konvensional dan metode
non-konvensional (discounted cash flow). Dalam metode konvensional dipergunakan
dua macam tolok ukur untuk menilai profitabilitas rencana investasi, yaitu
payback period dan accounting rate of return, sedangkan dalam metode
non-konvensional dikenal tiga macam tolok ukur profitabilitas, yaitu Net
Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return
(IRR).
NET PRESENT VALUE
(NPV)
NPV merupakan selisih antara
pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social
opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain
merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang
didiskontokan pada saat ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang
perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan
manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan. Jadi perhitungan NPV
mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan.
Menurut Kasmir (2003:157)
Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan
antara PV kas bersih dengan PV Investasi selama umur investasi. Sedangkan
menurut Ibrahim (2003:142) Net Present Value (NPV) merupakan net
benefit yang telah di diskon dengan menggunakan social
opportunity cost of capital (SOCC) sebagai discount factor.
Pada tabel berikut ditunjukkan arti
dari perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan dilakukan.
Langkah menghitung
NPV:
(1) Tentukan nilai sekarang dari
setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar, yang didiskontokan pada
biaya modal proyek,
(2) Jumlahkan arus kas yang
didiskontokan ini, hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek,
(3) Jika NPV adalah positif, maka
proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif, maka proyek itu harus
ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif adalah mutually exclusive,
maka salah satu dengan nilai NPV terbesar harus dipilih .
NPV sebesar nol menyiratkan bahwa
arus kas proyek sudah mencukupi untuk membayar kembali modal yang
diinvestasikan dan memberikan tingkat pengembalian yang diperlukan atas modal
tersebut. Jika proyek memiliki NPV positif, maka proyek tersebut menghasilkan
lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk menutup utang dan memberikan
pengembalian yang diperlukan kepada pemegang saham perusahaan.
Keunggulan NPV = menggunakan konsep
nilai waktu uang (time value of money).
–> Maka sebelum
penghitungan/penentuan NPV hal yang paling utama adalah mengetahui atau
menaksir aliran kas masuk di masa yang akan datang dan aliran kas keluar.
Di dalam aliran kas ini, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan :
(1) Taksiran kas
haruslah didasarkan atas dasar setelah pajak,
(2) Informasi terebut
haruslah didasarkan atas “incremental” (kenaikan atau selisih) suatu proyek.
Jadi harus diperbandingkan adanya bagaimana aliran kas seandainya dengan dan
tanpa proyek. Hal ini penting sebab pada proyek pengenalan produk baru,
bisa terjadi bahwa produk lama akan “termakan” sebagian karena kedua
produk itu bersaing dalam pemasaran,
(3) Aliran kas ke luar haruslah tidak memasukkan unsur bunga, apabila
proyek itu direncanakan akan dibelanjai/didanai dengan pinjaman. Biaya bunga
tersebut termasuk sebagai tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of
return) untuk penilaian proyek tersebut. Kalau kita ikut memasukkan unsur bunga
di dalam perhitungan aliran kas ke luar, maka akan terjadi penghitungan ganda.
4.9 PENURUNAN UMUR
PROYEK
Pemaparan mengenai definisi manajemen
proyek, membawa kita pada suatu penegasan kesimpulan bahwa manajemen proyek
merupakan fungsi yang dilaksanakan oleh manajer proyek. Manajemen proyek dengan
demikian sangat berhubungan dengan usaha-usaha melalui orang lain yang
ditujukan untuk mencapai sasaran tertentu dengan jalan mempergunakan
sumber-sumber yang terlibat dalam pembuatan keputusan.
Tampaknya hal yang sudah pasti
berkenaan dengan manajemen proyek adalah bahwa manajemen proyek lebih dapat
didefinisikan sebagai suatu proses, yakni sebagai suatu rangkaian tindakan,
kegiatan, atau pekerjaan yang mengarah kepada beberapa sasaran tertentu.
Definisi manajemen proyek tersebut mengakui juga bahwa proses itu dilaksanakan
oleh lebih dari satu orang dalam organisasi proyek dan pencapaian tujuan
dilakukan melalui bantuan orang lain.
Definisi manajemen proyek yang
dikembangkan di sini didasarkan pada asumsi bahwa kewajiban memanajemeni itu
muncul kapan saja pekerjaan proyek dibagi-bagi dalam pekerjaan khusus dan
dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dalam keadaan semacam itu,
pekerjaan-pekerjaan khusus tersebut harus di koordinasi dan keharusan inilah
yang menimbulkan kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan manajerial, yakni
proses manajerial
James A.F. Stoner (1982)
mengklasifikasikan tingkatan manajemen (Level of Management) sebagai berikut :
By their level in organization.
By the range of organizational
activities for which they are responsible.
Adakalanya tingkat manajemen
diklasifikasikan atas :
Manajemen puncak.
Manajemen puncak-menengah.
Manajemen menengah.
Manajemen menengah operasional.
Manajemen operasional.
James A.F. Stoner (1986) menentukan
tiga jenis dasar keterampilan manajerial yaitu : keterampilan teknik (technical
skill), keterampilan manusiawi (human skill), keterampilan konseptual
(conceptual skill). Fayol mengemukakan empat belas prinsip-prinsip manajemen,
yaitu :
Devision of York.
Authority and Responsibility.
Discipline.
Unity of Command.
Unity of Direction.
Subordination of individual to
general interest.
Remuneration.
Centralization.
Scalar chain atau hierarchy.
Order.
Equity.
Stability of tenure.
Initiative.
Esprit de corp.
Fayol mengatakan: “Prinsip-prinsip
tersebut bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan menurut kebutuhan. Persoalan
bagaimana menggunakan prinsip-prinsip tersebut merupakan seni yang sulit karena
memerlukan intelegensi, pengalaman, pengambilan keputusan dan pertimbangan
(Kast dan Rosenzwight, 1983). Sedangkan mengenai sumber daya manajemen menurut
George R Terry antara lain adalah :
Men
Materials
Methods
Money
Market
Calvert menggambarkan daur proses
manajemen, yang sekaligus memperlihatkan hubungan antar fungsi manajemen, yang
menciptakan mekanisme dan dinamika manajemen.
Fungsi-fungsi Manajemen Proyek
Fungsi manajemen proyek mengacu pada
fungsi manajemen secara umum. Sebagai pedoman dalam modul ini fungsi manajemen
didasarkan pada pendapat George R. Terry. George R. Terry memberikan empat
fungsi fundamental dari manajemen, yakni :
Planning
Organizing
Actuating
Controlling
Arti penting perencanaan proyek
adalah karena perencanaan merupakan proses pemikiran kreatif dan penentuan
secara matang mengenai hal-hal berkenaan dengan keputusan-keputusan proyek yang
akan dilakukan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan proyek
yang telah ditentukan sebelumnya.
Untuk mencapai tujuan perencanaan
proyek secara efektif, perlu diperhatikan unsur-unsur perencanaan proyek
sebagai berikut :
a. Tujuan (objectives), yaitu
perumusan secara jelas dan terperinci mengenai sasaran yang akan dicapai;
b. Kebijakan (policy), yaitu
garis-garis besar cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan/sasaran yang
telah ditetapkan;
c. Prosedur (procedure), yaitu
pembagian tugas serta hubungan-hubungan ke atas dan kesamping antara
pelaksana-pelaksana perencanaan;
d. Evaluasi kemajuan, yaitu penentuan
norma-norma dan standar untuk mengukur kemajuan, secara kuantitatif, kualitatif
dan unsur waktu;
e. Program, yaitu keseluruhan rencana
dan urutan-urutan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Fungsi pengorganisasian proyek
memadukan seluruh sumber-sumber yang ada dalam organisasi, baik sumber daya
manusia maupun sumber daya lainnya ke arah tercapainya tujuan proyek. Melalui
pengorganisasian, seluruh sumber proyek (project resources) baik berupa manusia
maupun non manusia diatur dan dipadukan sedemikian rupa agar tujuan proyek
tercapai secara efektif dan efisien. Pengorganisasian (organizing) lebih
menunjuk pada process of organization, yaitu kegiatan penyusunan atau
pengalokasian pekerjaan, orang-orang dan benda-benda agar dapat didayagunakan
untuk pencapaian tujuan organisasi.
Fungsi penggerakan proyek merupakan
gerak pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan perencanaan proyek dan
pengorganisasian. Penekanan dari fungsi penggerakan proyek adalah penciptaan
kerja sama antara anggota-anggota kelompok serta pada peningkatan semangat
kerja keseluruhan anggota untuk tercapainya tujuan proyek.
Pengawasan sebagai salah satu fungsi
manajemen diperlukan terutama untuk menjawab pertanyaan apakah kegiatan-kegiatan
yang sedang berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan proyek diartikan sebagai usaha menentukan apa yang sedang
dilaksanakan dengan cara menilai hasil/prestasi yang dicapai dan kalau terdapat
penyimpangan dari standar yang telah ditentukan, maka segera diadakan usaha
perbaikan, sehingga semua hasil/prestasi proyek yang dicapai sesuai dengan
rencana.
Jenis atau bentuk pengawasan dapat
dibedakan menurut :
1. Pengawasan menurut locus
Menurut lokusnya maka dibedakan antara
pengawasan intern dan pengawasan ekstern. Pengawasan ekstern adalah pengawasan
yang dilakukan oleh pihak luar organisasi.
2. Pengawasan menurut aktor.
Pengawasan dapat juga dibedakan
menurut aktor atau siapa yang melaksanakan. Pertama, pengawasan oleh kelompok
pemeriksa fungsional dan kedua pengawasan individual atau personal.
3. Pengawasan menurut bidang
Jenis atau bentuk pengawasan dapat
dibedakan menurut bidang yang diawasi, misalnya : anggaran belanja (budgetary
and non budgetary financial control), produksi, pembiayaan, kualitas, pemasaran
dan sebagainya.
Ruang Lingkup
Proyek
Proyek merupakan suatu kesatuan
kegiatan yang dilaksanakan untuk menghasilkan suatu hasil atau sasaran tertentu
dalam suatu jangka waktu yang telah ditentukan. Kegiatan tersebut diusahakan
melalui penyediaan sumber-sumber dana, manusia dan peralatan.
Proyek merupakan suatu rangkaian
aktivitas yang dapat direncanakan, yang di dalamnya menggunakan sumber-sumber
(inputs) misalnya uang dan tenaga kerja, untuk mendapatkan manfaat (benefits)
atau hasil (return) di masa yang akan datang. Aktivitas semacam ini mempunyai
saat mulai (starting point) dan saat berakhir (ending point).
Proyek publik adalah kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah dalam ekonomi, dengan menggunakan dana anggaran belanja,
yang akhirnya tidak lain merupakan kontribusi warga negara sebagai pembayar
pajak.
Program dapat dipahami sebagai
serangkaian kegiatan-kegiatan, proyek-proyek, proses-proses atau pelayanan/
jasa-jasa yang terorganisasi dan diarahkan untuk pencapaian suatu tujuan
khusus.
Tujuan proyek adalah hasil-hasil yang
diharapkan akan dicapai oleh proyek dan program pembangunan. Tujuan ini dapat
disusun secara bertingkat (hierarki) menjadi dua tahap atau lebih, misalnya
tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah, dan jangka panjang, atau dari
suatu tujuan yang lebih rendah tingkatannya menuju suatu tujuan yang lebih
tinggi tingkatannya, dan seterusnya.
Output proyek (hasil) yang
dimaksud adalah produk atau jasa tertentu yang diharapkan dapat dihasilkan oleh
suatu kegiatan dari input yang tersedia, untuk mencapai tujuan proyek/program.
Sedangkan effect proyek (pengaruh langsung) adalah hasil yang
diperoleh dari penggunaan outputproyek. Dan dampak (impact) proyek ialah
hasil yang diperoleh dari efek proyek.
Monitoring (Pemantauan) meliputi
kegiatan mengamati/ meninjau kembali/mempelajari dan kegiatan menilik
(mengawasi), yang dilakukan secara terus menerus atau berkala oleh pengelola
proyek di setiap tingkatan pelaksanaan kegiatan, untuk memastikan bahwa pengadaan/penggunaan
input, jadwal kerja, hasil yang ditargetkan dan tindakan-tindakan lainnya yang
diperlukan berjalan sesuai dengan rencana.
Manfaat, Biaya dan Umur Proyek
Ada 3 manfaat proyek yaitu
Manfaat langsung (direct benefits)
Manfaat tak langsung (indirect
benefits)
Manfaat tak kentara (intangible
benefits).
Manfaat langsung dari suatu proyek
maksudnya adalah kenaikan nilai hasil produksi barang atau jasa atau penurunan
biaya sebagai akibat langsung dari proyek. Kenaikan nilai hasil produksi
tersebut dapat berupa meningkatnya jumlah hasil (kuantitas) dan atau
meningkatnya mutu produksi (kualitas).
Manfaat tak langsung adalah manfaat
yang ditimbulkan secara tidak langsung dari suatu proyek yang merupakan
multiplier effects dari proyek. Dapat dikatakan bahwa manfaat tidak langsung
mencakup dampak ganda (multiplier effects), manfaat karena besarnya
usaha (economic scales), manfaat dari peningkatan pendidikan dan kesehatan
terhadap produktivitas tenaga kerja dan sebagainya.
Manfaat tak kentara dari suatu proyek
adalah manfaat yang sukar untuk diukur secara kuantitatif misalnya dengan uang.
Beberapa dari manfaat tak kentara tersebut di antaranya muncul dalam bentuk
perbaikan lingkungan hidup, manfaat dari perbaikan pemerataan pendapatan,
manfaat dari meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan sebagainya.
Biaya atau pengeluaran
proyek (project expenditure) adalah hanya biaya-biaya atau
ongkos-ongkos yang akan dikeluarkan di masa yang akan datang (future
costs) untuk memperoleh penghasilan-penghasilan yang akan datang (future
returns).
Proyek dapat dibedakan ke dalam dua
bentuk umum, yaitu proyek publik dan proyek swasta. Prof Soemardi
Reksopoetranto mengelompokkan proyek-proyek pembangunan ke dalam dua kelompok
besar yaitu :
Padat modal (capital intensive)
Padat karya (labour intensive)
Umur ekonomis sesuatu asset adalah
jumlah tahun selama pemakaian aset tersebut dapat meminimumkan biaya
tahunannya. Untuk proyek-proyek yang mempunyai investasi modal yang besar
sekali, lebih mudah untuk menggunakan umur teknis.
5.1 ALASAN-ALASAN ANALISIS PENGGANTIAN
ANALISIS PENGGANTIAN
Sebuah keputusan yang seringkali dihadapi oleh perusahaan maupun organisasi pemerintah adalah apakah aset yang ada saat ini harus dihentikan dari penggunaannya, diteruskan setelah dilakukan perbaikan, atau diganti dengan aset baru. Oleh karena itu, masalah penggantian (replacement problem) memerlukan analisis ekonomi teknik yang sangat hati-hati agar dapat diperoleh informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan logis yang selanjutnya dapat memperbaiki efisiensi operasi serta posisi persaingan perusahaan.
Kadang-kadang analisis ini berupa pertanyaan mengenai apakah kita harus menghentikan penggunaan sebuah aset tanpa dilakukan penggantian (abandonment) atau apakah kita tetap mempertahankan aset tersebut sebagai cadangan (back-up) daripada sebagai penggunaan utama. Keputusan dapat berupa pertanyaan apakah keharusan perubahan tersebut dapat dipenuhi dengan memperbesar kapasitas atau kemampuan aset yang sudah ada saat ini atau apakah harus mengganti aset yang ada saat ini (aset lama), yang secara deskriptif sering disebut sebagai defender, dengan sebuah aset baru. Satu atau lebih alternatif aset pengganti (baru) kemudian disebut sebagai penantang (challenger).
ALASAN-ALASAN ANALISIS PENGGANTIAN
Empat alasan utama yang meringkas sebagian besar penyebab penggantian aset adalah sbb:
Sebuah keputusan yang seringkali dihadapi oleh perusahaan maupun organisasi pemerintah adalah apakah aset yang ada saat ini harus dihentikan dari penggunaannya, diteruskan setelah dilakukan perbaikan, atau diganti dengan aset baru. Oleh karena itu, masalah penggantian (replacement problem) memerlukan analisis ekonomi teknik yang sangat hati-hati agar dapat diperoleh informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan logis yang selanjutnya dapat memperbaiki efisiensi operasi serta posisi persaingan perusahaan.
Kadang-kadang analisis ini berupa pertanyaan mengenai apakah kita harus menghentikan penggunaan sebuah aset tanpa dilakukan penggantian (abandonment) atau apakah kita tetap mempertahankan aset tersebut sebagai cadangan (back-up) daripada sebagai penggunaan utama. Keputusan dapat berupa pertanyaan apakah keharusan perubahan tersebut dapat dipenuhi dengan memperbesar kapasitas atau kemampuan aset yang sudah ada saat ini atau apakah harus mengganti aset yang ada saat ini (aset lama), yang secara deskriptif sering disebut sebagai defender, dengan sebuah aset baru. Satu atau lebih alternatif aset pengganti (baru) kemudian disebut sebagai penantang (challenger).
ALASAN-ALASAN ANALISIS PENGGANTIAN
Empat alasan utama yang meringkas sebagian besar penyebab penggantian aset adalah sbb:
1. Kerusakan
(pemburukan) fisik : adalah perubahan yang terjadi pada kondisi fisik aset.
Biasanya, penggunaan berlanjut (penuaan) akan menyebabkan pengoperasian sebuah
aset menjadi kurang efisien.
2. Keperluan perubahan : aset modal (capital aset) digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang dapat memenuhi keinginan manusia. -> kategori lain dari keusangan (obsolescence)
3. Teknologi : Dampak perubahan teknologi terhadap berbagai jenis aset akan berbeda-beda. Contoh : peralatan manufaktur terotomatisasi. -> kategori lain dari keusangan (obsolescence)
4. Pendanaan : Faktor keuangan melibatkan perubahan peluang ekonomi eksternal terhadap operasi fisik atau penggunaan aset dan akan melibatkan pertimbangan pajak. Contoh : menyewa (mengontrak) aset mungkin akan lebih menarik daripada memiliki aset tersebut. -> dapat dianggap sebagai bentuk keusangan (obsolescence)
Umur ekonomi (economic life) adalah periode waktu (tahun) yang menghasilkan equivalent uniform annual cost (EUAC) minimum dari kepemilikan dan pengoperasian sebuah aset.
Umur kepemilikan (ownership life) adalah periode antara tanggal perolehan dan tanggal “pembuangan” (disposal) oleh seorang pemilik. Contoh : sebuah mobil dapat berfungsi sebagai kendaraan keluarga utama untuk beberapa tahun dan kemudian berfungsi sebagai angkutan lokal untuk beberapa tahun kemudian.
Umur fisik (physical life) adalah periode antara perolehan awal dan pelepasan (pembuangan) akhir sebuah aset selama rangkaian kepemilikannya. Contoh : mobil yang baru saja digambarkan dapat memiliki beberapa pemilik selama keberadaannya.
Masa manfaat (useful life) adalah periode waktu (tahun) selama sebuah aset berada dalam masa produktif (baik sebagai aset utama maupun cadangan). Masa manfaat adalah estimasi seberapa lama sebuah aset diharapkan dapat dimanfaatkan dalam perdagangan atau bisnis untuk menghasilkan pendapatan.
FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN DALAM ANALISIS PENGGANTIAN
Kesalahan hasil analisis akan sangat membahayakan keputusan yang logis, sehingga ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam analisis penggantian :
1. Kesalahan estimasi masa lalu
Setiap kesalahan
estimasi yang dibuat pada analisis sebelumnya terhadap aset lama tidaklah
relevan (kecuali terdapat implikasi pajak penghasilan). Contoh : ketika nilai
buku (BV) sebuah aset lebih besar daripada nilai pasar (MV) masa sekarangnya,
perbedaannya seringkali dianggap sebagai sebuah kesalahan estimasi. ‘Kesalahan’
tersebut juga timbul ketika kapasitas tidak lagi mencukupi, biaya pemeliharaan
lebih tinggi dari yang diantipasi dst.
Faktanya adalah bhw kerugian tsb telah terjadi, mampu atau tidak mampu ditanggung, dan kerugian ini tetap timbul tanpa melihat apakah penggantian dilakukan atau tidak.
Faktanya adalah bhw kerugian tsb telah terjadi, mampu atau tidak mampu ditanggung, dan kerugian ini tetap timbul tanpa melihat apakah penggantian dilakukan atau tidak.
2. Perangkap Sunk
Cost (Biaya Tertanam)
Jika pajak
dilibatkan, kita harus memasukkan sunk cost ke dalam analisis ekonomi teknik.
Kesalahan serius dapat terjadi dalam praktek jika sunk cost ditangani secara
tidak tepat dalam.
Sunk cost (yaitu MV-BV<0) berkaitan dengan mempertahankan aset lama tidak harus ditambahkan pada harga pembelian alternatif terbaik yang ada. Kesalahan ini akan menghasilkan hasil akhir yang tidak tepat yang menguntungkan alternatif mempertahankan aset lama.
Sunk cost (yaitu MV-BV<0) berkaitan dengan mempertahankan aset lama tidak harus ditambahkan pada harga pembelian alternatif terbaik yang ada. Kesalahan ini akan menghasilkan hasil akhir yang tidak tepat yang menguntungkan alternatif mempertahankan aset lama.
3. Nilai investasi aset lama dan pandangan pihak
luar (outsider viewpoint)
“Titik pandang pihak luar (outsider viewpoint)”
untuk memperkirakan jumlah investasi aset lama (defender). Outsider Viewpoint
adalah perspektif pihak ketiga yang netral dalam menetapkan MV sebuah aset
bekas secara wajar (fair). Titik pandang ini mendorong analis untuk memfokuskan
pada arus kas saat ini dan masa datang, sehingga menghindari godaan untuk
memikirkan biaya masa lalu.
MV saat ini yang dapat dicapai (dimodifikasi oleh pengaruh pajak penghasilan) adalah jumlah investasi yang tepat untuk ditetapkan terhadap aset yang ada saat ini dalam analisis penggantian. Salah satu cara membenarkan hal ini adalah dengan menggunakan biaya peluang (opportunity cost) atau prinsip peluang yang hilang (opportunity forgone principle). Artinya, jika diputuskan untuk tetap mempertahankan aset yang ada saat ini, kita melepaskan peluang untuk memperoleh MV neto yang dapat dicapai pada waktu tersebut. Jadi, hal ini menggambarkan opportunity cost mempertahankan aset lama (defender).
Jika terdapat pengeluaran investasi baru, misalnya untuk pemeriksaan dan perbaikan aset lama sehingga dapat bersaing dengan penantang (aset pengganti), maka dalam analisis penggantian, pengeluaran ini harus ditambahkan pada MV yang dapat dicapai saat ini untuk menentukan investasi total aset lama.
Ketika menggunakan outsider viewpoint, total investasi aset lama adalah opportunity cost dari tidak menjual aset yang ada saat ini untuk memperoleh MV-nya, plus biaya memperbaikinya sehingga dapat bersaing dengan penantang terbaik (semua aset baru yang layak dipertimbangkan).
MV aset lama tidak harus dikurangi dari harga pembelian aset pengganti ketika menggunakan outsider viewpoint untuk menganalisis masalah penggantian. Kesalahan ini akan menggandakan MV aset lama dan membiaskan perbandingan yang menguntungkan aset pengganti.
MV saat ini yang dapat dicapai (dimodifikasi oleh pengaruh pajak penghasilan) adalah jumlah investasi yang tepat untuk ditetapkan terhadap aset yang ada saat ini dalam analisis penggantian. Salah satu cara membenarkan hal ini adalah dengan menggunakan biaya peluang (opportunity cost) atau prinsip peluang yang hilang (opportunity forgone principle). Artinya, jika diputuskan untuk tetap mempertahankan aset yang ada saat ini, kita melepaskan peluang untuk memperoleh MV neto yang dapat dicapai pada waktu tersebut. Jadi, hal ini menggambarkan opportunity cost mempertahankan aset lama (defender).
Jika terdapat pengeluaran investasi baru, misalnya untuk pemeriksaan dan perbaikan aset lama sehingga dapat bersaing dengan penantang (aset pengganti), maka dalam analisis penggantian, pengeluaran ini harus ditambahkan pada MV yang dapat dicapai saat ini untuk menentukan investasi total aset lama.
Ketika menggunakan outsider viewpoint, total investasi aset lama adalah opportunity cost dari tidak menjual aset yang ada saat ini untuk memperoleh MV-nya, plus biaya memperbaikinya sehingga dapat bersaing dengan penantang terbaik (semua aset baru yang layak dipertimbangkan).
MV aset lama tidak harus dikurangi dari harga pembelian aset pengganti ketika menggunakan outsider viewpoint untuk menganalisis masalah penggantian. Kesalahan ini akan menggandakan MV aset lama dan membiaskan perbandingan yang menguntungkan aset pengganti.
Contoh 1 :
Investasi modal
sebuah mesin yang dibeli dua tahun lalu adalah $20.000. Mesin tersebut telah
disusutkan dengan menggunakan metode MACRS (GDS), dan BVnya saat ini adalah
sebesar $9.600. MV mesin tersebut, jika dijual saat ini, adalah $5.000 dan akan
memerlukan biaya $2.000 untuk mereparasi mesin agar tetap dapat dipergunakan
selama lima tahun lagi. Berapakah (a) total investasi aset lama dan (b) nilai
yang tidak diamortisasi?
Jawaban :
Investasi aset lama adalah MVnya saat ini plus setiap pengeluaran yang dibutuhkan agar aset masih dapat dipergunakan (dan dapat dibandingkan) relatif terhadap mesin baru yang tersedia.
(a) Investasi untuk mempertahankan mesin sekarang adalah $5.000 + $2.000 = $7.000
(b) Jika mesin ini dijual sebesar $5.000, nilai yang tidak diamortisasi akan sebesar $9.600 - $5.000 = $4.600
4. Pentingnya konsekuensi pajak penghasilan
Penggantian aset seringkali menimbulkan capital gain atau capital loss atau keuntungan atau kerugian dari penjualan tanah atau properti yang dapat disusutkan. Untuk memperoleh analisis ekonomi yang akurat dalam hal ini, analisis harus dibuat dengan dasar setelah pajak (after-tax basis).
Pengaruh pajak penghasilan pada keputusan penggantian tidak dapat diabaikan. Kredit pajak penghasilan yang hilang berkaitan dengan alternatif mempertahankan aset lama akan menjauhkan preferensi ekonomi dari aset lama, sehingga mendorong aset pengganti sebagai pilihan lebih baik.
5. Umur ekonomi
aset baru
Umur ekonomi aset
akan meminimasi ekuivalen biaya tahunan seragam (equivalent uniform annual cost
– EUAC) kepemilikan dan pengoperasian aset. Sangat penting untuk mengetahui
umur ekonomi aset baru (penantang) berdasarkan prinsip bahwa aset baru dan aset
lama harus dibandingkan berdasarkan umur ekonomi (optimum) mereka.
6. Umur ekonomi
aset lama
Pembandingan aset
baru dengan lama harus dilakukan secara hati-hati karena melibatkan umur yang
berbeda. Aset lama harus dianggap memiliki umur lebih lama dibanding umur
ekonomi sebenarnya sepanjang biaya marginalnya kurang dari EUAC minimum aset
baru.
SOAL –SOAL ANALISIS PENGGANTIAN
1. Seorang kontraktor jaringan pipa sedang mempertimbangkan pembelian beberapa bagian dari peralatan bergerak untuk menurunkan biaya. Beberapa alternatifnya adalah sbb:
Rencana A : mempertahankan backhoe yang sedang digunakan saat ini. Kontraktor masih berutang $10.000 pada mesin ini namun dapat menjualnya seharga $15.000. Mesin ini masih dapat dipergunakan selama enam tahun lagi dengan total biaya pemeliharaan, asuransi, serta tenaga kerja sebesar $28.000 per tahun.
Rencana B : membeli sebuah trenching machines dan backfill work dan menjual backhoe yang digunakan saat ini. Mesin baru memerlukan biaya sebesar $55.000, akan habis dalam enam tahun dengan nilai pasar $15.000, serta akan mengurangi biaya pemeliharaan tahunan, asuransi dan tenaga kerja menjadi $20.000.
Jika besarnya MARR adalah 8% per tahun sebelum pajak, rencana mana yang seharusnya diambil? Gunakan prosedur PW untuk mengevaluasi kedua rencana tersebut berdasarkan analisis sebelum pajak. (11.4)
2. Andaikan bahwa anda memiliki sebuah mobil lama, yang sangat boros bensin. Mobil ini telah berusia 10 tahun dan dapat dijual ke seorang dealer lokal seharga $400. Asumsikan bahwa MV mobil tersebut dua tahun dari sekarang adalah nol. Biaya pemeliharaan tahunan sampai masa datang yang dapat diperkirakan adalah $800. Sementara itu, mobil hanya dapat melaju sepanjang 10 mil per gallon bensin. Biaya bensin adalah $15 per gallon dan anda memperkirakan bahwa mobil dapat menempuh 15.000 mil per tahun. Saat ini anda memiliki kesempatan untuk mengganti mobil tersebut dengan sebuah mobil yang lebih baik seharga $8.000. Jika anda membelinya, anda akan membayar tunai. Karena adanya jaminan selama dua tahun, biaya pemeliharaan diharapkan dapat diabaikan. Mobil ini dapat menempuh perjalanan 30 mil per gallon. Gunakan metode IRR dan tunjukkan alternatif mana yang harus anda pilih. Gunakan periode perbandingan dua tahun dan asumsikan bahwa mobil baru dapat dijual seharga $5.000 pada akhir tahun kedua. Abaikan pengaruh pajak penghasilan dan gunakan MARR 15% per tahun. Nyatakan asumsi lain yang anda buat.
3. Sebuah aset yang saat ini digunakan sedang dievaluasi untuk kemungkinan diganti. Aset ini dibeli empat tahun lalu seharga $62.000 dan telah disusutkan sebagai aset kelas properti lima tahun MACRS (GDS). Nilai pasarnya saat ini adalah $12.000. Sisa masa manfaatnya diperkirakan masih empat tahun lagi, namun diperlukan tambahan reparasi (dengan biaya $4.000 sekali) agar dapat memberikan jasa yang ekuivalen dengan aset pengganti. Pajak penghasilan efektif saat ini adalah 39% dan MARR setelah pajak = 15% per tahun. Berdasarkan Outsider viewpoint, berapakah investasi awal setelah pajak untuk aset lama jika aset tersebut tetap dipertahankan (tidak diganti sekarang)?
4. Sebuah mesin diesel (aset lama) telah dipasang
sepuluh tahun lalu dengan biaya $50.000. Mesin ini memiliki relizable MV
sebesar $14.000. Jika tetap dipertahankan, diperkirakan mesin ini akan habis
lima tahun lagi, memerlukan biaya tahunan $14.000 dan memiliki nilai pasar
$80.000 pada akhir tahun kelima. Mesin ini dapat diganti dengan mesin baru yang
lebih baik dengan biaya $65.000 serta memiliki masa manfaat 20 tahun. Aset
pengganti diperkirakan akan membutuhkan biaya tahunan sebesar $9.000 dan
memiliki nilai pasar $13.000. Diperkirakan bahwa mesin tersebut akan dibutuhkan
dalam jangka waktu tak terbatas dan bahwa hasil analisis ekonomi tidak akan
dipengaruhi pajak penghasilan. Dengan menggunakan MARR sebelum pajak sebesar
15% per tahun, buatlah analisis untuk menentukan apakah mesin lama harus
dipertahankan atau harus diganti.
5. Andaikan bahwa diperlukan analisis setelah pajak untuk situasi yang dihadapi dalam soal 11.4. Aset lama disusutkan dengan metode garis lurus selama 15 tahun dengan menggunakan nilai pasar sebesar $8.000. Asumsikan bahwa jika penggantian dilakukan, aset penggantian akan disusutkan dengan MACRS (GDS) kelas properti lima tahun. Selain itu, asumsikan pula bahwa tarif pajak penghasilan efektif adalah 40%. Gunakan metode AW untuk menentukan apakah penggantian aset dapat dibenarkan dengan MARR setelah pajak sebesar 10% per tahun atau lebih. (11.4, 11.8)
11.8. Anda memiliki sebuah mesin yang dibeli empat tahun lalu dan disusutkan dengan metode garis lurus selama lima tahun tanpa nilai pasar. Biaya awal mesin $150.000 dan memiliki umur 10 tahun atau lebih. Saat ini terdapat sebuah mesin baru dengan biaya hanya $100.000. Mesin baru ini dapat disusutkan dengan metode MACRS (GDS) (kelas properti lima tahun). Biaya tahunan aset pengganti hanyalah $5.000 sementara biaya aset lama adalah $20.000. Aset pengganti memiliki masa manfaat lebih dari 10 tahun. Jika mesin tersebut dijual saat ini, harga terbaik yang akan diperoleh adalah $40.000. Proyeksi terbaik anda untuk masa datang adalah bahwa anda memerlukan jasa salah satu mesin dari dua alternatif tersebut untuk lima tahun berikutnya. MV mesin lama diestimasi sebesar $2.000 dalam lima tahun, namun mesin baru diestimasi memiliki MV sebesar $5.000 dalam lima tahun. Jika MARR setelah pajak adalah 10% per tahun, apakah anda harus menjual aset lama dan membeli aset baru? Anda tidak membutuhkan dua mesin. Asumsikan bahwa perusahaan berada pada kelompok bertarif pajak penghasilan 40%. (11.4)
6. Telah diputuskan untuk mengganti sebuah bagian peralatan dengan yang lebih baru dan lebih produktif seharga $80.000 dan memiliki MV $20.000 pada akhir tahun masa manfaatnya selama enam tahun. Beban pemasangan peralatan baru tersebut sebesar $3.000; jumlah ini tidak ditambahkan pada investasi modal namun akan menjadi item biaya selama operasi tahun pertama. Penyusutan MACRS (GDS) (kelas properti lima tahun) akan digunakan. Peralatan baru tersebut akan mengurangi biaya langsung (tenaga kerja, pemeliharaan, pengerjaan kembali, dll) sebesar $10.000 pada tahun pertama dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat sebesar $500 setiap tahun selama enam tahun masa manfaatnya. Diketahui bila bahwa BV mesin lama yang disusutkan secara penuh tersebut adalah sebesar $10.000 namun MVnya saat ini dalah sebesar $14.000. MV mesin lama ini akan menjadi nol dalam enam tahun. Pajak penghasilan sefektif sebesar 40%. (11.4)
a. Tentukan peningkatan (incremental) arus kas setelah pajak peralatan baru jika dipercaya bahwa mesin yang ada saat ini dapat dipergunakan secara memuaskan selama enam tahun lagi.
b. Asumsikan MARR setelah pajak 12% per tahun. Berdasarkan metode ERR, tentukan apakah anda harus mengganti aset lama dengan yang baru? Asumsikan &=MARR.
5. Andaikan bahwa diperlukan analisis setelah pajak untuk situasi yang dihadapi dalam soal 11.4. Aset lama disusutkan dengan metode garis lurus selama 15 tahun dengan menggunakan nilai pasar sebesar $8.000. Asumsikan bahwa jika penggantian dilakukan, aset penggantian akan disusutkan dengan MACRS (GDS) kelas properti lima tahun. Selain itu, asumsikan pula bahwa tarif pajak penghasilan efektif adalah 40%. Gunakan metode AW untuk menentukan apakah penggantian aset dapat dibenarkan dengan MARR setelah pajak sebesar 10% per tahun atau lebih. (11.4, 11.8)
11.8. Anda memiliki sebuah mesin yang dibeli empat tahun lalu dan disusutkan dengan metode garis lurus selama lima tahun tanpa nilai pasar. Biaya awal mesin $150.000 dan memiliki umur 10 tahun atau lebih. Saat ini terdapat sebuah mesin baru dengan biaya hanya $100.000. Mesin baru ini dapat disusutkan dengan metode MACRS (GDS) (kelas properti lima tahun). Biaya tahunan aset pengganti hanyalah $5.000 sementara biaya aset lama adalah $20.000. Aset pengganti memiliki masa manfaat lebih dari 10 tahun. Jika mesin tersebut dijual saat ini, harga terbaik yang akan diperoleh adalah $40.000. Proyeksi terbaik anda untuk masa datang adalah bahwa anda memerlukan jasa salah satu mesin dari dua alternatif tersebut untuk lima tahun berikutnya. MV mesin lama diestimasi sebesar $2.000 dalam lima tahun, namun mesin baru diestimasi memiliki MV sebesar $5.000 dalam lima tahun. Jika MARR setelah pajak adalah 10% per tahun, apakah anda harus menjual aset lama dan membeli aset baru? Anda tidak membutuhkan dua mesin. Asumsikan bahwa perusahaan berada pada kelompok bertarif pajak penghasilan 40%. (11.4)
6. Telah diputuskan untuk mengganti sebuah bagian peralatan dengan yang lebih baru dan lebih produktif seharga $80.000 dan memiliki MV $20.000 pada akhir tahun masa manfaatnya selama enam tahun. Beban pemasangan peralatan baru tersebut sebesar $3.000; jumlah ini tidak ditambahkan pada investasi modal namun akan menjadi item biaya selama operasi tahun pertama. Penyusutan MACRS (GDS) (kelas properti lima tahun) akan digunakan. Peralatan baru tersebut akan mengurangi biaya langsung (tenaga kerja, pemeliharaan, pengerjaan kembali, dll) sebesar $10.000 pada tahun pertama dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat sebesar $500 setiap tahun selama enam tahun masa manfaatnya. Diketahui bila bahwa BV mesin lama yang disusutkan secara penuh tersebut adalah sebesar $10.000 namun MVnya saat ini dalah sebesar $14.000. MV mesin lama ini akan menjadi nol dalam enam tahun. Pajak penghasilan sefektif sebesar 40%. (11.4)
a. Tentukan peningkatan (incremental) arus kas setelah pajak peralatan baru jika dipercaya bahwa mesin yang ada saat ini dapat dipergunakan secara memuaskan selama enam tahun lagi.
b. Asumsikan MARR setelah pajak 12% per tahun. Berdasarkan metode ERR, tentukan apakah anda harus mengganti aset lama dengan yang baru? Asumsikan &=MARR.
5.2 FAKTOR-FAKTOR
YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN DALAM ANALISIS PENGGANTIAN
1. FAKTOR-FAKTOR
YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN DALAM ANALISIS PENGGANTIAN
Kesalahan hasil
analisis akan sangat membahayakan keputusan yang logis, sehingga ada beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan dalam analisis penggantian :
Kesalahan estimasi
masa lalu
Setiap kesalahan
estimasi yang dibuat pada analisis sebelumnya terhadap aset lama tidaklah
relevan (kecuali terdapat implikasi pajak penghasilan). Contoh : ketika nilai
buku (BV) sebuah aset lebih besar daripada nilai pasar (MV) masa sekarangnya,
perbedaannya seringkali dianggap sebagai sebuah kesalahan estimasi. ‘Kesalahan’
tersebut juga timbul ketika kapasitas tidak lagi mencukupi, biaya pemeliharaan
lebih tinggi dari yang diantipasi dst. Faktanya adalah bhw kerugian tsb
telah terjadi, mampu atau tidak mampu ditanggung, dan kerugian ini tetap timbul
tanpa melihat apakah penggantian dilakukan atau tidak.
Perangkap Sunk
Cost (Biaya Tertanam)
Jika pajak
dilibatkan, kita harus memasukkan sunk cost ke dalam analisis ekonomi
teknik. Kesalahan serius dapat terjadi dalam praktek jika sunk cost ditangani
secara tidak tepat dalam.
Sunk
cost (yaitu MV-BV<0) berkaitan dengan mempertahankan aset
lama tidak harus ditambahkan pada harga pembelian alternatif terbaik
yang ada. Kesalahan ini akan menghasilkan hasil akhir yang tidak tepat yang
menguntungkan alternatif mempertahankan aset lama.
Nilai investasi
aset lama dan pandangan pihak luar (outsider viewpoint)
“Titik pandang
pihak luar (outsider viewpoint)” untuk memperkirakan jumlah investasi aset
lama (defender). Outsider Viewpoint adalah perspektif pihak ketiga
yang netral dalam menetapkan MV sebuah aset bekas secara wajar (fair). Titik
pandang ini mendorong analis untuk memfokuskan pada arus kas saat ini dan masa
datang, sehingga menghindari godaan untuk memikirkan biaya masa lalu.
MV saat ini
yang dapat dicapai (dimodifikasi oleh pengaruh pajak penghasilan) adalah
jumlah investasi yang tepat untuk ditetapkan terhadap aset yang ada saat ini
dalam analisis penggantian. Salah satu cara membenarkan hal ini adalah dengan
menggunakan biaya peluang (opportunity cost) atau prinsip peluang yang hilang
(opportunity forgone principle). Artinya, jika diputuskan untuk tetap
mempertahankan aset yang ada saat ini, kita melepaskan peluang untuk memperoleh
MV neto yang dapat dicapai pada waktu tersebut. Jadi, hal ini
menggambarkan opportunity cost mempertahankan aset lama (defender).
Jika terdapat
pengeluaran investasi baru, misalnya untuk pemeriksaan dan perbaikan aset lama
sehingga dapat bersaing dengan penantang (aset pengganti), maka dalam analisis
penggantian, pengeluaran ini harus ditambahkan pada MV yang dapat dicapai saat
ini untuk menentukan investasi total aset lama.
Ketika
menggunakan outsider viewpoint, total investasi aset lama
adalah opportunity cost dari tidak menjual aset yang ada saat ini
untuk memperoleh MV-nya, plus biaya memperbaikinya sehingga dapat bersaing
dengan penantang terbaik (semua aset baru yang layak dipertimbangkan).
MV aset
lama tidak harus dikurangi dari harga pembelian aset
pengganti ketika menggunakan outsider viewpoint untuk menganalisis
masalah penggantian. Kesalahan ini akan menggandakan MV aset lama dan
membiaskan perbandingan yang menguntungkan aset pengganti.
5.3 MASALAH
PENGGANTIAN YANG KHAS
Analisis
incremental biasanya dinyatakan juga sebagai biaya diferensial, biaya marjinal,
atau biaya relevan. Analisis incremental ini fleksibel, dimana data dapat
dihitung dan disajikan untuk alternative keputusan berdasarkan periode, seperti
hari, minggu, bulan atau tahun. Analisis incremental digunakan dalam
pengambilan keputusan ketika jumlah dari alternatif keputusan dan keadaan
alam sangat besar. Penggunaan tabel payoff atau pohon keputusan mungkin
terlalu rumit untuk digunakan, sehingga dalam pengambilan keputusan dilakukan
pendekatan yang telah disederhanakan. Pendekatan ini membantu pemimpin
perusahaan untuk melakukan sejumlah keputusan yang tepat dalam waktu yang
relatif singkat. Analisis ini dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti bidang
pemasaran atau bidang produksi. Analisis incremental adalah cara pengambilan
keputusan di mana biaya operasional atau pendapatan dari satu alternatif
dibandingkan dengan alternatif lain. Alternatif keputusan terbaik adalah biaya
operasional terkecil atau pendapatan yang terbesar. Analisis incremental dapat
digunakan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif keputusan, seperti:
· Menyimpan atau
mengganti barang tertentu
· Membuat atau
membeli sejumlah barang tertentu
· Menjual sekarang
atau memproses barang lebih lanjut
· Menyewa ruangan
lain atau melanjutkan kegiatan
· Melanjutkan atau
menghentikan produksi
· Menerima atau
menolak penawaran khusus
· Perubahan jangka
waktu kredit
Rumus
Probabilitas (P)
bahwa akan ada permintaan barang ke-n sama dengan probabilitas bahwa permintaan
barang akan sama atau lebih besar dari n. Ini berarti tidak akan ada
permintaan untuk barang ke-n apabila permintaan barang lebih kecil dari n,
sehingga jumlah dari kedua nilai probabilitas ialah satu.
P(D ≥ n) + P(D <
n) = 1
Apabila menyediakan
barang ke-n dan ada permintaan untuk barang tersebut, kemungkinan akan
mengalami kerugian 0 (nol). Namun, apabila menyediakan barang ke-n dan
tidak ada permintaan, maka akan mengalami kerugian karena penyediaan berlebih
(over stocking) sebesar :
Lo. EL (Q > n) =
Lo . P(D < n)
Apabila tidak
menyediakan barang ke-n tetapi ada permintaan untuk barang tersebut,
kemungkinan akan mengalami kerugian akibat penyediaan kurang sebesar Lu.
Sebaliknya, apabila tidak menyediakan barang ke-n dan tidak ada permintaan
untuk barang tersebut, tidak akan mengalami kerugian. Harapan kerugian
karena tidak menyediakan barang ke-n sebesar penyediaan berlebih
dikalikan probabilitas.
EL (Q < n) = Lo
. P(D ≥ n)
Syarat yang
diperlukan untuk menyediakan barang ke-n ialah apabila harapan menyediakan akan
sama atau lebih kecil dari harapan kerugian tidak menyediakan. Dengan
kata lain, dapat dituliskan hubungan berikut:
Lo . P(D < n) ≤
Lu . P(D ≥ n)
Jumlah probabilitas
dari kedua kejadian tersebut sama dengan satu, yaitu P(D ≥ n) + P(D <
n) = 1. Karena P(D ≥ n) = 1 – P(D < n), maka dapat ditulis :
Lo . P(D < n) ≤
Lu . P(D ≥ n)
Lo . P(D < n) ≤
Lu . [1 – P(D < n)]
Lo .
P(D < n) ≤ Lu – Lu . P(D < n)
Jika ditambahkan Lu
. P(D < n) di kedua belah pihak
Lo . P(D < n) +
Lu . P(D < n) ≤ Lu – Lu . P(D < n) + Lu . P(D < n) Lo . P(D <
n) + Lu . P(D < n) ≤ Lu P(D < n) . [Lo + Lu] ≤ Lu
Dengan membagi
kedua belah pihak dengan Lo + Lu , diperoleh
5.4 ALUR KEPUTUSAN
PENGGANTIAN YANG KHAS
LATAR BELAKANG
Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi perubahan-perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dilakukan agar roda organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar
Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan pimpinan dalam pembuatan keputusan maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, sehingga akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja organisasi.<a h
Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen. Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang proses perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses perencanaan ditujukan kepada pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan.
Hakikatnya kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan keputusan. Kegiatan yang dilakukan tersebut mencakup seluruh proses pengambilan keputusan dari mulai identifikasi masalah sampai dengan evaluasi dari pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh elemen-elemen dalam administrasi sebagai suatu sistem organisasi. Artinya dalam membuat suatu keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan yang ditimbulkan dari adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi dibutuhkan informasi yang cukup baik dari internal maupun eksternal organisasi guna mengambil keputusan yang tepat dan cepat.
Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian dari kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat roda organisasi dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi.
TINJAUAN MATERI
Proses pengambilan keputusan dalam organisasi ialah kumpulan yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan. Terdapat 4 metode bagaimana cara organisasi dalam pengambilan keputusan, ke 4 metode tersebut adalah : yaitu kewenangan tanpa diskusi (authority rule without discussion), pendapat ahli (expert opinion), kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion), dan kesepakatan (consensus).
1.Kewenangan Tanpa
Diskusi
Biasanya metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang terkesan militer. mempunyai beberapa keuntungan jika seorang pemimpin menggunakan metode ini dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat, maksudnya seorang pemimpin mempunyai keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menentukan atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil. Tetapi apabila metode ini sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa kurang kepercayaan para anggota organisasi tersebut terhadap kebijakan yang telah diambil oleh pemimpin tanpa melibatkan para anggota yang lainnya dalam perumusan pengambilan keputusan.
Biasanya metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang terkesan militer. mempunyai beberapa keuntungan jika seorang pemimpin menggunakan metode ini dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat, maksudnya seorang pemimpin mempunyai keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menentukan atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil. Tetapi apabila metode ini sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa kurang kepercayaan para anggota organisasi tersebut terhadap kebijakan yang telah diambil oleh pemimpin tanpa melibatkan para anggota yang lainnya dalam perumusan pengambilan keputusan.
2.Pendapat Ahli
Kemampuan setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam hal politik, pangan, tekhnologi dan lain-lain, sangat beruntung jika dalam sebuah organisasi terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang dalam proses untuk diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten dalam bidangnya tersebut juga sangart membantu untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.
Kemampuan setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam hal politik, pangan, tekhnologi dan lain-lain, sangat beruntung jika dalam sebuah organisasi terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang dalam proses untuk diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten dalam bidangnya tersebut juga sangart membantu untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.
3.Kewenangan
Setelah Diskusi Metode ini hampir sama dengan metode yang pertama, tapi perbedaannya terletak pada lebih bijaknya pemimpin yang menggunakan metode ini disbanding metode yang pertama, maksudnya sang pemimpin selalu mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organiasi dalam proses pengambilan keputusan. Terdapat kelemahan didalam metode ini, setiap anggota akan besaing untuk mempengaruhi pemimpin bahwa pendapatnya yang lebih perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yang ditakutkan pendapat anggota tersebut hanya mamberikan nilai positif untuk dirinya dan merugikan anggota organisasi yang lai.
4.Kesepakatan
Dalam Metode ini, sebuah keputusan akan diambil atau disetujui jika didalam proses pengambilan keputusan telah disepakati oleh semua anggota organisasi, secara transparan apa tujuan, keuntungan bagi setiap anggota sehingga semua anggota setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang demokratis biasanya akan menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti ini tidak dapat berguna didalam keadaan situasi dan kondisi yang mendesak atau darurat disaat sebuah organisasi dituntut cepat dalam memberikan sebuah keputusan.
Keempat metode-metode diatas ialah hasil menurut Adler dan Rodman, satu sama lainnya tidak dapat dikatakan metode satu terbaik yang digunakan dibanding metode yang lainnya, dapat dikatakan efektif jika metode yang mana yang paling cocok digunakan dalam keadaan dan situasi yang sesuai.
HASIL WAWANCARA
Pertanyaan :
1. Bagaimana cara atau proses pengambilan suatu keputusan yang dilakukan perusahaan ini jika terjadi suatu kesalahan yang disebabkan oleh pegawai?
2. Apakah perlu pengambilan keputusan dilakukan dalam suatu perusahaan? Jelaskan
3. Jika perusahaan ini pendapatannya terus menurun setiap tahunnya. Kebijakan apa yang akan dilakukan oleh perusahaan untuk menanggulanginya.?
4. Siapa yang biasa mengambil keputusan dan menetapkan kebijakan perusahaan?
5. Menurut anda apakah itu pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan?
Jawab :
1. Tergantung dari seberapa fatal pegawai itu melakukan kesalahan, biasanya kami akan memaggil pihak yang bersangkutan untuk dimintai keterangan, hal ini biasa dilakukan oleh manajemen personalia. Jika kesalahan sudah tidak dapat di tolelir lagi, maka kami akan memberhentikan pegawai tersebut, tapi jika kesalahan masi ringan, kami biasanya memberikan peringatan. Semua hal ini tentu saja diputuskan berdasarkan bukti yang telah ada/kongkrit
2. Tentu saja sangat perlu, mengingat tiap tiap hal yang kami lakukan memiliki beberapa option, yang semuanya sangat sulit untuk memutuskan mana yang terbaik, karena keputusan yang akan diambil bisa saja bukan membuat perusahaan menjadi lebih maju, melainkan menjadi semakin terbelakang. oleh karena itu sangat dianjurkan untuk mengetahui secara mendetail tiap-tiap option atau kebijakan yang akan diambil. Dan setelah itu barulah diambil keputusan.
3. Biasanya perusahaan pusat akan mengirim tim survey untuk melihat apa yang menyebabkan anak perusahaannya ini mengalami penurunan pendapatan. Disamping itu perusahaan akan terus mencari apa kendala dan bagaimana cara mengatasinya agar dapat menjadi daya tambah dalam perusahaan ini kedepannya agar tidak terjadi kesalahan yang sama. Kebijakannya biasanya adalah pengurangan pegawai dengan cara melihat kinerja para pegawai, melakukan promosi besar-besaran untuk menarik perhatian para wisatawan.
4. Kebijakan perusahaan ditentukan oleh perusahaan pusat yaitu Aerowisata Garuda Indonesia. Tetapi peran serta hotel ini dan tiap tiap departemennya juga diperhatikan dalam pengambilan keputusan perusahaan dengan persetujuan owner tentunya, atau wakilnya dalam perusahaan tersebut yaitu GM(general manager)
5. Suatu tindakan yang harus di lakukan untuk dapat memajukan dan menyelesaikan masalah dalam suatu perusahaan. Tetapi keputusan yang diambil itu pun harus dengan pertimbangan yang matang tentang bagaimana jadinya perusahaan itu mendatang setelah keputusan diambil.
PEMBAHASAN
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERUSAHAAN
Pengambilan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajajer. Kegiatan ini memainkan peranan penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi rencana. Pengambilan keputusan dapat didefinisikan sebagai penentuan kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Manajer akan membuat tipe-tipe keputusan yang berbeda sesuai perbedaan kondisi dan situasi yang ada. Keputusan dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Keputusan-kepputusan yang diprogramkan (programmed decisions)
2. Keputusan-keputusan yang tidak diprogramkan (non-programmed decisions).
Tingkat ketidakpastian dalam berbagai situasi akan berbeda-beda oleh karena itu, manajer akan menghadapi tiga macam situasi, yaitu:
1. Dalam kondisi kepastian (certainy),
2. Dalam kondisi risiko (risk),
3. Dalam kondisi ketidakpastian.
Proses pembuatan keputusan
1. pemahaman dan perumusan masalah,
2. pengumpulan dan analisa data yang relevan,
3. pengembangan alternatife-alternatif,
4. evaluasi alternatife-alternatif,
5. pemilihan alternative terbaik,
6. implementasi keputusan,
7. evaluasi hasil-hasil keputusan.
Keterlibatan Bahan dalam pengambilan keputusan
pengambilan keputusan kelompok banyak manajer merasa keputusan-keputusan yang dibuat kelompok, seperti panitia, lebih efektif karena mereka memaksimumkan pengetahuan yang lain. Manajer lainnya sangat keras menghindari keterlibatan kelompok, karena mereka merasa hal itu lambat, tidak ptaktis dan sering mengjasilkan keputusan-keputusan yang kurang berbobot. Berbagai Gaya Pembuatan Keputusan Manajemen
A. manajer membuat keputusan sendiri,
B. manajer mendapatkan informasi yang diperlukan dan kemudian mengambil keputusan yang sesuai.
C. Manajer membicarakan masalah dengan yang lain dan mendapat gagasan-gagasan dan saran-sara.
D. Manajer membicarakan situasi keputusan dengan lainnya sebagai suatu kelompok dan kelompok menyusun dan menilai alternatif-alternatif.
E. Manajer membicarakan situasi keputusan dengan lainnya sebagai suatu kelompok dan kelompok menyusun dan memilih alternatif-alternatif.
pengambilan keputusan kelompok banyak manajer merasa keputusan-keputusan yang dibuat kelompok, seperti panitia, lebih efektif karena mereka memaksimumkan pengetahuan yang lain. Manajer lainnya sangat keras menghindari keterlibatan kelompok, karena mereka merasa hal itu lambat, tidak ptaktis dan sering mengjasilkan keputusan-keputusan yang kurang berbobot. Berbagai Gaya Pembuatan Keputusan Manajemen
A. manajer membuat keputusan sendiri,
B. manajer mendapatkan informasi yang diperlukan dan kemudian mengambil keputusan yang sesuai.
C. Manajer membicarakan masalah dengan yang lain dan mendapat gagasan-gagasan dan saran-sara.
D. Manajer membicarakan situasi keputusan dengan lainnya sebagai suatu kelompok dan kelompok menyusun dan menilai alternatif-alternatif.
E. Manajer membicarakan situasi keputusan dengan lainnya sebagai suatu kelompok dan kelompok menyusun dan memilih alternatif-alternatif.
METODE-METODE KUANTITATIF DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN
Teknik-tekniknya antara lain:
1. Management science
2. Operations research
Cirri-ciri riset operasi:
1. Terpusat pada pembuatan keputusan,
2. Penggunaan metode ilmiah,
3. Penggunaan model matematika,
4. Efektivitas ekonomis,
5. Bergantung pada computer,
6. Pendekatan tim,
7. Orientasi sistem.
Tahap-tahap pendekatan riset:
1. diagnosa masalah,
2. perumusan masalah,
3. pembuatan model,
4. analisa model,
5. implementasi penemuan.
Beberapa model dan teknik riset operasi: programasi linier teori antrian analisa network teori permainan model rantai mảkov programasi dinamik simulasi Aplikasi teknik-teknik riset operasi yaitu masalah-masalah persediaan alokasi antrian (garis-tunggu) pengurutan routing (scheduling) penggantian persaingan pencarian.Analisa proses pengambilan keputusan dalam senggigi beach Lombok Menurut perusahaan pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan adalah. Suatu tindakan yang harus di lakukan untuk dapat memajukan dan menyelesaikan masalah dalam suatu perusahaan. Tetapi keputusan yang diambil itu pun harus dengan pertimbangan yang matang tentang bagaimana jadinya perusahaan itu mendatang setelah keputusan diambil..cara atau proses pengambilan suatu keputusan yang dilakukan perusahaan ini jika terjadi suatu kesalahan yang disebabkan oleh pegawai adalah Tergantung dari seberapa fatal kah pegawai itu melakukan kesalahan, biasanya perusahaan akan memanggil pihak yang bersangkutan untuk dimintai keterangan, hal ini biasa dilakukan oleh manajemen personalia. Jika kesalahan sudah tidak dapat di tolelir lagi, maka perusahaan akan memberhentikan pegawai tersebut, tapi jika kesalahan masih ringan, perusahaan biasanya memberikan peringatan. Semua hal ini tentu saja diputuskan berdasarkan bukti yang telah ada atau kongkrit. Perlunya pengambilan keputusan dilakukan dalam suatu perusahaan , mengingat tiap-tiap hal yang perusahaan lakukan memiliki beberapa option, yang semuanya sangat sulit untuk memutuskan mana yang terbaik, karena keputusan yang akan diambil bisa saja bukan membuat perusahaan menjadi lebih maju, melainkan menjadi semakin terbelakang. oleh karena itu sangat dianjurkan untuk mengetahui secara mendetail tiap-tiap option atau kebijakan yang akan diambil. Dan setelah itu barulah diambil keputusan. Jika perusahaan ini pendapatannya terus menurun setiap tahunnya. Kebijakan yang akan dilakukan oleh perusahaan untuk menanggulanginya adalah Biasanya perusahaan pusat akan mengirim tim survey untuk melihat apa yang menyebabkan anak perusahaannya ini mengalami penurunan pendapatan. Disamping itu perusahaan akan terus mencari apa kendala dan bagaimana cara mengatasinya agar dapat menjadi daya tambah dalam perusahaan ini kedepannya agar tidak terjadi kesalahan yang sama. Kebijakannya biasanya adalah pengurangan pegawai dengan cara melihat kinerja para pegawai, melakukan promosi besar-besaran untuk menarik perhatian para wisatawan. Yang biasa mengambil keputusan dan menetapkan kebijakan perusahaan adalah oleh perusahaan pusat yaitu Aerowisata Garuda Indonesia. Tetapi peran serta hotel ini dan tiap-tiap departemennya juga diperhatikan dalam pengambilan keputusan perusahaan dengan persetujuan owner tentunya, atau wakilnya dalam perusahaan tersebut yaitu GM(general manager).
5.5 MENENTUKAN UMUR
EKONOMI ASET BARU DAN LAMA
Depresiasi
merupakan penurunan daya guna aktiva tetap karena peningkatan umur aktiva
tersebut atau karena keusangan yang terus menerus akibat adanya teknologi baru.
Faktor penyebab yang menimbulkan hilangnya prestasi atau berkurangnya nilai aktiva adalah:
1. faktor teknis: karena usang, aus, rusak, ketinggalan zaman
2. faktor ekonomi: karena tidak seimbangnya antara biaya dan penghasilan.
Faktor penyebab yang menimbulkan hilangnya prestasi atau berkurangnya nilai aktiva adalah:
1. faktor teknis: karena usang, aus, rusak, ketinggalan zaman
2. faktor ekonomi: karena tidak seimbangnya antara biaya dan penghasilan.
Depresiasi bisa
disebut juga penyusutan yang Merupakan berkurangnya nilai suatu properti
atau aset karena bertambahnya usia. Berkurangnya nilai tersebut bisa berupa
berkurangnya performance alat, tampilan fisik, kerusakan total,
maupun teknologi yang tertinggal.
Ada pula penyebab
terjadinya Depresiasi yaitu sebagai berikut:
1. Kerusakan
akibat pemakian
2. Penundaan
pemeliharaan
3. Kerusakan
akibat proses kimiawi seperti korosi
4. Kebutuhan
prosuksi yang lebih baru dan lebih besar
5. Penurunan
kinerja alat
6. Perkembangan
teknologi
7. Perkembangan
fasilitas yang lebih baik
Straight-line
depreciation
Penyusutan Metode
Garis Lurus ini adalah salah satu metode yang termasuk paling banyak
diaplikasikan oleh perusahaan perusahaan di indonesia. Metode garis lurus ini menganggap aktiva tetap akan
memberikan kontribusi yang merata di sepanjang masa penggunaannya, sehingga
aset tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke
periode hingga aset ditarik dari penggunaannya dalam operasional perusahaan.
Contoh Penyusutan
Aset Tetap Metode Garis Lurus :
Sebuah mesin
diperoleh pada tanggal 6 Juni 2014, harga perolehan mesin tersebut sebesar Rp
13,000,000 dan mesin tersebut ditaksir memiliki umur ekonomis 10 tahun, dan
apabila nanti sudah tidak digunakan lagi atau aset ditarik penggunaannya,
diperkirakan mesin tersebut masih bisa ditimbang kiloan (spesialisasi orang
madura nih, hehe becanda) besi tuanya dapat dijual seharga Rp 1.000,000. dalam
pencatatan akuntansi aset tetap, perusahaan menggunakan metode garis lurus
Beban penyusutan untuk tahun 2014, dihitungan dengan cara :
Beban Penyusutan = 7/12 x [(Rp 13,000,000 – 1.000,000) : 10 tahun] = Rp 699.999 ==> kita bulatkan saja Rp 700.000
# darimana angka 7/12 ?
Dalam 1 tahun,
terdapat 12 bulan, dan mesin tersebut mulai dioperasikan mulai juni, seandainya
mesin tersebut diperoleh tanggal 1 januari, maka dihitung dengan cara =
12/12 x [(Rp 13,000,000 – 1.000,000) : 10] …….dan seterusnya
Dan untuk tahun
2015, maka beban penyusutannya selama 12 bulan full jadi menggunakan 12/12
Atas pembebanan penyusutan ini dicatat sebagai berikut :
31 Desember 2014
Debit
|
|
|
Depreciation
|
Rp700.000
|
|||
Kredit
|
|
|
Accumulated
Depreciation
|
Rp700.000
|
# Pada akhir
periode, penyusutan ini juga harus dilakukan jurnal penyesuaian, untuk mengakui
adanya beban pada aset mesin ini. penyesuaian atas penyusutan aset tetap ini
sejumlah akumulasi penyusutan selama periode berjalan.
Pencatatan dalam jurnal penyesuaian:
Debit
|
|
|
Accumulated
Depreciation
|
Rp700.000
|
||
Kredit
|
|
|
Depreciation
Expense
|
Rp700.000
|
Sum-of-Years
depreciation
Metode Penyusutan
Aktiva Tetap menurut Jumlah Angka Tahun merupakan suatu metode penyusutan yang
dipercepat yaitu sesuai pertimbangan bahwa biaya pemeliharaan dan
perbaikan akan meningkat dengan bertambahnya usia aset tetap. Atau dengan
kata lain, suatu Bilangan pecahan yang semakin lama semakin kecil.
Tarif penyusutan ditentukan dalam bentuk pecahan yang dihitung dengan cara sebagai berikut :
Tarif penyusutan ditentukan dalam bentuk pecahan yang dihitung dengan cara sebagai berikut :
Pembilang (
numerator ) menggunakan angka tahun dimulai tahun yang terbesar ke tahun
terkecil.
Penyebut (
denumerator ) adalah jumlah angka tahun.
Apabila umur aktiva sama dengan 4 tahun maka penyebut angka pecahannya adalah jumlah angka tahun yaitu 1 + 2 + 3 + 4 = 10. Angka pembilang pada tahun pertama sampai dengan keempat masing-masing adalah 4,3,2, dan 1. Tarif penyusutan tahun pertama adalah 4/10, tahun kedua 3/10, tahun ketiga 2/10 dan tahun keempat 1/10.
Dasar penyusutan dalam metode ini sama dengan metode garis lurus yaitu taksiran nilai buku aktiva
(Nilai perolehan-taksiran residu / nilai sisa).
5.6 PERBANDINGAN ASET LAMA DAN ASET BARU
Umur ekonomis adaah
Depresiasi atau penyusutan dalam akuntansi adalah penyebaran biaya asal suatu
aktiva tetap (bangunan, alat, komputer, dll) selama umur perkiraannya.
Penerapan depresiasi akan mempengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan
kena pajak suatu perusahaan. Metode yang paling mudah dan paling sering
digunakan untuk menghitung penyusutan adalah metode penyusutan garis lurus
(straight-line depreciation). Tapi selain itu, ada pula metode penghitungan
lain yang bisa juga digunakan, seperti metode penyusutan dipercepat, penyusutan
jumlah angka tahun, dan saldo menurun ganda.
Kali ini kita akan
lebih membahas apa itu arti dan kegunaan umur ekonomis dalam dunia bidang
ekonomi dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Umur ekonomi
menurut kegunaannya dibagi menjadi dua jenis, yaitu
1.
Umur ekonomi aset baru
Umur ekonomi aset
akan meminimasi ekuivalen biaya tahunan seragam (equivalent uniform annual cost
– EUAC) kepemilikan dan pengoperasian aset. Sangat penting untuk mengetahui
umur ekonomi aset baru (penantang) berdasarkan prinsip bahwa aset baru dan aset
lama harus dibandingkan berdasarkan umur ekonomi (optimum) mereka.
MENENTUKAN UMUR
EKONOMI ASET BARU (PENANTANG)
Sangat penting
mengetahui umur ekonomi, EUAC minimum dan total biaya tahun demi tahun atau
biaya tambahan untuk aset baru maupun aset lama sehingga keduanya dapat
dibandingkan berdasarkan evaluasi terhadap umur ekonomi dan biaya yang paling
hemat keduanya.Untuk sebuah aset baru, umur ekonominya dapat dihitung jika
investasi modal,biaya tahunan dan nilai pasar per tahun diketahui atau dapat
diestimasi.
Analisis sebelum
pajak
PWk (i%) = I – MVk
(P/F,i%,k) + SEj (P/F,i%,j)
TCk (i%) = MVk-1 –
MVk + iMVk-1 + Ek
Contoh
Sebuah truk
forklift baru akan memerlukan investasi sebesar $20.000 dan diharapkan memiliki
nilai pasar akhir tahun serta biaya tahunan seperti diperlihatkan pada tabel
dibawah ini. Jika MARR sebelum pajak adalah 10% per tahun, berapa lama aset
tersebut harus dipertahankan kegunaannya?
Jawab :
Penentuan umur
ekonomi N sebelum pajak aset baru :
(1)Akhir tahun,k
Biaya penggunaan pada tahun, k EUAC tahun k
(2)MV, akhir tahun,
k (3)Penyusutan aktual selama tahun, k (4)Biaya modal = 10% dari MV awal tahun
(5)Biaya tahunan (Ek) (6) = (3)+(4)+(5)Total biaya (marginal) tahun k (TCk)
(7)EUACk=[STCj(P/F,10%,j)](A/P,10%,k)
0 $20.000 – – – – –
1 15.000
$5.000=20.000-15.000 $2.000= 20.000×0,1 $2.000 $9.000 $9.000
2 11.250
3.750=15.000-11.250 1.500= 15.000×0,1 3.000 8.250 8.643
3 8.500
2.750=11.250-8500 1.125=11.250×0,1 4.620 8.495 8.600® EUAC minimum (N*=3)
4 6.500
2.000=8500-6500 850=8500×0,1 8.000 10.850 9.082
5 4.750 1.750=6500-4750
650=6.500×0,1 12.000 14.400 9.965
Asumsi : semua arus
kas terjadi pada setiap akhir tahun.
Kolom 3 :
Penyusutan aktual untuk setiap tahun adalah perbedaan antara nilai pasar awal
dan akhir tahun. Penyusutan untuk masalah ini tidak dihitung berdasarkan metode
formal namun didasarkan pada hasil kekuatan ekspektasi pasar.
Kolom 4 :
Opportunity cost modal pada tahun k adalah 10% dari modal yang tidak direcover
(diinvestasikan dalam aset) pada awal masing-masing tahun.
Kolom 7 :
Equivalent uniform annual cost (EUAC) yang akan timbul setiap tahun jika aset
tersebut dipertahankan penggunaannya sampai tahun k, dan selanjutnya digantikan
pada akhir tahun. EUAC minimum terjadi pada akhir tahun N*. ® Pada aset disini
memiliki EUAC minimum jika dipertahankan kegunaannya hanya selama tiga tahun
(yaitu N*=3).
EUAC2 (10%)=
$20.000(A/P,10%,2)-$11.250(A/F,10%,2) + [$2.000(P/F,10%,1)
+
$3.000(P/F,10%,2)](A/P,10%,2)
= $8.643
2.
Umur ekonomi aset lama
Pembandingan aset
baru dengan lama harus dilakukan secara hati-hati karena melibatkan umur yang
berbeda. Aset lama harus dianggap memiliki umur lebih lama dibanding umur
ekonomi sebenarnya sepanjang biaya marginalnya kurang dari EUAC minimum aset
baru.
MENENTUKAN UMUR EKONOMI ASET LAMA
Jika tidak ada MV
aset lama saat ini atau nanti (dan tidak ada pengeluaran untuk perbaikan) dan
jika biaya operasi aset lama diperkirakan akan meningkat setiap tahun, maka
sisa umur ekonomi yang menghasilkan EUAC paling kecil akan satu tahun.
Jika MV lebih besar
dari nol dan diharapkan menurun dari tahun ke tahun, maka perlu dilakukan
perhitungan sisa umur ekonomi. Penundaan (postponement) umumnya diartikan
sebagai penundaan keputusan mengenai kapan akan melakukan penggantian, bukan
mengenai keputusan untuk menunda penggantiaN sampai tanggal masa datang
tertent.
Contoh
Misalnya ingin
diketahui berapa lama sebuah truk forklift harus dipertahankan kegunaannya
sebelum diganti dengan truk forklift baru yang data-datanya diberikan pada
contoh 3. Truk lama dalam kasus ini sudah berusia dua tahun, yang dibeli dengan
biaya $13.000 dan memiliki MV yang dapat dicapai saat ini (realizable MV)
sebesar $5.000. Jika dipertahankan, nilai pasar dan biaya tahunannya
diperkirakan akan seperti berikut :
Akhir tahun k MV
akhir tahun k Biaya tahunan, Ek
1 $4.000 $5.500
2 3.000 6.600
3 2.000 7.800
4 1.000 8.800
Tentukan periode
paling ekonomis untuk tetap mempertahankan aset lama sebelum menggantinya
dengan aset pengganti yang ada pada contoh 3. Biaya modal adalah 10% per tahun.
Jawaban :
Penentuan umur ekonomi
aset lama
(1)Akhir tahun, k
(2)Penyusutan aktual selama tahun k (3)Biaya modal = 10% dari MV awal tahun (*)
(4)Biaya tahunan (Ek) (5)Total biaya (marjinal) atau tahun (TCi)
=(2)+(3)+(4)
(6)EUAC sampai
tahun k
1 $1.000 $500
$5.500 $7.000 $7.000
2 1.000 400 6.600
8.000 7.474
3 1.000 300 7.800
9.100 7.966
4 1.000 200 8.800
10.000 8.406
(*) tahun satu
berdasarkan MV yang dapat dicapai sebesar $5.000
Perhatikan bahwa
EUAC minimum sebesar $7.000 berkaitan dengan mempertahankan aset lama satu
tahun lagi. Namun, biaya marjinal mempertahankan truk untuk tahun kedua adalah
sebesar $8.000, yang masih tetap lebih kecil dari EUAC minimum aset pengganti
(yaitu $8.600 dari contoh 3). Biaya marjinal untuk mempertahankan aset lama
pada tahun ketiga dan tahun selanjutnya lebih besar dari $8.600 EUAC minimum
truk baru. Berdasarkan data yang ada saat ini, paling ekonomis untuk
mempertahankan aset lama selama dua tahun lagi dan selanjutnya menggantinya
dengan aset baru.
PERBANDINGAN KETIKA MASA MANFAAT ASET LAMA BERBEDA DENGAN ASET PENGGANTI
Situasi ketiga
terjadi ketika masa manfaat aset pengganti terbaik dan aset lama diketahui,
atau dapat diestimasi, namun tidak memiliki nilai yang sama.
Ketika asumsi
berulangan (repeatability) tidak dapat diterapkan, asumsi berakhir bersamaan
(coterminated) dapat digunakan; asumsi ini menggunakan periode studi terbatas
untuk semua alternatif. Jika pengaruh inflasi akan dilibatkan dalam analisis
penggantian, dianjurkan untuk menggunakan asumsi coterminated.
Contoh
Andaikan kita dihadapkan
pada masalah penggantian yang sama dengan contoh di atas, kecuali bahwa periode
masa manfaat yang dibutuhkan adalah (a) tiga tahun atau (b) empat tahun.
Artinya, periode analisis terbatas dengan menggunakan asumsi coterminated
digunakan. Untuk setiap kasus tersebut, alternatif mana yang harus dipilih?
Jawaban :
(a) Untuk
perencanaan tiga tahun, secara intuitif kita akan berpikir apakah aset lama
harus dipertahankan tiga tahun lagi ataukah harus segera diganti dengan aset
baru untuk digunakan tiga tahun kemudian. EUAC aset lama untuk tiga tahun
adalah $7.966 dan EUAC aset baru untuk tiga tahun adalah $8.600. Berdasarkan
hal ini, aset lama akan dipertahankan selama tiga tahun. Namun, ini tidaklah
tepat. Dengan memfokuskan pada kolom “total biaya (marginal)”, kita dapat
melihat bahwa aset lama memiliki biaya paling rendah pada dua tahun pertama,
tetapi pada tahun ketiga aset lama ini memiliki biaya sebesar $9.100; sedangkan
biaya tahun pertama aset pengganti adalah $9.000. Dengan demikian, akan lebih ekonomis
untuk mengganti aset lama setelah tahun kedua. Kesimpulan ini dapat dibuktikan
dengan menghitung semua kemungkinan penggantian dan biayanya yang terkait,
untuk selanjutnya menghitung EUAC masing-masing.
(b) Untuk
rentang perencanaan empat tahun, alternatif-alternatif tersebut beserta
biaya-biayanya yang terkait untuk masing-masing tahun dan EUACnya ada dalam
tabel dibawah ini
Penentuan kapan
untuk mengganti aset lama dengan rentang rencana empat tahun
Pertahankan aset
lama untuk Pertahankan aset baru untuk Biaya total (marjinal) untuk setiap
tahun EUAC pada 10% untuk 4 tahun
1 2 3 4
0 tahun 4 tahun
-$9.000 -$8.250 -$8.495 -$10.850 -$9.082
1 3 -7.000 -9.000
-8.250 -8.495 -8.301
2 2 -7.000 -8.000
-9.000 -8.250 -8.005 ® negatif terkecil
3 1 -7.000 -8.000
-9.100 -9.000 -8.190
4 0 -7.000 -8.000
-9.100 10.000 -8.406
Jadi, alternatif
paling ekonomis adalah mempertahankan aset lama selama dua tahun lagi kemudian
menggantinya dengan aset baru, untuk dipertahankan dua tahun kemudian. Jika
analisis penggantian melibatkan aset lama yang tidak dapat lagi digunakan
akibat perubahan teknologi, keharusan perbaikan, dst, maka pilihan diantara dua
atau lebih alternatif harus dibuat.
Contoh
Sebuah robot
digunakan dalam sebuah laboratorium komersial untuk menangani sampel keramik
yang ditempatkan dalam ruang bertemperatur tinggi yang merupakan bagian dari
sebuah prosedur pengujian. Karena adanya perubahan kebutuhan konsumen, robot
tersebut tidak akan dapat memenuhi persyaratan kebutuhan masa datang. Sedangkan
di masa datang akan diperlukan pengujian sampel material keramik yang lebih
besar, juga dengan temperatur yang makin tinggi. Kedua perubahan ini akan
melebihi kemampuan operasi robot yang ada saat ini.
Karena situasi ini,
dua robot berteknologi tinggi telah dipilih untuk dilakukan analisis ekonomi
dan perbandingan diantara keduanya. Estimasi berikut ini telah dikembangkan
dari informasi yang diberikan oleh beberapa pengguna robot-robot tersebut dan
data-data yang diperoleh dari pembuat robot tersebut. MARR sebelum pajak
perusahaan adalah 25% per tahun. Berdasarkan informasi ini, robot mana yang
secara ekonomi lebih dipilih?
ROBOT
R1 R2
Investasi modal
harga pembelian -$38.200 -$51.000
Biaya pemasangan
-2.000 -5.500
Biaya tahunan
-1.400 dalam tahun 1, dan meningkat setelahnya pada tingkat 8%/tahun -1.000
pada tahun 1, dan meningkat setelahnya pada $150/tahun
Masa manfaat
(tahun) 6 110
Nilai pasar -$1.500
+$7.000
Jawaban :
Asumsi berulangan
(repeatability) dengan metode AW digunakan dalam pembandingan kedua robot.
Kedua robot tersebut, jika terpilih, diharapkan dapat memberikan jasa yang
diinginkan selama periode masa manfaat totalnya. Demikian pula kedua robot
paling mungkin akan diganti pada akhir masa hidupnya dengan robot baru
pengganti yang lebih baik. Ekuitas biaya tahunan (annual equivalent cost)
sebuah penantang baru pada saat itu harus lebih kecil dari model R1 atau R2 dan
harus memberikan jasa yang sama atau lebih baik karena perkembangan teknologi
yang terus berlanjut serta persaingan diantara pembuat robot.
Estimasi biaya
tahunan R1 adalah urutan kas geometris dimulai tahun pertama. Convenience rate
yang dibutuhkan untuk menghitung PW urutan ini adalah
icr =
(0,25-0,008)/1,08 = 0,1574 atau 15,74%.
Nilai sisa (salvage
value) negatif (-$1.500) menunjukkan biaya neto yang diharapkan untuk pelepasan
aset pada akhir tahun keenam.
AWR1(25%) =
-($38.200+$2.000)(A/P,25%,6) –($1.400/1,08)(P/A,15,74%,6)
–
($1.500)(A/F,25%,6)
= -$15.382
Untuk model R2, AW
selama masa manfaatnya adalah
AW (25%) =
-($51.000+$5.500)(A/P,25%,10)
–[$1.000(P/A,25%,10)+$150(P/G,25%,10)](A/P,25%,10)
+$7.000(A/F,25%,10)
= -$17.035
Robot pengganti R1
secara ekonomis lebih dipilih karena AW selama masa manfaatnya memiliki nilai
negatif paling kecil (-$15.382).
Berdasarkan konsep
di atas, peran perhitungan ekonomi sangatlah penting dalam segala bidang
termasuk dalam pemiihan alat rumah tanngga dan di dunia usaha maupun industri.
Penting, di karenakan umur ekonomis bisa berpengaruh dengan penghasilan
produksi, laba, investasi dan kemajuan dalam kegiatan ekonomi. Bisa di
analogikan umur ekonomis sebagai pedoman peritungan dalam mengambl keputusan
dalan hal kegiatan ekomnomi. Makin kita memperhatikan masalah umur ekonomis,
makin kecil kemungkinan kita mengalami kerugian. Jadi, menurut saya itulah
pentinnya umur ekonomis dalm kegiatan perekonomian.
Berikut ini, salah
satu kasus perhitungan umur ekonomis dalam bidang produksi listrik
B.
KASUS UMUR EKONOMI
Pemilihan Mesin
Penggerak
Berdasarkan hasil
survey lapangan bahwa mesin yang dapat digunakan untuk mesin penggerak
generator PLTBG adalah mesin diesel dan bensin. Di pasaran untuk mesin bensin
harganya jauh lebih mahal dari mesin diesel dengan daya yang sama dan untuk
daya yang besar hanya mesin diesel yang dapat digunakan sebab tidak adanya
mesin bensin dengan daya besar di pasaran. Penggunaan kedua jenis mesin
tersebut dalam kenyataannya menghasilkan efisiensi yang rendah sehingga perlu
adanya modifikasi.
Modifikasi yang
perlu dilakukan untuk mengubah mesin diesel menjadi mesin berbahan bakar biogas
adalah dengan cara menambahkan conversion kit dan mixer. Fungsi conversion kit
adalah untuk mengatur debit dan menurunkan tekanan aliran bahan bakar sesuai
dengan tekanan operasional yang diinginkan sedangkan mixer berfungsi sebagai
pencampur bahan bakar dengan udara. Pemasangan mixer terletak pada saluran
masuk udara dan conversion kit terpasang antara mixer dan tabung gas (Gas
holder). Sistem modifikasi ini menggunakan sistem dualfuel yaitu mesin
menggunakan dua bahan bakar yang dilakukan secara bersamaan dengan komposisi
20% solar dan 80% biogas . Hal ini dilakukan karena titik nyala pembakaran
biogas sangat tinggi yaitu sekitar 645°C-750°C.
Skema pemasangan
mixer dan conversion kit pada mesin diesel
Modifikasi mesin
bensin hampir sama dengan mesin diesel yaitu dengan cara menambah Conversion
kit dan mixer. Perbedaannya adalah pada mesin bensin bahan bakar biogas dapat
digunakan 100%, hal ini dikarenakan adanya busi sehingga bahan bakar biogas
akan cepat terbakar. Pemasangan mixer terletak antara saringan udara dan
karburator, sedangkan Conversion kit terpasang antara mixer dan tabung gas (gas
holder). Perkiraan biaya untuk pembelian Conversion kit dan mixer yaitu sekitar
Rp. 4.800.000,00 untuk kondisi alat baru.
Perhitungan ekonomi
Perhitungan ekonomi
penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBG) untuk peternakan sedang dan
besar dengan pemakaian mesin diesel dan bensin , dan dibandingkan dengan
keuntungan listrik yang dihasilkan yang disesuaikan dengan tarif dasar listrik
PLN.
Tabel 2. Perkiraan
biaya investasi PLTBG pada peternakan sedang dan besar
Tabel 3. Perkiraan
biaya operasi PLTBG pada peternakan sedang dan besar
Biaya investasi
dari mesin diesel lebih kecil dari pada mesin bensin, sehingga mesin diesel
lebih menguntungkan dari segi ekonomi. Di lain sisi dari aspek perawatan mesin
diesel dan mesin bensin dapat dikatakan sebanding dan membutuhkan biaya yang
relatif sama. Dilihat dari aspek operasi mesin diesel lebih mudah, mempunyai
umur operasi yang lama dan menggunakan sedikit bahan bakar untuk penyediaan
daya yang sama dibandingkan dengan mesin bensin. Hal ini dapat dijadikan alasan
bahwa mesin diesel lebih menguntungkan sebagai mesin penggerak pada PLTBG.
Keuntungan dari
membangkitkan listrik dari PLTBG adalah energi listrik yang dapat hasilkan
dikalikan dengan harga listrik yang harus dibayar pemakai jika menggunakan
listrik dari PLN. Harga listrik Rp. 545/kWh dan biaya beban Rp. 30.000,00/kVA.
Nilai rupiah yang dapat dihasilkan dari membangkitkan listrik dari biogas pada
peternakan sedang dengan daya 3 kW (4 kVA) dalam satu tahun dengan penggunaan
tiap hari 24 jam adalah Rp. 15.762.600,00.
Analisa ekonomi
pembangkit listrik tenaga biogas dengan mesin penggerak dari mesin diesel untuk
peternakan skala sedang, jika bunga investasi untuk kredit dari bank 19 %
adalah :
Total investasi =
Rp. 7.300.000,00 + Rp. 7.300.000,00 x 19% = Rp. 8.687.000,00
Umur teknis
ekonomis 10 Tahun
Depresiasi = Rp.
8.687.000,00 / 10 = Rp. 868.700,00
Cash flow =
Keuntungan + Depresiasi- biaya operasional
= Rp. 15.762.600,00
+Rp. 868.700,00 – Rp. 10.316.000,00 = Rp. 6.220.400,00
IRR(Initial Rate of
Return) = 72 %
NPV (Net Present
Value) = Rp. 15.726.618,00
BCR (Benefit Cost
Ratio ) = 1,45
PB ( Pay back) = 1
tahun 5 bulan
Nilai rupiah yang
dapat dihasilkan, sesuai harga listrik dari PLN, dari membangkitkan listrik
dengan biogas pada peternakan besar dengan daya 15 kW (19 kVA) dalam satu tahun
dengan penggunaan tiap hari 24 jam adalah Rp. 78.453.000,00. Jika bunga
investasi untuk kredit dari bank 19 % maka analisa pembangkit listrik tenaga
biogas untuk peternakan skala besar adalah:
Total investasi =
Rp. 56.300.000,00 + Rp. 56.300.000,00 x 19% = Rp. 66.997.000,00
Umur teknis
ekonomis 10 Tahun
Depresiasi = Rp.
66.997.000,00 / 10 = Rp. 6.699.700,00
Cash flow =
Keuntungan + Depresiasi- biaya operasional
= Rp. 78.453.000,00
+ Rp. 6.699.700,00 – Rp. 22.883.600,00 = Rp. 61.537.200,00
IRR(Initial Rate of
Return) = 93 %
NPV (Net Present
Value) = Rp. 170.743.335,00
BCR (Benefit Cost
Ratio ) = 2,87
PB ( Pay back) = 1
tahun 1 bulan
Berdasarkan hasil
perhitungan diatas dapat diambil kesimpulan untuk skala peternakan sedang dan
besar lebih baik menggunakan mesin diesel, disamping ekonomis aspek operasi
mesin diesel lebih mudah dibandingkan dengan mesin bensin. Umur operasi mesin
diesel mempunyai jangka waktu yang lama.
Kendala yang
dihadapi untuk pembangunan PLTBG adalah modal awal yang besar, kurangnya
penguasaan ilmu tentang pembangunan PLTBG, adanya keraguaan dari pemilik
peternakan tentang berhasil tidaknya PLTBG, kurangnya perhatian pemerintah
tentang penelitian PLTBG dan kurangnya pemberian bantuan dana bagi pemilik
peternakan. Saran untuk mengatasi kendala diatas adalah peminjaman modal ke
bank atau pemberian kredit lunak oleh pemerintah kepada pemilik peternakan,
perlunya mempelajari lebih dalam modifikasi yang perlu dilakukan pada mesin
untuk PLTBG, pemberian kucuran dana untuk penelitian dari pemerintah, perlunya
adanya penyuluhan terhadap peternak sapi sehingga tidak adanya keraguan lagi
dari para peternak untuk pembangunan PLTBG.
A.
SOLUSI
Pemilihan mesin
harus berdasarkan daya yang dapat dihasilkan oleh digester, harga mesin, biaya
modifikasi dan aspek operasi dan pemeliharaan.
Mesin penggerak
generator pada PLTBG untuk skala peternakan sedang dan besar lebih baik dengan
penggunaan mesin diesel karena dari aspek ekonomis , operasi dan pemeliharaan
lebih baik disbanding dengan mesin bensin.
Perlu adanya
kerjasama antara pemerintah maupun pihak swasta dengan peternakan sapi untuk
pembangunan PLTBG.
5.7 PENGHENTIAN
TANPA PENGGANTIAN
Penghentian adopsi
ada dua jenis, yaitu penggantian (replacement) dan disenchantment.
Masing-masing jenis mempunyai ciri serta alasan sendiri.
a) Penggantian (replacement)
Penggantian adalah keputusan untuk menolak suatu pembaruan karena pengguna mempertimbangkan sesuatu hal atau pembaruan lain yang dianggap lebih baik dari yang ditawarkan sekarang. Pembaruan yang terjadi, seperti penggunaan scanner untuk komputer dengan perangkat lunak Windows XP dianggap lebih bermanfaat daripada menggunakan Windows 98. Pada windows XP, generasi perangkat lunak yang lebih baru dibandingkan keduanya, penggunaan scanner jauh lebih sederhana. Pengguna tidak perlu melakukan prosedur apapun, asal sacnner sudah tersambung dengan sumber listrik.
b) Disenchantment
Disenchantment adalah keputusan untuk menolak suatu pembaruan setelah mencoba mengadopsi beberapa waktu karena ketidakpuasan atau melihat dampak buruk dari pembaruan itu sendiri. Terkadang disenchantment terjadi karena salah menggunakan pembaruan karena kurang informasi. Kembali ke contoh perangkat lunak dari microsoft, yaitu windows 98 danwindows 2000. Windows 98 karena lebih dulu muncul ternyata jauh lebih baik dan lebih compatible dibandingkan dengan windows 2000.
a) Penggantian (replacement)
Penggantian adalah keputusan untuk menolak suatu pembaruan karena pengguna mempertimbangkan sesuatu hal atau pembaruan lain yang dianggap lebih baik dari yang ditawarkan sekarang. Pembaruan yang terjadi, seperti penggunaan scanner untuk komputer dengan perangkat lunak Windows XP dianggap lebih bermanfaat daripada menggunakan Windows 98. Pada windows XP, generasi perangkat lunak yang lebih baru dibandingkan keduanya, penggunaan scanner jauh lebih sederhana. Pengguna tidak perlu melakukan prosedur apapun, asal sacnner sudah tersambung dengan sumber listrik.
b) Disenchantment
Disenchantment adalah keputusan untuk menolak suatu pembaruan setelah mencoba mengadopsi beberapa waktu karena ketidakpuasan atau melihat dampak buruk dari pembaruan itu sendiri. Terkadang disenchantment terjadi karena salah menggunakan pembaruan karena kurang informasi. Kembali ke contoh perangkat lunak dari microsoft, yaitu windows 98 danwindows 2000. Windows 98 karena lebih dulu muncul ternyata jauh lebih baik dan lebih compatible dibandingkan dengan windows 2000.
f) Saluran komunikasi
Pengenalan pembaruan tidak mungkin terjadi tanpa adanya teknik penyebaran tertentu. Upaya-upaya memperkenalkan pembaruan biasanya dilakukan melalui saluran komunikasi. Rujukan saluran komunikasi sering kali berupa media massa atau narasumber yang bersifat lokal atau kosmopolitan.
1) Saluran media massa
Saluran komunikasi media massa merupakan perangkat penyebaran pesan melalui media massa, seperti radio, TV dan surat kabar. Media massa menyampaikan pesan atau pembaruan secara tidak langsung. Penyebaran yang terjadi mencakup pemirsa/masyarakat pengguna dalam jumlah yang banyak. Pesan melalui media massa dengan memanfaatkan teknik perekaman, dapat diulang-ulang sesuai dengan kebutuhan dan bersifat menetap karena menggunakan format tertentu. Media massa secara efektif dapat dimaksimalkan penggunaannya pada saat masyarakat berada pada tahap pengetahuan.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar