ekonomi manajemen II (bab III, bab IV, dan bab V)

PENGANTAR EKONOMI DAN MANAJEMEN II ( BAB III , BAB IV , dan BAB V )

Definisi Inflasi     
 Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Penentuan barang dan jasa dalam keranjang IHK dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barang/jasa di setiap kota.

Indikator inflasi lainnya berdasarkan international best practice antara lain:
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas. [Penjelasan lebih detail mengenai IHPB dapat dilihat pada web site Badan Pusat Statistik www.bps.go.id]

Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran level harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan. 


Pengelompokan Inflasi
Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran (berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose - COICOP),
yaitu : Kelompok Bahan Makanan
Ø  Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau
Ø  Kelompok Perumahan
Ø  Kelompok Sandang
Ø  Kelompok Kesehatan
Ø  Kelompok Pendidikan dan Olah Raga
Ø  Kelompok Transportasi dan Komunikasi.





Penyebab Inflasi 

Penyebab terjadinya inflasi pada umumnya dibedakan menjadi dua, yaitu..
Demand Pull Inflation adalah permintaan masyarakat terlalu besar yang tidak dapat dilayani oleh kapasitas produksi sehingga terjadi terganggunya keseimbangan akan permintaan dan penawaran dengan melibatkan kenaikan harga. 
Cosh Push Inflation adalah inflasi yang disebabkan karena kenaikan harga akan bahan baku atau kenaikan upah/gaji
Teori-Teori Inflasi
Dari berbagai gejala-gejala inflasi yang timbul dapat dijelaskan dengan teori-teori inflasi. Teori-teori inflasi adalah sebagai berikut.. 
Teori Kuantitas (Irving Fisher) : Dalam teori kuantitas, jika penawaran terhadap uang bertambah maka akan terjadi pula kenaikan tingkat harga. 
Teori Keynes : Dalam teori keynes, inflasi terjadi karna adanya sebagian masyarakat yang hidup diluar dari batas ekonominya atau adanya kelebihan permintaan dari masyarakat. 
Teori Strukturalis : Dalam teori strukturalis menyatakan bahwa terjadinya inflasi karena adanya kekakuan struktur perekonomian khususnya di negara berkembang. Arti dari kekakuan terhadap penerimaan ekspor dan penawaran atau produksi makanan dalam negeri. 

Jenis-Jenis Inflasi 

Inflasi terbagi atas beberapa pandangan dalam menentukan jenis-jenis atau macam-macam inflasi seperti jenis-jenis inflasi berdasarkan Tingkat keparahannya, berdasarkan Penyebabnya, berdasarkan Asalnya, berdasarkan pengaruh terhadap harga barang antara lain sebagai berikut....



1. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya
·       Inflasi Ringan : Pengertian inflasi ringan adalah inflasi yang belum terlalu mengganggu keadaan ekonomi. Inflasi ringan mampu dikendalikan dengan tingkat nilai dibawah 10% per tahun. 
·       Inflasi Sedang : Pengertian inflasi sedang adalah inflasi yang dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat bagi penghasilan tetap dengan tingkat laju inflasi sebesar 10%-30% per tahun. 
·       Inflasi Berat : Pengertian inflasi berat adalah inflasi yang mampu mengacaukan perekonomian yang berakibat pada kurangnya minat masyarakat dalam menabung karna bunga bank lebih rendah dari laju angkat inflasi, inflasi berat memiliki laju sekitar 30%-100% per tahun. 
·       Inflasi Sangat Berat atau Hiperinflasi : Pengertian inflasi sangat berat adalah inflasi yang telah mengacaukan kondisi perekonomian dan sulit dikendalikan walapun dengan melakukan kebijakan moneter atau kebijakan fiskal dengan laju inflasi diats 100% per tahun.




2. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
Demand Pull Inflation atau inflasi permintaan : Pengertian demand pull inflation adalah inflasi yang timbul akibat dari kenaikan permintaan masyarakat
Cost Push Inflation atau inflasi biaya : Pengertian cost push inflation adalah inflasi yang timbul akibat dari biaya produksi barang dan jasa

3. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Asal atau Sumbernya
Inflasi dalam Negeri : Pengertian inflasi dalam negeri adalah inflasi yang terjadi akibat defisit anggaran belanja negara (APBN) sehingga pencetakan uang baru dan gagalnya pasar yang mengakibatkan tingginya harga bahan makanan.
Inflasi Luar Negeri : Pengertian inflasi luar ngeri adalah inflasi yang disebabkan naiknya harga barang impor yang berasal dari biaya produksi barang di luar negeri yang tinggi atau naiknya tarif impor barang. 

4. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Pengaruh terhadap Harga Barang 
Inflasi Tutup atau (Closed Inflation) : Pengertian inflasi tutup adalah inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga antara satu atau dua barang tertentu.   
Inflasi Terbuka (Open Inflation) : Pengertian inflasi terbuka adalah inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga semua barang. 

Dampak Inflasi 
Dampak yang ditimbulkan inflasi dapat bersifat positif dan negatif, tergantung pada tingkat keparahannya yang kita ketahui inflasi memberikan dampak bagi individu maupun pada kegiatan perekonomian secara luas.



1.Positif
Peredaran atau perputaran barang menjadi lebih cepat.
Produksi akan barang-barang bertambah, karena keuntungan pada pengusaha juga bertambah.
Kesempatan kerja bertambah, ini dapat terjadi karena tambahan investasi.
Pendapatan nominal juga bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikan pendapatan kecil.

2.Negatif
Harga barang-barang dan jasa naik.
Nilai dan kepercayaan akan uang mengalami penurunan atau berkurang.
Menimbulkan tindakan spekulasi.
Banyak proyek pembangunan yang akan macet atau terlantar.
Kesadaran akan menabung masyarakat berkurang.
Menimbulkan masalah dalam neraca pembayaran
Menimbulkan masalah dalam keadaan di masa depan
Menyebabkan tingkat bunga bertambah dan akan mengurangi investasi




Cara Mengatasi Inflasi 

Inflasi dapat dicegah dengan tiga kebijakan yang dilakukan pemerintah. Cara mengatasi inflasi adalah sebagai berikut...

Kebijakan Moneter : Dalam teori moneter klasik, inflasi dapat terjadi karena penambahan jumlah uang yang beredar. Jadi, secara teoretis relatif mudah dalam mengatasi inflasi, yaitu dengan cara mengendalikan jumlah uang beredar. Kebijakan moneter adalah tindakan yang dijalankan oleh Bank Indonesia untuk mengurangi atau menambah jumlah uang beredar. Ketika jumlah uang beredar terlalu banyak sehingga inflasi dapat meningkat tajam, Bank Indonesia akan segera melakukan dengan menerapkan berbagai kebijakan moneter untuk mengurangi banyak peredaran uang.
Kebijakan Fiskal : kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan fiskal dapat dilakukan pemerintah dalam mengurangi inflasi adalah dengan cara mengurangi pengeluaran pemerintah dengan menaikkan tarif pajak dan mengadakan pinjaman pemerintah.
Kebijakan Non-Moneter dan Non-Fiskal : pemerintah dapat melakukan kebijakan nonmoneter atau nonfiskal dengan melakukan tiga cara, yaitu menstabilkan upah (gaji), distribusi barang, dan menaikkan hasil produksi,  serta pengamanan harga







TERMINOLOGI DAN KONSEP-KONSEP DASAR


A. Konsep Biaya


Persatuan Akuntansi Indonesia menggunakan istilah biaya sebagai cost dan istilah beban sebagai axpense. Cost adalah pengorbanan sumber daya ekonomis tertentu untuk memperoleh sumber daya ekonomis lainnya. Secara sederhana cost adalah sejumlah kas yang dikeluarkan untuk membeli barang dagangan. Sedangkan Expense adalah pengorbanan sumber daya ekonomis untuk memperoleh penghasilan. Jika barang dagangan dijual, maka cost yang melekat pada barang dagangan tersebut kini berubah menjadi expense. Pada pembahasan selanjutnya istilah harga pokok dinyatakan sebagai cost, dan istilah harga pokok penjualan dinyatakan sebagai expense.





B. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi Perusahaan


1. Biaya ProduksiAdalah biaya –biaya yang diperlukan untuk memperoleh bahan baku (mentah) dari pemasok dan mengubahnya menjadi produk selesai yang siap dijual. Elemen biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.


2. Biaya PenjualanAdalah biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan produk selesai ,termasuk biaya iklan, Biaya gaji para pramuniaga,biaya angkut barang –barang yang di jual, dan gaji manajer pemasaran.


3. Biaya Administrasi
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk administrasi secara umum,seperti gaji para eksekutif ,biaya penyelenggaraan akuntasi,gaji pegawai bagian administrasi , dan biaya habis pakai.


C. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perioda

1. Biaya Produk
Adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau memproduksi barang/produk . Biaya-biaya ini dipertemukan (ditandingkan) dengan pendapatan pada periode penjualan produk.

2. Biaya Perioda
Adalah biaya yang diindentifikasi dengan interval waktu tertentu karena tidak diperlukan untuk memperoleh barang/produk yang akan dijual. Biaya perioda diakui sebagai biaya (ditandingkan dengan penghasilan) pada perioda terjadinya. Biaya-biaya ini tidak boleh dimasukkan sebagai elemen harga pokok persediaan dan karenanya disebut juga noniventoriable cost. Contoh biaya perioda adalah gaji manajer pemasaran,gaji direktur,penyusutan gedung kantor administrasi , biaya iklan, biaya listrik untuk kantor administrasi dan pemasaran , rekening langganan Koran,biaya telpon, dan lain sebagainya.



D. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Penelusuran Objek Biaya

1. Biaya Langsung
Adalah biaya yang dapat ditelusuri atau diidentifikasi ke suatu objek biaya tertentu karena hanya dikeluarkan untuk manfaat objek biaya itu sendiri.



2. Biaya Tak Langsung
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk lebih dari suatu objek biaya dan tak dapat ditelusuri ke salah satu objek biaya tertentu;karenanya biaya tersebut bersifat umum disebut common cost.


E. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perubahan Volume Kegiatan


1. Biaya Tetap
Adalah biaya yang jumlah totalnya tetap, tidak berubah untuk suatu periode tertentu. Biaya tidak akan naik ataupun turun meskipun volume kegiatannya bervariasi.
Jadi, biaya tetap adalah biaya yang totalnya tetap untuk suatu perioda tertentu dan per unitnya berubah – ubah berbanding terbalik dengan volume kegiatan.


2. Biaya Variabel
(variable cost) adalah biaya yang jumlah totalnya bervariasi secara proporsional dengan variasi volume kegiatan, tetapi jumlah per unitnya tetap. Sebagai contoh adalah upah tenaga kerja langsung sebesar 1.000 rupiah untuk setiap unit produk yang dihasilkan. Upah adalah 5.000 rupiah bila 5 unit yang diproduksi dan upah adalah 10.000 rupiah bila 10 yang diproduksikan . perhatikan bahwa upah total berubah-ubah sesuai jumlah produk yang dihasilkan, akan tetapi upah per unitnya konstan. Biaya bahan baku , komisi berdasarkan persentase penjualan, dan biaya telepon berdasarkan lamanya penggunaan merupakan contoh biaya variabel.

F. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Kendali Manajer



1. Biaya Terkendali
Adalah biaya yang secara signifikan dapat di pengaruhi dan dikendlikan oleh manajer tertentu pada perioda tertentu.



2. Biaya Tak Terkendali
Adalah biaya yang secara signifikan tak dapat di pengaruhi dan di kendalikan oleh manajemen tertentu pada perioda tertentu.




G. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Pengambilan Keputusan


1. Biaya Relevan
Adalah biaya akan terjadi dimasa mendatang perbedaan di antara pelbagai alternative keputusan. Sebagai contoh, manajemen akan memilih alternatif mengunakan mesin foto copy merek X atau merek Y. upah operator mesin foto copy mungkin releven dan mungkin tak relevan jika upah operator mesin foto copy X sama dengan upah operator mesin foto copy merek Y, maka upah bukanlah biaya relevan dalam pengambilan keputusan ini.tetapi Jika berbeda,maka upah operator adalah biaya relevan. Beda antara dua atau lebih biaya relevan di sebut differential cost.


2. Biaya Tak Relevan
Adalah biaya yang tak memenuhi salah satu atau kedua-duanya dari kriteria biaya relevan Oleh karena itu biaya tak relevan tidak perlu dipertimbangkan di dalam pengambilan keputusan. Nilai buku aktiva tetap yang sekarang di gunakan merupakan contoh biaya tak relevan .Nilai buku adalah cost aktiva tetap yang belum didepresiasi. Keputusan apapun yang akan diambil oleh manajemen terhadap aktiva tetap tersebut tidak akan dapat mengubah cost yang masih tersisa itu.


3. Biaya Terhindarkan
Adalah biaya yang dapat dihindarkan jika satu alternatif keputusan diambil. Misalnya, perusahan mempunyai tiga bagian penjualan lini produk A, B, dan C . jika bagian lini produk A akan ditutup maka gaji pegawai pada bagian itu dapat di hindarkan, dalam arti tidak akan dikeluarkan lagi gaji tersebut.


4. Biaya Tak Terhindarkan
Jika dikaitkan dengan relevansi biaya terhadap keputusan ,maka biaya terhindarkan adalah biaya relevan dan biaya tak terhindar adalah biaya tak relevan. biaya penyusutan ruangan yang di tempati bagian itu tidak akan dapat dihindarkan .Biaya seperti ini di sebut unavoidable cost atau biaya tak terhindarkan.



H. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Dampak Keputusan


1. Sunk Cost
Adalah biaya yang telah dikeluarkan dan yang tak dapat diubah oleh keputusan sekarang atau masa yang akan datang. Karena tak dapat diubah kini dan yang akan datang , biaya tersebut tak dapat di gunakan untuk menganalisa alternatif tindakan yang akan datang. Dengan kata lain,biaya ini tidak akan pernah relevan dengan pengambilan keputusan sekarang.


2. Biaya Tunai
(out-of pocket cost) adalah biaya yang membutuhkan pengeluaran kas di masa mendatang akibat keputusan sekarang atau keputusan yang akan datang. Sebagai contoh,perusaahan sekarang mengambil keputusan untuk melakukan ekspansi usaha. Keputusan ini mengakibatkan munculnya biaya – biaya tertentu seperti upah karyawan akan dipekerjakan dan bahan habis pakai yang akan di gunakan. Biaya-biaya ini sudah barang tentu memerlukan pengeluaran kas. Itulah biaya tunai.





I. Klasifikasi Biaya Berdasarkan PemanfaatanOpportunity cost adalah manfaat potensial yang hilang atau dikorbankan karena dipilihnya satu alternatif keputusan tertentu. Manfaat potensial ini dapat berupa penghasilan (revenue) atau penghematan biaya (cost saving) . Sebagai contoh: Sebuah perusahaan memilki beberapa buah gudang. Salah satunya berada didalam kota. Keberadaaan gudang ini mampu menghemat biaya distribusi sekitar Rp.36 Juta/tahun. Suatu saat toko disebelahnya meminta untuk menyewa gudang tersebut Rp.36 juta/tahun. Keputusn yang bijak untuk diambil adalah memilih alternative yang opportunity costnya paling rendah, yakni menyewakan gudang tersebut. Apalagi penggunaan gudang dalam kota sudah dibatasi oleh Pemkot.

Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku individu dan masyarakat membuat pilihan (dengan atau tanpa uang) menggunakan sumbersumber yang terbatas, dengan cara atau alternatif terbaik untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai pemuas kebutuhan manusia yang (relatif) tidak terbatas. Barang dan jasa yang dihasilkan kemudian didistribusikan untuk kebutuhan konsumsi sekarang dan di masa yang akan datang kepada berbagai individu dan kelompok masyarakat.

DEFLASI


 A. Pengertian Deflasi

§  Dalam ekonomi, deflasi adalah suatu periode dimana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar. Ada pula deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan terhadap uang berdasarkan jumlah uang yang berada di masyarakat.

B. Penyebab Deflasi


Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab deflasi :


1.     Menurunnya Persediaan Uang di Masyarakat.

Menurunnya jumlah persediaan uang di masyarakat ini cenderung disebabkan karena sebagian besar masyarakat menyimpan uangnya di bank.Masyarakat menyimpan uangnya di bank kemungkinan disebabkan oleh tingkat suku bunga yang tinggi karena dapat memberikan keuntungan yang cukup tinggi.Sehingga dengan demikian persediaan uang yang ada di masyarakat semakin berkurang.Jika persediaan uang lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah barang maka akan dapat menimbulkan deflasi.

2. Meningkatnya Persediaan Barang

Kadang kala produksi barang tidak bisa di bendung apabila permintaan barang meningkat.Produsen cenderung terus meningkatkan produksinya pada saat kondisi seperti itu.Jika jumlah barang yang diproduksi tersebut tidak habis terjual kepada konsumen dan produksi tetap dilakukan sedangkan permintaan akan barang semakin berkurang maka akan dapat meningkatkan jumlah persediaan barang di masyarakat akibatnya harga barang tersebut semakin menurun karena jumlahnya banyak.



3. Menurunnya Permintaan Akan Barang.

Apabila permintaan akan suatu barang menurun sedangkan produksi tetap dilakukan maka cenderung hal tersebut akan menurunkan tingkat harga barang yang bersangkutan.


C. Pengaruh dan Akibat Deflasi

1. Penurunan persediaan uang

§  Deflasi dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang di masyarakat dan akan menyebabkan depresi besar (seperti yang dialami Amerika dulu) dan juga akan membuat pasar Investasi akan mengalami kekacauan.

2. Memperlambat aktivitas ekonomi
§   Dikarenakan harga barang mengalami penurunan, konsumen memiliki kemampuan untuk menunda belanja mereka lebih lama lagi dengan harapan harga barang akan turun lebih jauh. Akibatnya aktivitas ekonomi akan melambat dan memberikan pengaruh pada spiral deflasi (deflationary spiral).









3. Dampak susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak pekerja yang akhirnya mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar gaji karyawannya. Dengan demikian pendapatan yang diterima masyarakat menjadi sedikit dan jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin berkurang.


4. Dari sisi investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil maupun di lantai bursa. Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan ekonomi dikarenakan tidak ada lagi aktivitas bisnis yang berjalan.

5. Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol persen. Lalu diikuti juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank. Ini memang merupakan langkah paliatif untuk mencegah masyarakat menyimpan uangnya di bank yang dapat membuat peredaran uang semakin kecil.





Selain itu juga ada dampak positif dan negatif dari deflasi adalah sebagai berikut.



a) Baik, deflasi akan membuat orang menyimpan uang sehingga uang benar-benar dihargai dan jaminan keamanan sosial politik. Orang akan banyak berinvestasi langsung dan ketersediaan barang terjamin. Akibatnya nilai mata uang akan menguat.


b) Buruk. deflasi akan membuat jatuh nilai properti. Orang lebih suka mendepositokan uangnya di bank atau pasar modal daripada beli properti yang tidak naik. Karena harga terus turun maka produsen cenderung kurang berminat memproduksi barang. Kesempatan kerja berkurang karena banyak PHK. Pajak tidak dapat ditarik oleh pemerintah sehinga pendapata negara berkurang. Kegiatan perekonomian secara keseluruhan mengalami kemunduran.



D. Cara Mengatasi Deflasi

Salah satu cara menanggulangi deflasi adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga. Deflasi dapat diibaratkan jatuh sakitnya seseorang karena jarang berolah raga. Apabila seseorang pada dasarnya memiliki kaki normal namun malas menggunakannya, maka ini akan mengakibatkan menyusutnya otot-otot kaki yang jarang digunakan tersebut. Dalam jangka waktu lebih lama orang tersebut akan tidak dapat berjalan sama sekali berhubung otot sudah terlalu lemah untuk digunakan. Apabila keadaan ini justru didiamkan, bukan tidak mungkin akan mengalami kelumpuhanselamanya.

Hal ini parallel dengan inflasi. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan melatih kembali otot-otot yang sudah lama tidak digunakan. Meski memakan waktu lama, hal ini adalah satu-satunya cara untuk mengembalikan kekuatan otot yang melemah. Dengan kata lain untuk mencegah deflasi menjadi krisis ekonomi besar, pemerintah dan semua pihak yang terkait harus bersepakat untuk memulai kembali kegiatan ekonomi yang sempat terhenti karena salah urus tersebut. Tentu saja ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Lazim dikatakan oleh para analis eknonomi bahwa deflasi merupakan kondisi krisis moneter yang sebenarnya tidak memiliki obat yang efektif. Apabila pada inflasi Bank Sentral dapat menaikkan suku bunga untuk menahannya, menurunkan suku bunga bahkan hingga nol persen bukanlah jalan keluar bagi deflasi. Pasalnya ini akan membuat pemasukan pemerintah menjadi nol juga atau bahkan negative. Akibatnya, biaya impor menjadi terbebani sementara ekspor tidak menunjukkan kenaikan signifikan berhubung melemahnya mata uang disebabkan oleh aksi spekulan semata-mata.

Cara yang paling lazim digunakan adalah memberikan stimulus ekonomi berupa bantuan likuiditas ke sektor bisnis. Dengan demikian diharapkan kegiatan ekonomi kembali berputar. Pemerintah juga dapat memotong pajak dan meningkatkan belanjanya sendiri untuk menggairahkan perekonomian. Dari sisi Bank Sentral, pemerintah juga dapat meningkatkan peredaran uang di masyarakat dengan membeli surat hutang sektor swasta dan menukarkannya dengan uang tunai. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan memotong suku bunga. Namun seperti dijelaskan di atas, memotong suku bunga bukanlah jalan keluar yang sesungguhnya tetapi hanya sekedar pengobatan sementara untuk menggairahkan ekonomi dan mengharapkan harga bergerak naik dengan sendirinya.

Selain itu kebijakan moneter dan fiskal juga dapat di terapkan oleh pemerintah.








1. Kebijakan Moneter

§  Kebijakan moneter adalah tindakan atau kebijakan yang diambil oleh penguasa moneter biasanya bank sentraluntuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar sehingga akan terjadi perubahan jumlah uang yang beredar yang pada akhirnya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.Ada beberapa macam kebijakan moneter yaitu :

a)      Politik Diskonto
§  Politik diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk mempengaruhi peredaran uang dengan jalan menurunkan tingkat bunga.Dengan menurunkan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah ,karena orang akan lebih banyak menarik uangnya di Bank dari pada menjalankan investasi.
b)      Kebijakan Pasar Terbuka
§  Untuk memperkuat politik diskonto,kebijakan lain juga di jalankan yaitu dengan politik pasar terbuka (open market policy) yaitu dengan jalam membeli atau menjual surat-surat berharga.Dengan membeli surat-surat berharga di harapkan uang yang beredar di masyarakat bertambah,sehingga uang yang beredar dimasyarakat semakin bertambah.
c)      Politik Persediaan Kas (cash ratio policy)
§  Bank sentral pada umumnya menentukan cash ratio yaitu angka perbandingan minimum antara uang tunai yang dimiliki oleh bank umum dengan jumlah uang giral (cek.giro dan sebagainya) yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan.Pada saat deflasi pemerintah akan mengurangi persediaan uang kas.Sehingga uang kas yang beredar di masyarakat akan semakin meningkat.
d)     Perubahan Cadangan Minimum
§  Perubahan cadangan minimum yang dimiliki oleh bank-bank umum dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar.Apabila ketentuan cadangan minimum diturunkan ,jumlah uang yang beredar cenderung naik dan sebaliknya jika cadangan minimum dinaikan jumlah uang yang beredar cenderung turun.Jadi pada saat deflasi pemerintah lewat bank sentral akan lebih baik menurunkan cadangan minimum.


2. Kebijakan Fiskal

a)      Pengaturan Pengeluaran Pemerintah
§  Pengaturan pengeluaran sangat perlu di lakukan. Dalam hal ini diharapkan penggunaan anggaran negara agar sesuai dengan perencaan. Kalau pembelajaan negara melampui batas yang telah ditentukan akan mendorong terjadinya pertambahan uang yang beredar di masyarakat. Meski demikian diharapkan pembelanjaan negara tidak melampui batas yang telah ditentukan.

b)      Menurunkan Tarif Pajak
§  Saat terjadi deflasi uang beredar sedikit dimasyarakat. Jumlah uang beredar tersebut dapat ditambah dengan jalan menurunkan tarif pajak. Jika tariff pajak diturunkan uang yang dibelanjakan oleh masyarakat cenderung meningkat. Sehingga dengan demikian uang akan lebih banyak kemasyarakat.
c)      Mengadakan Pimjaman Pemerintah


Pemerintah dapat mengadakan pinjaman pemerintah baik dengan jalan paksaan ataupun tidak,untuk menambah uang yang beredar di masyarakat. Cara yang paling ampuh dilakukan untuk menyukseskan kebijakan ini yaitu dengan jalan mencairkan simpanan yang dimiliki oleh masyarakat yang ada di bank lebih banyak.Jika, dalam keadaan deflasi.



3. Kebijakan Non-Moneter


a)      Menurunkan Hasil Produksi
§  Menurunkan hasil produksi dapat memperkecil laju deflasi.Penurunan hasil produksi dapat dilakukan dengan cara memberikan batasan terhadap produsen. Pengurangan jumlah barang di dalam negeri cenderung menaikan harga.
b)      Kebijakan Upah
§  Kebijakan upah adalah tindakan menstabilkan upah dan gaji dengan cara gaji sering dinaikan.Kenaikan gaji dan upah akan menimbulkan kenaikan daya beli.Hal ini pada akhirnya menaikan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan.Apabila hal ini terjadi,maka akan menimbulkan inflasi. Jadi untuk kebijakan ini resiko yang harus dihadapi cukup besar karena sedikit saja mengalami kesalahan inflasi akan membayangi.

STRATEGI APLIKASI

Ekonomi Pembangunan adalah salah salu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari tentang pembangunan perekonomian masyarakat di negara berkembang atau Suatu cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang dan mendapatkan cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah tersebut supaya negara-negara berkembang dapat membangun ekonominya dengan lebih cepat lagi.
Pembangunan ekonomi adalah proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkatkan atau Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya atau Suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkatkan dalam jangka panjang.

Meningkatnya pendapatan perkapita merupakan cerminan dari timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat. Tujuan pembangunan ekonomi adalah menciptakan pertumbuhan GNP. Pertumbuhan GNP ditunjukkan dengan meningkatnya mutu pendidikan, menambahnya penghasilan pertanian, kurangnya angka kemiskinan, dan bertambahnya modal Negara.

Manfaat pembangunan ekonomi yaitu :
     Meningkatnya GNP
     Mengurangi pengangguran
     Meningkatkan kemakmuran
     Pengelolaan alam yang lebih baik
     Modal yang terkumpul

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi yaitu :
     Ukuran suatu Negara (geografis, penduduk dan pendapatan)
     Sistem&struktur politik
     Latar belakang histories
     Hubungan internasional
     Bantuan modal internasional
     Pemerataan&pertumbuhan penduduk
     Pendidikan
     Teknologi


Ciri perencanaan pembangunan :
     Berisi upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi
     Meningkatnya pendapatan perkapita
     Merubah struktur ekonomi
     Meningkatnya kesempatan kerja bagi masyarakat
     Pemerataan pembangunan

Strategi Pembangunan Ekonomi
Strategi pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai suatu tindakan pemilihan atas faktor – faktor (variabel) yang akan dijadikan faktor / variabel utama yang menjadi penentu jalannya proses pertumbuhan (Surono, 1993). Babarapa strategi pembangunan ekonomi yang dapat disampaikan adalah :

1.     Strategi Pertumbuhan
Di dalam pemikiran ini pertumbuhan ekonomi menjadi kriteria utama bagi pengukuran keberhasilan pembangunan. Selanjutnya dianggap bahwa dengan pertumbuhan ekonomi buah pembangunan akan dinikmati pula oleh si miskin melalui proses merambat ke bawah (trickle down effect) atau melalui tindakan koreksi pemerintah mendistribusikan hasil pembangunan. Bahkan tersirat pendapat bahwa ketimpangan atau ketidakmerataan adalah merupakan semacam prasyarat atau kondisi yang harus terjadi guna memungkinkan terciptanya pertumbuhan, yaitu melalui proses akumulasi modal oleh lapisan kaya. Strategi ini disebut strategi pertumbuhan.


2.     Inti dari konsep strategi ini adalah :
Strategi pembangunan ekonomi suatu Negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusatkan, sehingga dapat menimbulkan sfek pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah (trickle-down-effect), pendistribusian kembali. Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan persyaratan terciptanya pertumbuhan ekonomi. Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.


3.     Strategi Pembangunan dengan Pemerataan
Keadaan sosial antara si kaya dan si miskin mendorong para ilmuwan untuk mencari alternatif. Alternatif baru yang muncul adalah strategi pembangunan pemerataan. Strategi ini dikemukakan oleh Ilma Aldeman dan Morris. Yang menonjol pada pertumbuhan pemerataan ini adalah ditekannya peningkatan pembangunan melalui teknik social engineering, seperti melalui penyusunan rencana induk, paket program terpadu. Dengan kata lain, pembangunan masih diselenggarakan atas dasar persepsi, instrumen yang ditentukan dari dan oleh mereka yang berada “diatas” (Ismid Hadad, 1980). Namun ternyata model pertumbuhan pemerataan ini juga belum mampu memecahkan masalah pokok yang dihadapi negara-negara sedang berkembang seperti pengangguran masal, kemiskinan struktural dan kepincangan sosial.

4.     Strategi Ketergantungan
Teori ketergantungan muncul dari pertemuan ahli-ahli ekonomi Amerika Latin pada tahun 1965 di Mexico City. Menjelaskan dasar-dasar kemiskinan yang diderita oleh negara-negara sedang berkembang, khususnya negara-negra Amerika Latin. Yang menarik dari teori ketergantungan adalah munculnya istilah dualisme utara-selatan, desa-kota, corepriphery yang pada dirinya mencerminkan adanya pemikiran pembangunan yang berwawasan ruang. Pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Konsep ini timbul dikarenakan tidak sempurnanya strategi pertumbuhan dan strategi pembangunan dengan pemerataan.
5.     Inti dari konsep strategi ketergantungan adalah :
Kemiskinan di negara–negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara tersebut dari pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika suatu negara ingin terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara tersebut harus mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usaha melepaskan diri dari ketergantungandari pihak lain. Langkah yang dapat ditempuh diantaranya adalah meningkatkan produksi nasional yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam bidang produksi, lebih mencintai produk nasional. Teori ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kothari dengan mengatakan “. . . . .teori ketergantungan tersebut memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri (selfdevelopment). Sebab selalu akan gampang sekali bagi kita untuk menumpahkan semua kesalahan pada pihak luar yang memeras, sementara pemerasan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat kita sendiri dibiarkan saja . . . . . “ ( Kothari dalam Ismid Hadad, 1980 ).
6.     Strategi yang Berwawasan Ruang
Pada argumentasi Myrdall dan Hirschman terdapat dua istilah yaitu “back-wash effects” dan “spread effects” .
“Back-wash Effects” adalah kurang maju dan kurang mampunya daerah-daerah miskin untuk membangun dengan cepat disebutkan pula oleh terdapatnya beberapa keadaan yang disebut Myrdall.
“spread effects” (pengaruh menyebar), tetapi pada umumnya spread-effects yang terjadi adalh jauh lebiih lemah dari back-wash effectsnya sehingga secara keseluruhan pembangunan daerah yang lebih kaya akan memperlambat jalnnya pembangunan di daerah miskin.
Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
7.     Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran strategi ini adalah menaggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan dikeluarkannya dokumen: Employment, Growth, and Basic Needs : A One World Problem.ILO dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipengaruhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok dan sejenisnya.


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pembangunan

Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pembangunan adalah berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Jika yang ingin dicapai adalah tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka faktor yang mempengaruhi digunakannya strategi tersebut adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah, akumulasi kapital yang rendah, tingkat pendapatan pada kapital yang rendah, serta masalah ekonomi yang berat ke sektor tradisional yang kurang berkembang.
Faktor yang mempengaruhi diberlakukannya strategi pembangunan yang berorientasi pada penghapusan kemiskinan pada dasarnya dilandasi oleh keinginan berdasarkan norma tertentu, bahwa kemiskinan harus secepat mungkin diatasi. Sementara itu, strategi-strategi pembangunan lain ternyata sangan sulit mempengaruhi/memberikan manfaat secara langsung kepada golongan miskin ini.
Strategi pembangunan, ternyata justru menimbulkan ketidakmerataan hasil pembangunan. Ketidakmerataan tersebut tidak hanya antar golongan masyarakat, tetapi juga antar daerah. Sehingga ada daerah maju dan daerah terbelakang. Ketidakmerataan antar daerah ini pada dasarnya disebabkan oleh kebijaksanaan penanaman modal yang cenderung hanya diarahkan ke lokasi tertentu. Biasanya, modal yang ditanamkan tersebut bersifat padat modal dan outputnya berorientasi ke pasar Internasionaldan abtar kelompok menengan ke atas di dalam negeri. Selain karena kebijaksanaan penanaman modal, kesulitan pangan antar daerah juga disababkan karena potensi daerah yang berbeda-beda.
Secara sederhana, pembangunan ekonomi dapat dipahami sebagai upaya melakukan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya yang ditandai oleh membaiknya faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi tersebut yaitu :
·       kesempatan kerja
·       investasi
·       teknologi yang dipergunakan dalam proses produksi.
Lebih lanjut, wujud dari membaiknya ekonomi suatu wilayah diperlihatkan dengan membaiknya tingkat konsumsi masyarakat, investasi swasta, investasi publik, ekspor dan impor yang dihasilkan oleh suatu negara.
Secara mudah, perekonomian wilayah yang meningkat dapat diindikasikan dengan meningkatnya pergerakan barang dan masyarakat antar wilayah.  Dalam konteks tersebut, pembangunan ekonomi merupakan pembangunan yang a-spasial, yang berarti bahwa pembangunan ekonomi memandang wilayah nasional tersebut sebagai satu “entity”. Meningkatnya kinerja ekonomi nasional sering diterjemahkan dengan meningkatnya kinerja ekonomi seluruh wilayah/daerah. Hal ini memberikan pengertian yang “bias”, karena hanya beberapa wilayah/daerah yang dapat berkembang seperti nasional dan banyak daerah yang tidak dapat berlaku seperti wilayah nasional.


Strategi Pembangungan Ekonomi di Indonesia

Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia yang Diarahkan pada Repelita
Sebelum orde baru strategi pembangunan di Indonesia secara teori telah diarahkan pada usaha pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada kenyataannya nampak adanya kecendrungan lebih menitik beratkan pada tujuan-tujuan politik dan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi.
Sedangkan pada awal orde baru, strategi pembangunan di Indonesia lebih diarahkan pada tindakan pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama usaha untuk menekan laju inflasi yang sangat tinggi (hyper inflasi).
Dari keterangan pemerintah yang ada, dapat sedikit disimpulkan bahwa strategi pembangunan di Indonesia tidak mengenal perbedaan strategi yang ekstrem. Sebagai contoh selain strategi pemerataan pembangunan, Indonesia tidak mengesampingkan strategi pertumbuhan dan strategi yang berwawasan ruang (terbukti dengan dibaginya wilayah Indonesia dengan berbagai wilayah pembangunan I, II, III dan seterusnya). Periode ini kemudian disusul dengan periode Repelita dan dalam setiap Repelita, khususnya sejak Repelita II, strategi pembangunan ekonomi yang diberlakukan di Indonesia adalah strategi yang mengacu pada pertumbuhan yang sekaligus berorientasi pada keadilan (pemerataan), menghapus kemiskinan, dan juga keadilan (pemerataan) antar daerah. Pembagian wilayah pembangunan ini tidak didasarkan pada pembagian secara adminstratif politis yang ada.
Strategi tersebut dipertegas dengan ditetapkannya sasaran atau titik berat setiap Repelita, yakni :

REPELITA I :
 Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya
REPELITA II :
 Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yangmengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya\
REPELITA III :
 Meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya
REPELITA IV :
Meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik industri ringan yang akan terus dikembangkan dalam Repelita-repelita selanjutnya meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.


KONSEP KURS MATA UANG DAN DAYA BELI

Apa maksud kurs jual dan beli?
Sebenarnya, hal ini erat kaitannya dengan tukar-menukar uang asing di bank atau tempat penukaran uang (money changer). Agar lebih gampang memahami, antara kurs jual dan kurs beli selalu diartikan dari sudut pandang mereka, selaku penyedia jasa, bukan kita sebagai orang yang butuh jasa.
Jadi, penjelasannya adalah,
Kurs jual yaitu kurs yang digunakan apabila bank atau money changer menjual uang asing (valuta asing/valas) atau apabila kita akan menukarkan rupiah dengan uang asing yang kita butuhkan.
Kurs beli adalah kurs yang digunakan apabila bank atau money changer membeli uang asing atau apabila kita akan menukarkan uang asing yang kita miliki dengan rupiah.

Contoh kurs jual

Budi akan liburan ke Eropa. Karena mata uang yang berlaku di mayoritas negara sana euro, maka Budi harus membawa mata uang tersebut. Untuk mendapatkannya, Budi menukarkan rupiah yang dimilikinya di bank atau money changer.
Tepat di waktu Budi menukarkan uang, harga kurs jual 1 EUR = Rp15.000,00. Sedangkan kurs beli 1 EUR = Rp14.000,00. Karena Budi pemilik rupiah, sedangkan bank atau money changer yang akan menjual uang asingnya, maka dalam kondisi ini yang berlaku kurs jual.
Jadi, berapa euro yang akan Budi dapatkan jika menukarkan 60 juta rupiah?
[Jawab] Rp60.000.000,00 : Rp15.000,00 = €4.000.


Contoh kurs beli

Sepulang dari Eropa, ternyata uang Budi masih sisa 100 euro. Agar bisa digunakan untuk belanja di sini, apalagi di Indonesia sendiri ada aturan transaksi tidak boleh menggunakan mata uang asing, maka Budi ingin menukarkan kembali sisa uangnya dengan rupiah.
Anggap saja, kurs jual dan kurs beli euro terhadap rupiah stabil atau masih sama saat sebelum Budi liburan. Berapa rupiah yang akan Budi dapatkan saat menukar 100 euro?
Karena dalam kasus ini Budi sebagai pihak yang akan menukar uang asing, sementara bank atau money changer sebagai pembeli, maka yang berlaku adalah kurs beli. Jadi jawabannya tinggal hitung saja €100 x Rp14.000,00 = Rp1.400.000,00.
Selain kurs jual dan kurs beli, ada satu lagi, namanya yaitu kurs tengah
Di mana-mana umumnya kurs jual lebih tinggi atau lebih mahal dari kurs beli. Hal ini agar pehitungannya terdapat selisih. Dari sinilah penyedia jasa penukaran uang asing / kurs valuta asing mendapatkan keuntungan.
Selain kurs jual dan kurs beli yang nilainya beda, ada satu lagi jenis kurs, yaitu kurs tengah. Apakah itu? Iyalah kurs antara kurs jual dan kurs beli (penjumlahan kurs beli dan kurs jual yang dibagi dua).
Saat Anda melihat daftar kurs mata uang asing di koran, TV, atau internet, dan di sana tidak ada detail kurs jual dan kurs beli, berarti nilai kurs tersebut adalah kurs tengah.

DEFINISI RESIKO,KETIDAK PASTIAN DAN SENSITIVITAS

Asuransi merupakan produk jasa yang unik. Jika banyak dari kita berupaya menghindarkan diri dari resiko dan ketidak pastian, maka kita sebagai praktisi yang berkecimpung di dunia asuransi pasti akan selalu bergelut dengan resiko dan ketidakpastian.

Definisi dan pengertian risiko sendiri dapat dibagi 2 (dua) yaitu pengertian risiko dalam arti luas dandalam arti sempit.

a. Dalam arti luas definisi risiko adalah keadaan yan tidak pasti (uncertain situation) tentang kemungkinan terjadinya peristiwa (perils) dan kemungkinan timbulnya akibat peristiwa tersebut (consequences). Kemungkinan tersebut terdiri atas:
- Akibat dalam bentuk kerugian (loss)
- Akibat dalam bentuk tidak ada kerugian (not loss atau breakevent)
- Akibat dalam bentuk keuntungan (gain)

b. Dalam arti sempit definisi risiko dibatasi hanya pada akibat yang menimbulkan kerugian (loss) atau paling tidak breakevent
Bahkan dari aspek asuransi pengertian risiko adalah terbatas pada risiko-risiko yang dapat diasuransikan (insurable risk)

Secara umum, Resiko dapat didefinisikan sebagai berikut:

• Risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan. Misalnya kecelakaan, musibah, bencana, dan lain sebagainya.

• Risiko adalah kombinasi dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besar atau kecilnya suatu resiko, kerap disebut dengan istilah: hazard. Baik itu Physical hazard, moral hazard, good hazard, maupun bad hazard.

• Risiko adalah sesuatu yang tidak dapat diperkirakan (unpredictable) – kecenderungan berbedanya hasil sebenarnya dengan hasil yang diperkirakan.

• Risiko adalah ketidakpastian akan terjadinya kerugian. Terdapat kemungkinan terjadinya kerugian, impas, ataupun untung.

• Risiko adalah kemungkinan akan terjadinya kerugian.

Dari definisi tersebut dapat kita tarik benang merah dari persamaan arti risiko, yaitu:

• Terdapat suatu pokok gagasan yang mendasari ketidakpastian, yaitu suatu keraguan akan suatu hasil di masa yang akan datang, outcome in the future.


• Terdapat perbedaan tingkatan risiko, sebagaimana penggunaan kata ’kemungkinan’ dan ’ketidakmampuan untuk diperkirakan’ yang mengindikasikan beberapa ukuran perubahan dalam hal akibat dari keragu-raguan tersebut.

• Terdapat gagasan akan hasil dari suatu penyebab atau sekumpulan penyebab, yang diberikan pada suatu situasi tertentu.



KETIDAKPASTIAN (Uncertainty)

Ketidakpastian adalah konsep risiko yang sangat inti. Kita dapat mengatakan bahwa konsep ketidakpastian mengimplikasikan keraguan mengenai masa yang akan datang yang didasari pada kekurangan dan ketidaksempurnaan pengetahuan. Jika kita mengetahui apa yang akan terjadi, maka risiko tidak akan pernah menjadi risiko. Kita akan mengatahui jika kendaraan kita akan mengalami kecelakaan, rumah kita akan terbakar, atau kita akan mengalami gangguan kesehatan yang membutuhkan biaya besar, atau pencuri akan masuk ke rumah kita. Namun sayangnya kita tidak mengetahui hal-hal yang demikian dan oleh karenanya kita senantiasa berada dalam ketidakpastian atau lingkungan yang berisiko.

Pada intinya, terdapat 4 komponen risiko yang kesemuanya berada dalam ketidakpastian (uncertainty, Yaitu:

• Komponen sumber daya atau resources. Baik Sumber daya alam, manusia, keuangan, dan lain sebagainya.

• Komponen peristiwa atau perils yang mengancam. Misalnya Kebakaran, Tabrakan, Banjir, Gempa bumi dan peril-peril lainnya.

• Komponen akibat atau consequences dari hal-hal tersebut.

• Komponen hazards atau faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadi/tidaknya peristiwa yang mempengaruhi tinggi/rendahnya akibat (ada physical hazards dan moral hazards)

Setelah melihat keempat komponen risiko yang penuh ketidakpastian tersebut, secara rasional harus dilakukan apa yang dinamakan dengan manajemen risiko, untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dan berdampak fatal.

4.2 SUMBER-SUMBER KETIDAKPASTIAN

Risiko timbul karena adanya ketidakpastian, yang berarti ketidakpastian adalah merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko, karena mengakibatkan keragu-raguan seorang mengenai kemampuannya untuk meramalkan kemungkinan terhadap hasil-hasil yang akan terjadi di masa mendatang. Dimana kondisi yang tidak pasti itu karena berbagai sebab, antara lain :
1.       Tenggang waktu antara perencanaan suatu kegiatan sampai kegiatan itu berakhir / menghasilkan, dimana makin panjang tenggang waktunya makin besar ketidakpastiannya.

2.       Keterbatasan informasi yang tersedia yang diperlukan dalam penyusunan rencana.

3.       Keterbatasan pengetahuan / kemampuan / teknik pengambilan keputusan dari perencana.

Secara garis besar ketidakpastian dapat diklasifikasikan ke dalam:
1.       Ketidakpastian ekonomi (economic uncertainty), yaitu kejadian-kejadian yang timbul sebagai akibat kondisi dan perilaku dari pelaku ekonomi, misalnya : perubahan sikap konsumen, perubahan selera konsumen, perubahan harga, perubahan teknologi, penemuan baru dan sebagainya.

2.       Ketidakpastian alam (uncertainty of nature), yaitu ketidak pastian yang disebabkan oleh alam, misalnya : badai, banjir, gempa bumi, kebakaran dan sebagainya.

3.       Ketidakpastian kemanusiaan (human uncertainty), yaitu ketidakpastian yangdisebabkan oleh perilaku manusia, seperti: peperangan, pencurian, penggelapan, pembunuhan dan sebagainya.

Macam-macam Risiko
Risiko dapat dibedakan dengan berbagai macam cara, antara lain:

1.
         Menurut sifatnya risiko dapat dibedakan ke dalam 

a.       Risiko yang tidak disengaja (Risiko murni), adalah risiko yang apabila terjadi tentu menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disengaja; misalnya: risiko terjadinya kebakaran, 
bencana alam, pencurian, penggelapan, pengacauan dan sebagainya.

b.       Risiko yang disengaja (Risiko spekulatif), adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan keuntungan kepadanya, seperti : risiko hutang-piutang, perjudian, perdagangan berjangka (hedging) dan sebagainya.

c.       Risiko fundamental, adalah risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya satu atau beberapa orang saja, tetapi banyak orang, seperti banjir, angin topan dan sebagainya.

d.       Risiko khusus, adalah risiko yan
g bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya, seperti kapal kandas, pesawat jatuh, tabrakan mobil dan sebagainya.

e.       Risiko dinamis, adalah risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan (dinamika) masyarakat di bidang ekonomi, ilmu dan teknologi, seperti risiko keusangan, risiko penerbangan luar angkasa. Kebalikannya disebut Risiko statis, seperti risiko hari tua, risiko kematian dan sebagainya.

2.      Dapat tidaknya risiko tersebut dialihkan kepada pihak lain, maka risiko dapat dibedakan ke dalam :
a.       Risiko yang dapat dialihkan kepada pihak lain, dengan mempertanggungkan suatu obyek yang akan terkena risiko kepada perusahaan asuransi, dengan membayar sejumlah premi asuransi, sehingga semua kerugian menjadi tanggungan (pindah) pihak perusahaan asuransi.

b.       Risiko yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain (tidak dapat diasuransikan); umumnya meliputi semua jenis risiko spekulatif.


4.3 METODE NONPROBABILITIK DALAM MENGATASI KETIDAKPASTIAN


Ketidakpastian dapat dianggap sebagai suatu kekurangan informasi yang memadai untuk membuat suatu keputusan. Ketidakpastian merupakan suatu permasalahan karena mungkin menghalangi kita dalam membuat suatu keputusan yang terbaik bahkan mungkin dapat menghasilkan suatu keputusan yang buruk. Dalam dunia medis, ketidakpastian mungkin menghalangi pemeriksaan yang terbaik untuk para pasien dan berperan untuk suatu terapi yang keliru. Dalam bisnis, ketidakpastian dapat berarti kerugian keuangan.

Sejumlah teori yang berhubungan dengan ketidakpastian telah ditemukan, diantaranya probabilitas klasik, probabilitas Bayes, teori Hartley yang berdasarkan pada himpunan klasik, teori Shanon yang didasarkan pada peluang, teori Dempester-Shafer dan teori fuzzy Zadeh. Contoh-contoh klasik system pakar yang sukses yang bergubungan dengan ketidakpastian adalah MYCIN yang berguna untuk diagnose medis dan PROSPECTOR untuk eksplorasi mineral.




Suatu penalaran dimana adanya penambahan fakta baru mengakibatkan ketidakkonsistenan, disebut dengan “Penalaran Non Monotonis”. Ciri-ciri penalaran tsb sebagai berikut :
·                     mengandung ketidakpastian
·                     adanya perubahan pada pengetahuan
·                     adanya penambahan fakta baru dapat mengubah konklusi yang sudah terbentuk, misalkan S adalah konklusi dari D, bisa jadi S tidak dibutuhkan sebagai konklusi D + fakta baru
·                     untuk mengatasi ketidakpastian maka digunakan penalaran statistik.
Contoh aplikasi yang klasik sistem pakar yang sukses sehubungan dengan ketidakpastian:
·                     MYCIN untuk diagnosa medis
·                     PROPECTOR untuk ekplorasi mineral
Banyak kemungkinan dan ketidakpastian menyertai dalam masalah dan solusinya. Ada beberapa sumber dari ketidakpastian, beberapa diantaranya adalah :
1.             Masalah
Beberapa masalah meliputi factor-faktor yang oleh sifat mereka, tidak pasti atau acak. Sebagai contoh, dalam pengobatan, penyakit yang sama dapat member gejala yang berbeda untuk pasien yang lain.

2.             Data
Beberapa masalah mungkin memiliki batasan yang kurang jelas bagi seseorang. Orang yang menghadirkan masalah mungkin mengetahui beberapa fakta untuk kepastian, menuduh lainnya dan tidak mengetahui lainnya. Angka-angka dan nilai-nilai dapat tidak tepat, ditebak atau tidak diketahui.

3.             Pakar
Manusia sering dapat memakai pengetahuan mereka tanpa mengetahui secara eksplisit apa pengetahuan itu sendiri. Mereka mungkin harus meningkatkan secara detail apa yang mereka lakukan dan bagaimana dan tampak tak jelas atau bahkan bertentangan dengan dirinya sendiri.

4.             Solusi
Ada beberapa area tertentu dimana tidak terdapat pakar yang diakui. Pakar sendiri mungkin tidak setuju satu sama lain dan tak seorangpun dapat memutuskan solusi yang baik. Domain seperti itu dapat berupa strategi militer.

TEOREMA DAN PROBABILITAS BAYES
Dalam teori probabilitas dan statistika, Pengertian Teorema Bayes adalah teorema yang digunakan untuk menghitung peluang dalam suatu hipotesis, Teorema bayes dikenalkan oleh ilmuan yang bernama Bayes yang ingin memastikan keberadaan Tuhan dengan mencari fakta di dunia yang menunjukan keberadaan Tuhan. Bayes mencari fakta keberadaan tuhan didunia kemudian mengubahnya dengan nilai Probabilitas yang akan dibandingkan dengan nilai Probabilitas. teorema ini juga merupakan dasar dari statistika Bayes yang memiliki penerapan dalam ilmu ekonomi mikro, sains, teori permain, hukum dan kedokteran.

Teorema Bayes akhirnya dikembangkan dengan berbagai ilmu termasuk untuk penyelesaian masalah sistem pakar dengan menetukan nilai probabilitas dari hipotesa pakar dan nilai evidence yang didapatkan fakta yang didapat dari objek yang diagnosa. Teorama Bayes ini membutuhkan biaya komputasi yang mahal karena kebutuhan untuk menghitung nilai probabilitas untuk tiap nilai dari perkalian kartesius. penerapan Teorema Bayes untuk mencari penerapan dinamakan inferens Bayes.

Contoh Soal :
Misalkan kawan Anda bercerita dia bercakap-cakap akrab dengan seseorang lain di atas kereta api. Tanpa informasi tambahan, peluang dia bercakap-cakap dengan perempuan adalah 50%. Sekarang misalkan kawan Anda menyebut bahwa orang lain di atas kereta api itu berambut panjang. Dari keterangan baru ini tampaknya lebih bolehjadi kawan Anda bercakap-cakap dengan perempuan, karena orang berambut panjang biasanya wanita. Teorema Bayes dapat digunakan untuk menghitung besarnya peluang bahwa kawan Anda berbicara dengan seorang wanita, bila diketahui berapa peluang seorang wanita berambut panjang.

Misalkan:W adalah kejadian percakapan dilakukan dengan seorang wanita.L adalah kejadian percakapan dilakukan dengan seorang berambut panjangM adalah kejadian percakapan dilakukan dengan seorang pria

Kita dapat berasumsi bahwa wanita adalah setengah dari populasi. Artinya peluang kawan Anda berbicara dengan wanita,


Misalkan juga bahwa diketahui 75 persen wanita berambut panjang. Ini berarti bila kita mengetahui bahwa seseorang adalah wanita, peluangnya berambut panjang adalah 0,75. Kita melambangkannya sebagai:
Sebagai keterangan tambahan kita juga mengetahui bahwa peluang seorang pria berambut panjang adalah 0,3. Dengan kata lain:
Di sini kita mengasumsikan bahwa seseorang itu adalah pria atau wanita, atau P(M) = 1 - P(W) = 0,5. Dengan kata lain M adalah kejadian komplemen dari W.
Tujuan kita adalah menghitung peluang seseorang itu adalah wanita bila diketahui dia berambut panjang, atau dalam notasi yang kita gunakan, P(W|L). Menggunakan teorema Bayes, kita mendapatkan:
Di sini kita menggunakan aturan peluang total. Dengan memasukkan nilai-nilai peluang yang diketahui ke dalam rumus di atas, kita mendapatkan peluang seseorang itu wanita bila diketahui dia berambut panjang adalah 0,714. Angka ini sesuai dengan intuisi awal kita, bahwa peluang kawan kita itu bercakap-cakap dengan wanita meningkat.








4.4 ANALISIS TITIK IMPAS

 Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya). Sebelum memproduksi suatu produk, perusahaan terlebih dulu merencanakan seberapa besar laba yang diinginkan. Ketika menjalankan usaha maka tentunya akan mengeluarkan biaya produksi, maka dengan analisis titik impas dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa penjualan yang dilakukan tidak menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu menetapkan penjualan dengan harga yang bersaing pula tanpa melupakan laba yang diinginkan. Hal tersebut dikarenakan biaya produksi sangat berpengaruh terhadap harga jual dan begitu pula sebaliknya, sehingga dengan penentuan titik impas tersebut dapat diketahui jumlah barang dan harga yang pada penjualan. Analisis break even sering digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam analisis laporan keuangan. Dalam analisis laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus ini untuk mengetahui:
1.      Hubungan antara penjualan, biaya, dan laba
2.      Struktur biaya tetap dan variable
3.      Kemampuan perusahaan memberikan margin unutk menutupi biaya tetap
4.      Kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi
Selanjutnya, dengan adanya analisis titik impas tersebut akan sangat membantu manajer dalam perencanaan keuangan, penjualan dan produksi, sehingga manajer dapat mengambil keputusan untuk meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan melakukan prediksi keuntungan yang diharapkan melalui penentuan
·         harga jual persatuan,
·         produksi minimal,
·         pendesainan produk, dan lainnya
Dalam penentuan titik impas  perlu diketahui terlebih dulu hal-hal dibawah ini agar titik impas dapat ditentukan dengan tepat, yaitu:
·         Tingkat laba yang ingin dicapai dalam suatu periode
·         Kapasitas produksi yang tersedia, atau yang mungkin dapat ditingkatkan
·         Besarnya biaya yang harus dikeluarkan, mencakup biaya tetap maupun biaya variable.

Penjelasan break even point
           Teknik break even poin analysis atau cost volume profit analysis sering digunakan dalam menganalisis keuangan perusahaan. Model ini mencoba mencari dan menganalisis aspek hubungan antara besarnya investasi dan besarnya volume rupiah yang diperlukan untuk mencapai tingkat laba tertentu.
           Dalam perusahaan peranan penjualan sudah jelas yaitu sebagai “generating income” yaitu sumber pembentukan laba. Kita menginginkan agar penjualan dapat menutupi biaya total yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variable.

           Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan. Beroperasi atau tidak, biaya ini harus dikeluarkan, misalnya biaya penyusutan, biaya sewa, biaya gaji, dan lain lain. Sebaliknya semakin banyak volume kegiatan atau produksi semakin rendah biaya per unit biaya variable adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada volume kegiatan. Jika ada kegiatan pasti ada biaya variable ini. Semakin banyak volume kegiatan maka semakin banyak biaya variable. Namun biaya per unit relative sama. Misalnya biaya bahan, gaji tenaga kerja langsung, komisi penjualan, dll. Pengetahuan terhadap biaya inisangat penting dalam melakukan analisis break even.

           Break even berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi, artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi itu dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya( biaya tetap dan biaya variable) sama dengan total penjualan, sehingga tidak terjadi laba dan juga kerugian.


C.Rumus BEP

            Pengetahuan akan angka break even ini sangatlah penting dalam melakukan analisis keuangan, maupun dalam perencanaan laba dan pengambilan keputusan. Perhitungan break even inidapat dijelaskan melalui contoh sebagai berikut:
            Misalkan biaya tetap(fixed cost) Rp 40.000,-, biaya ini dikeluarkan kendatipun tidak ada penjualan. Biaya variable Rp 1,2 per unit artinya berap unit yang dijual biaya variabelnya dikalikan Rp 1,2. Bertambah besar volume penjualan bertambah besar pula biaya variable. Penjualan per unit dimisalkan Rp 2.
           
Dari data ini dapat kita cari break even sebagai berikut:
Penjualan adalah harga x Volume (unit)
Sales    = Price x Quantity
S          = P . Q
S          =Rp 2 . Q
P menggambarkan harga per unit, Q menggambarkan volume penjualan dalam unit, sedangkan S menggambarkan nilai total penjualan (sales).
Total biaya adalah biaya tetap + biaya variable
TC        = FC + VC
Jika FC = Rp 40.000,- maka :
TC        = 40.000+ 1,2.Q
Dari rumusan ini kita dapat membuat rumus break even.
a.      Rumus break even point
Kalau kita ingin mengetahui total cost atau total penerimaan dari penjualan maka yang diperlukan hanya volume penjualan dalam unit (Q). setiap jumlah Q akan kita dapat menghitung sales,total cost, dan juga laba/rugi.
Namun dalam BEP yang menjadi pegangan bagi kita adalah titik dimana perusahaan tidak mengalami laba dan tidak mengalami rugi atau istilah lainnya titik IMPAS.
Titik impas ini terjadi apabila:
TR (Sales)        = P. Q
TC                    = FC + VC
Jadi pada titik break even:
Harga x Kuantitas Penjualan  =          biaya tetap + biaya variable
P . Q                                        =          FC+ VC
P .Q                                         =          FC + (V . Q )
(P. Q) – (V. Q)                         =          FC
Q (P-V)                                   =          FC
V= harga variable cost per unit
Jadi :
Q= FC / (P-V)
Dalam rumus dan contoh di atas maka break even dapat kita hitung sebagai berikut:
Q      =  = 
Q       = 50.000  

b.      Metode sederhana
Dari hasil perhitungan ini dapat diketahui bahwa jumlah yang harus dijual kalau perusahaan berada pada titik impas (break even) adalah 50.000 unit.
Perhitungan dengan cara lain dapat dilihat dari table sebagai berikut:

Harga penjualan adalah Rp 2/unit.
Biaya variable Rp 1,2
Biaya tetap Rp 40.000,-
Jumlah unit

1
Harga penjualan
2(1x2)
Biaya Tetap

3
Biaya variable
4.(1x1,2)
Total Biaya

5(3x4)
Laba

6(2-5)
30.000
60.000
40.000
36.000
76.000
(16.000)
40.000
80.000
40.000
48.000
88.000
(8.000)
50.000
100.000
40.000
60.000
100.000
Break even
60.000
120.000
40.000
72.000
112.000
8.000
70.000
140.000
40.000
84.000
124.000
16.000
100.000
200.000
40.000
120.000
160.000
40.000

 Dari table ini dapat dilihat bahwa titik break even adalah pada jumlah volume penjualan sebesar 50.000 unit.
Ini berarti bahwa apabila penjualan perusahaan 50.000 unit maka perusahaan berada dalam posisi tidak mendapat laba dan tidak mengalami rugi. Oleh karena itu kalau ingin beruntung maka usahakan agar penjualan di atas break even tersebut.
D.  Kegunaan Lain dari BEP
Break even analysis sangat bermanfaat dalam mengetahui hubungan antar cost, volume, harga, dan laba. Misalnya kita ingin mencapai laba tertentu maka kita akan dapat mengetahui berapa unit barang yang harus kita jual.
Apabila misalnya dalam contoh diatas kita ingin laba Rp 8.000,- maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
Pertama jika tidak ada laba rumusnya:
P x Q         = FC + VC
Kalau kita ingin laba Rp 8.000,- maka rumusnya :
P x Q         = FC + VC + 8.000
2 Q            = 40.000+ 1,2 Q+ 8.000
0,8Q          =48.000
Q               = 60.000 unit.
Untuk mendapatkan laba sebesar Rp 8.000,- maka kita harus dapat menjual 60.000 unit atau volume penjualan harus Rp 120.000,-. Rumus ini bisa juga dipakai dengan harga per unit, dengan menggunakan rumus tersebut di atas.
Misalnya kita ingin mendapat laba sebesar Rp 8.000,- tapi menurut manajer penjualan kita hanya dapat menargetkan penjulaan sebanyak 50.000 unit saja. Jadi berapa harga per unit yang dapat kita jual (agar keuntungan sebesar Rp 8.000 dengan penjualan sebanyak 50.000 unit) ?
Untuk itu gunakan kembali rumusan yang sebelumnya:
P.Q           = FC + VC+ 8.000
P. 50.000 = 40.000+ 0,8(50.000) +8.000
50.000 P  = 8.000
P               = 1,76
Jadi jika kita ambil laba Rp 8.000 dan jumlah unit yang dijual hanya 50.000 unit, maka harga yang dapat kita ambil adalah sebesar Rp 1,76. Kalau P= 1,76 maka laba dapat dihitung sebagai berikut:
Sales (TR)  50.000 x 1,76                                = Rp 88.000,-
Biaya:
Biaya tetap                                                     = Rp 40.000,-
Biaya variable    50.000 x 0,8                           = Rp 40.000,-
Total biaya                                                      = Rp 80.000,-
Laba                                                               = Rp 8.000,-

E. Kelemahan Penggunaan BEP

Dalam pemakaian analisis ini kita harus menyadari keterbatasan yang dikandung model ini. Kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:

1.      Asumsi yang menyebutkan harga jual konstan padahal kenyataannya harga ini kadang-kadang harus berubah sesuai dengan kekuatan permintaan dan penwaran di pasar. Untuk menutupi kelemahan itu, maka harus dibuat analisis sensitivitas untuk harga jual yang berbeda.

2.      Asumsi terhadap cost
Penggolongan biaya tetap dan biaya variable juga mengandung kelemahan. Dalam keadaan tertentu untuk memenuhi volume penjualan , biaya tetap mau tidak mau harus berubah karena pembelian mesin-mesin atau peralatan baru guna meningkatkan volume produksi untuk penjualan. Begitu pula pada perhitungan biaya variable per unit mengalami perubahan karena pada saat tertentu dapat terjadi kenaikan harga bahan baku sehingga menaikkan biaya produksi perusahaan.

3.      Jenis barang yang dijual tidak selalu satu jenis

4.      Biaya tetap juga tidak selalu tetap pada berbagai kapasitas

5.      Biaya variable juga tidak selalu berubah sejajar dengan perubahan volume penjualan.

Namun begitu,asumsi-asumsi terhadap analisis titik impas seperti asumsi terhadap biaya yang dianggap tetap, kapasitas produksi serta tingkat penjualan dengan jumlah dan harga yang juga diasumsikan tetap, maupun biaya variable yang disumsikan berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan perlu dilakukan karena untuk dapat membuat suatu model analisis mau tidak mau perlu adanya asumsi yang mendasari perhitungan tersebut, agar perhitungan yang dilakukan dapat menghasilkan hal-hal yang ingin kita prediksi. Kelemahan-kelemahan yang terjadi merupakan resiko dari prediksi yang dilakukan sehingga dalam pengambilan keputusan melalui analisis titik impas tetap perlu adanya kehati-hatian dari manajer guna menghindari kesalahan yang berakibat pada kerugian usaha.

F. ANALISIS SENSITIVITAS (SENSITIVITY ANALYSIS)

·                 Merupakan suatu analisis untuk dapat melihat pengaruh2 yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah
·                 Tujuan Analisis Sensitivitas :
1.  Memperbaiki cara pelaksanaan proyek/bisnis yang sedang dilaksanakan

2. Memperbaiki design proyek/bisnis sehingga dapat meningkatkan NPV

3.  Mengurangi resiko kerugian dgn menunjukkan beberapa tindakan pencegahan yang harus diambil

Proyek pertanian sangat sensitif (berubah-ubah) akibat 4 hal, yaitu :

1.  Harga Output (apabila penetapan harganya berbeda dengan kenyataan yang terjadi)

2.  Keterlambatan pelaksanaan (keterlambatan inovasi teknologi, pemesanan dan penerimaan teknologi)

3. Kenaikan Biaya
(Input) Umumnya proyek sangat sensitif terhadap perubahan biaya terutama biaya konstruksi

4.  Hasil (memperkirakan hasil, gangguan hama/penyakit, gamgguan musim)
Perubahan keempat variabel tersebut akan mempengaruhi komponen Cashflow (inflow ataupun outflow) yang pada akhirnya akan mempengaruhi Net benefit dan mengubah kriteria investasi.
Cara melakukan Analisis Sensitivitas
Kita memilih sejumlah nilai yang dengan nilai tersebut kita melakukan perubahan terhadap masalah yg dianggap penting pada analisis proyek & kemudian menentukan pengaruh perubahan tsb terhadap daya tarik proyek.
Sejumlah nilai tersebut berdasarkan data-data yang tersedia (ada dasarnya)


Misalnya,
1. perubahan kenaikan biaya 10 persen karena ……
2. perubahan penurunan produksi sebesar 30 % karena hama penyakit,
3. Dll
NPV proyek irigasi pada DF 12 % adalah Rp 8.14 ribu juta rupiah

IRR = 20 + 5((0.29/(0.29-(-0.85))
       = 21 persen
NPV pada DF 12 % = Rp 2.37 ribu juta

IRR = 15 + 5(0.14/1.96)
       = 15 %

4.5 ANALISIS SENSITIVITAS

Pengertian Analisis Sensitivitas
Apabila permasalahan dalam program linear telah diselesaikan dan telah menghasilkan solusi optimal belum berarti permasalahan telah selesai. Masih terdapat kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi sebagai akibat dari perubahan-perubahan pada bagian tertentu.

Misalnya perubahan pada pembatas (kapasitas) kendala, koefisien pada kendala, koefisien fungsi tujuan, penambahan variabel baru, dan penambahan kendala baru. Semua perubahan tersebut tentunya berpengaruh  terhadap hasil solusi optimum yang telah ada. 


Salah satu perubahan dapat terjadi tentunya proses eksekusi tahapan dalam metode simpleks akan kita lakukan kembali. Kondisi demikian tentu memberikan waktu yang lama dan pekerjaan dimulai dari awal kembali. Untuk mengatasi perubahan yang demikian maka diperlukan suatu analisis yang digunakan agar proses perhitungan tidak dilakukan dari awal apabila terjadi perubahan-perubahan seperti yang telah disebutkan di atas.

Alat analisis yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan analisis sensitivitas. Pendekatan ini digunakan tanpa mengulang proses eksekusi dari awal akan tetapi persyaratan yang harus dipenuhi adalah tersedianya data tabel simpleks optimum.

Pada prinsipnya terdapat beberapa perubahan yang mungkin terjadi yang dapat dijawab melaui analisis sensitivitas, yaitu :
Perubahan pada koefisien fungsi tujuan, baik pada koefisien dasar atau bukan dasar dan pengaruhnya terhadap variabel dual.
Perubahan pada kendala, baik pada kapasitas atau koefisien.
Penambahan variabel keputusan baru.
Penambahan kendala/batasan baru.




4.6 ANALISIS SEBUAH USULAN INVESTASI PROYEK

Pengertian Investasi

Investasi merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan di masa yang akan datang. Di lihat dari jangka investasi waktunya, investasi dibedakan menjadi 3 macam yaitu investasi jangka pendek, investasi jangka menengah, dan investasi jangka panjang. Sedangkan dilihat dari segi aktivanya, investasi dibedakan ke dalam investasi pada aktiva rill dan investasi pada aktiva non-rill (aktiva finansial). Investasi pada aktiva rill misalnya investasi dalam tanah, gedung, mesin, dan peralatan-peralatan. Adapun invesatsi investasi pada aktiva non-rill misalnya investasi berjangka panjang untuk aktiva rill.

B.     Menaksir aliran kas

1.      Beberapa Pertimbangan dalam Menaksir Aliran Kas.

Dalam analisis keputusan investasi, ada beberapa langkah yang akan dilakukan:

·       Menaksir aliran kas dari investasi berikut.
·       Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang.
·       Mengevaluasi investasi tersebut dengan kriteria investasi seperti pay-back period, NPV, dan IRR.
·       Mengambil keputusan, apakah investasi diterima atau tidak.


Dalam menaksir aliran kas, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan:

a.      Aliran Kas Versus Keuntungan Investasi
Fokus dari manajemen keuangan dan analisis investasi adalah kas, bukannya keuntungan investasi. Keuntunga investasi tidak selalu berarti aliran kas. sebagai contoh penjualan sebagian barangkali merupakan kredit, sehingga belum ada kas yang masuk. Item biaya tertentu seperti depresiasi, juga tidak melibatkan kas. dalam perhitungan depresiasi, tidak ada aliran kas yang berpindah tangan. Contoh perhitungan ini menunjukkan perbedaan antara aliran kas dengan keuntungan akuntansi.

Perbandingan Basis Cash Flow dengan Laporan Laba-Rugi Akuntasi
Laporan Laba-Rugi
Kas Masuk/Keluar
Penjualan
Rp.150.000,00
Rp.150.000,00
Biaya tunai (kas) Rp.70.000,00
Rp.120.000,00
(Rp.70.000,00)
Depresiasi Rp.50.000,00
-
Laba sebelum pajak
Rp.30.000,00
Pajak (40%)
Rp.12.000,00
Rp.12.000,00
Laba setelah pajak
Rp.18.000,00
Rp.68.000,00

Aliran kas = Laba setelah pajak + depresiasi
=18.000 + 50.000
=68.000
Cara yang langsung bisa di lakukan dengan mengidentifikasi item-item mana yang termasuk kas masuk dan mana yang termasuk kas keluar. Sebagai contoh, jika penjualan dilakukan dengan kredit, maka sebagaian penjualan akan menjadi kas pada bulan ini (atau tahun ini), sebagaian lagi akanmenjadi kas pada bulan (tahun) depan.

b.      Incremental cash Flow
Aliran kas yang akan kita perhitungkan adalah aliran kas yang muncul karena keputusan menjalankan investasi yang sedang di pertimbangkan. Aliran kas yang tidak relevan tidak akan masukn dalam analisis. Aliran kas yang relevan tersebut sering diberi nama sebagai incremental cash flow. Contoh aliran kas yang tidak relevan adalah sunk cost. Sunk cost adalah biaya yang sudah tertanam, dan sudah hilang. Contoh sunk cost adalah biaya fesibility study (studi kelayakan), biaya riset pemasaran.
Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah item lain yang perlu di perhatikan. Sebagi contoh, jika suatu usulan investasi dilakukan, investasi tersebut akan menggunakan gudang. Gudang tersebut sebenarnya tidak bisa disewakan, dengan demikian biaya sewa yang hilang tersebut harus dimasukkan sebagai elemen biaya.

c.       Fokus pada Keputusan Investasi
Dalam analisis investasi, fokus kita adalah ada pada aliran kas yang di hasilkan melalui keputusan investasi. Aliran kas hasil dari keputusan pendanaan harus di hilakna dari analisis. Alasan lainnya adalah keputusan pendanaan masuk ke dalam perhitungan tingkat discount rate yang di pakai (WACC atau weighted average cost of capital). Jika bunga juga dimasukkan ke dalam perhitungan aliran kas (sebagai pengurang aliran masuk), maka akan terjadi proses double counting. Perhitungan aliran kas yang mengeluarkan efek bunga (pendanaan) adalah:
Aliran kas = Laba bersih + Depresiasi + {(1-tingkat pajak) x bunga}



4.7 ESTIMASI OPTIMIS PESIMIS

Satu hal yang perlu diingat ketika penjualan peramalan adalah bahwa jika Anda berencana untuk bekerja dengan bank untuk pembiayaan, Anda akan ingin melakukan perkiraan yang beragam, jadi lebih percaya perkiraan penjualan. Bagaimana Anda melakukan ini?

1. Penjualan Peramalan Metode
Untuk jenis bisnis Anda, apa yang rata-rata penjualan per kaki persegi untuk toko serupa di lokasi yang sama dan ukuran yang sama? Ini bukan jawaban akhir untuk peramalan penjualan yang memadai, karena bisnis baru tidak akan mencapai target itu mungkin untuk satu tahun. Namun pendekatan ini jauh lebih ilmiah dari gambar 2 persen umum berdasarkan pendapatan rumah tangga.

2. Penjualan Peramalan Metode
Untuk lokasi tertentu Anda, berapa banyak rumah tangga yang membutuhkan barang Anda hidup dalam mengatakan, satu mil? Berapa banyak yang akan mereka gunakan untuk barang-barang setiap tahun, dan berapa persen pengeluaran mereka akan Anda dapatkan, dibandingkan dengan pesaing? Lakukan yang sama untuk dalam waktu lima mil (dengan angka penjualan yang lebih rendah perkiraan). (Gunakan jarak yang masuk akal untuk lokasi Anda.)

3. Penjualan Peramalan Metode 
Jika Anda menawarkan mengatakan, tiga jenis barang ditambah dua jenis layanan biaya tambahan, estimasi pendapatan untuk penjualan masing-masing lima produk / jasa baris. Buat perkiraan di mana Anda pikir Anda akan berada di enam bulan (seperti “kita harus menjual lima barang-barang sehari, ditambah tiga ini, ditambah dua ini.”) Dan menghitung penjualan kotor per hari. Lalu kalikan dengan 30 pada bulan tersebut.
Sekarang skala proporsional dari bulan satu ke bulan enam, yaitu, membangun dari tidak ada penjualan (atau beberapa penjualan) untuk enam bulan tingkat penjualan. Sekarang melaksanakannya dari enam bulan sampai dengan 12 untuk mengetahui perkiraan penjualan yang lengkap tahunan.
Jangan Hanya Apakah Satu Penjualan Forecast
Daripada peramalan penjualan tahunan sebagai tokoh tunggal, gunakan satu atau dua dari peramalan penjualan metode di atas dan menghasilkan tiga angka: pesimis, optimis, dan realistis. Kemudian pasang angka dalam berdasarkan bulan, karena tergantung pada bisnis Anda, mungkin ada variasi BESAR berdasarkan bulan. (Beberapa perusahaan ritel melakukan 50 persen dari penjualan kotor mereka sekitar Natal, dari akhir Oktober sampai akhir Desember, misalnya, namun hampir tidak mendapatkan pada bulan Juni sampai Agustus.)
Sertakan Beban di Peramalan Penjualan Anda
Sekarang dimasukkan ke dalam pengeluaran Anda per bulan, termasuk pembelian besar dengan musim (atau namun Anda membeli bahan / barang). Ingat, Anda dapat membeli bahan atau persediaan dalam mengatakan, Juli, untuk Natal, namun tidak mendapatkan semua penerimaan Anda sampai 45 hari setelah Natal. Terdapat implikasi kas besar aliran. Juga, akan Anda akan membeli kendaraan? Peralatan modal? Pastikan untuk menunjukkan beban penyusutan.
Dalam pengeluaran Anda, dimasukkan ke dalam penyisihan kredit macet. Gambar berapa banyak penjualan Anda secara tunai, berapa banyak dengan kartu kredit, berapa banyak oleh memperluas kredit Anda. Dikurangi mengatakan empat persen atau lebih untuk biaya kartu kredit untuk penjualan tersebut dengan kartu kredit. Untuk biaya gaji, dimasukkan ke dalam pembayaran pajak PPh diperkirakan kuartalan yang harus dibayar kepada pemerintah.
Jika Anda pergi ke bank untuk pembiayaan, dapat menjawab pertanyaan seperti, apakah Anda membuat penyisihan rekening kas cadangan, selama berbulan-bulan lambat Anda, tetapi juga dalam kasus ini Anda harus cepat mengganti kendaraan atau peralatan? Anda berkata Anda akan menagih x dolar untuk produk Anda, tetapi apa yang terjadi ketika pesaing Anda memotong harga sebesar 33 persen dan masih membuat keuntungan?
Bagaimana secara khusus akan Anda mengembangkan bisnis Anda – menjual lebih kepada pelanggan yang ada, menjual produk yang ada untuk pelanggan baru, menjual produk baru kepada pelanggan yang ada, dan menjual produk baru untuk menarik pelanggan baru? Mereka akan ingin melihat apakah Anda punya rencana yang nyata.
Ingat bahwa hal itu dapat diterima (dan realistis) memiliki proyeksi arus kas negatif untuk bulan-bulan awal periode proyeksi arus kas Anda.
Penjualan Peramalan Ringkasan
Saya kira Anda dapat melihat bahwa bukan memperkirakan salah satu tokoh besar penjualan pada tahun dimana penjualan peramalan, jadwal bulanan lebih realistis pendapatan dan beban memberikan informasi jauh jauh lebih yang menjadi dasar keputusan. Itulah yang “pembukuan” dirancang untuk melakukan: memberikan informasi ANDA Anda dapat membuat keputusan yang baik pada.
Jadi pada dasarnya, Anda mempersiapkan tiga proyeksi arus kas, di mana Anda memvariasikan persentase dari penjualan atau tokoh lain untuk sampai pada tiga skenario yang berbeda: pesimis, optimis, dan realistis. Pandangan pesimis harus menjadi “kasus terburuk” situasi; rencana untuk memiliki cukup modal dan kesabaran untuk melewati skenario itu. Jika ternyata bahwa hasil sebenarnya lebih baik dari itu – besar!

4.8 TINGKAT MARR YANG MEMPERHITUNGKAN RESIKO

Metode-Metode Evaluasi Proyek
Keputusan investasi merupakan keputusan manajemen keuangan yang paling penting di antara ketiga keputusan jangka
panjang yang diambil manajer keuangan. Disebut penting, karena selain penanaman modal pada bidang usaha yang membutuhkan modal yang besar, juga keputusan tersebut mengandung risiko tertentu, serta langsung berpengaruh pada nilai perusahaan.
Pada umumnya, langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengambilan keputusan investasi adalah sebagai berikut:
1. Adanya usulan investasi (proposal investasi).

2. Memperkirakan arus kas (cash flow) dari usulan investasi tersebut.

3. Mengevaluasi profitabilitas investasi dengan menggunakan beberapa metode penilaian
kelayakan investasi.

4. Memutuskan menerima atau menolak usulan investasi tersebut.
Untuk menilai profitabilitas rencana investasi dikenal dua macam metode, yaitu metode konvensional dan metode non-konvensional (discounted cash flow). Dalam metode konvensional dipergunakan dua macam tolok ukur untuk menilai profitabilitas rencana investasi, yaitu payback period dan accounting rate of return, sedangkan dalam metode non-konvensional dikenal tiga macam tolok ukur profitabilitas, yaitu Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return (IRR).





NET PRESENT VALUE (NPV)

NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskontokan pada saat ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.  Jadi perhitungan NPV mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan.
Menurut  Kasmir  (2003:157) Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV Investasi selama umur investasi. Sedangkan menurut Ibrahim (2003:142) Net Present Value (NPV) merupakan net benefit   yang telah di diskon dengan menggunakan  social opportunity cost of capital (SOCC) sebagai discount factor.
Pada tabel berikut ditunjukkan arti dari perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan dilakukan.
Langkah menghitung NPV:
(1) Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar, yang didiskontokan pada biaya modal proyek,

(2) Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini,  hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek,

(3) Jika NPV adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif, maka proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek  dengan NPV positif adalah mutually exclusive, maka salah satu dengan nilai NPV terbesar harus dipilih .
NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi untuk  membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut. Jika proyek memiliki NPV positif, maka proyek tersebut menghasilkan lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk menutup utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada pemegang saham perusahaan.
Keunggulan NPV = menggunakan konsep nilai waktu uang (time value of money).
–>  Maka sebelum penghitungan/penentuan NPV hal yang paling utama adalah  mengetahui atau menaksir aliran kas masuk di masa  yang akan datang dan aliran kas keluar.
Di dalam aliran kas ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

(1)   Taksiran kas haruslah didasarkan atas dasar setelah pajak,

(2)   Informasi terebut haruslah didasarkan atas “incremental” (kenaikan atau selisih) suatu proyek. Jadi harus diperbandingkan adanya bagaimana aliran kas seandainya dengan dan tanpa proyek. Hal ini penting sebab  pada proyek pengenalan produk baru, bisa terjadi bahwa  produk lama akan “termakan” sebagian karena kedua produk itu bersaing dalam pemasaran,

(3) Aliran kas ke luar haruslah tidak memasukkan unsur bunga, apabila proyek itu direncanakan akan dibelanjai/didanai dengan pinjaman. Biaya bunga tersebut termasuk sebagai tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return) untuk penilaian proyek tersebut. Kalau kita ikut memasukkan unsur bunga di dalam perhitungan aliran kas ke luar, maka akan terjadi penghitungan ganda.

    4.9 PENURUNAN UMUR PROYEK

Pemaparan mengenai definisi manajemen proyek, membawa kita pada suatu penegasan kesimpulan bahwa manajemen proyek merupakan fungsi yang dilaksanakan oleh manajer proyek. Manajemen proyek dengan demikian sangat berhubungan dengan usaha-usaha melalui orang lain yang ditujukan untuk mencapai sasaran tertentu dengan jalan mempergunakan sumber-sumber yang terlibat dalam pembuatan keputusan.
Tampaknya hal yang sudah pasti berkenaan dengan manajemen proyek adalah bahwa manajemen proyek lebih dapat didefinisikan sebagai suatu proses, yakni sebagai suatu rangkaian tindakan, kegiatan, atau pekerjaan yang mengarah kepada beberapa sasaran tertentu. Definisi manajemen proyek tersebut mengakui juga bahwa proses itu dilaksanakan oleh lebih dari satu orang dalam organisasi proyek dan pencapaian tujuan dilakukan melalui bantuan orang lain.
Definisi manajemen proyek yang dikembangkan di sini didasarkan pada asumsi bahwa kewajiban memanajemeni itu muncul kapan saja pekerjaan proyek dibagi-bagi dalam pekerjaan khusus dan dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dalam keadaan semacam itu, pekerjaan-pekerjaan khusus tersebut harus di koordinasi dan keharusan inilah yang menimbulkan kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan manajerial, yakni proses manajerial
James A.F. Stoner (1982) mengklasifikasikan tingkatan manajemen (Level of Management) sebagai berikut :
By their level in organization.
By the range of organizational activities for which they are responsible.
Adakalanya tingkat manajemen diklasifikasikan atas :
Manajemen puncak.
Manajemen puncak-menengah.
Manajemen menengah.
Manajemen menengah operasional.
Manajemen operasional.
James A.F. Stoner (1986) menentukan tiga jenis dasar keterampilan manajerial yaitu : keterampilan teknik (technical skill), keterampilan manusiawi (human skill), keterampilan konseptual (conceptual skill). Fayol mengemukakan empat belas prinsip-prinsip manajemen, yaitu :
Devision of York.
Authority and Responsibility.
Discipline.
Unity of Command.
Unity of Direction.
Subordination of individual to general interest.
Remuneration.
Centralization.
Scalar chain atau hierarchy.
Order.
Equity.
Stability of tenure.
Initiative.
Esprit de corp.
Fayol mengatakan: “Prinsip-prinsip tersebut bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan menurut kebutuhan. Persoalan bagaimana menggunakan prinsip-prinsip tersebut merupakan seni yang sulit karena memerlukan intelegensi, pengalaman, pengambilan keputusan dan pertimbangan (Kast dan Rosenzwight, 1983). Sedangkan mengenai sumber daya manajemen menurut George R Terry antara lain adalah :
Men
Materials
Methods
Money
Market
Calvert menggambarkan daur proses manajemen, yang sekaligus memperlihatkan hubungan antar fungsi manajemen, yang menciptakan mekanisme dan dinamika manajemen.
Fungsi-fungsi Manajemen Proyek
Fungsi manajemen proyek mengacu pada fungsi manajemen secara umum. Sebagai pedoman dalam modul ini fungsi manajemen didasarkan pada pendapat George R. Terry. George R. Terry memberikan empat fungsi fundamental dari manajemen, yakni :
Planning
Organizing
Actuating
Controlling
Arti penting perencanaan proyek adalah karena perencanaan merupakan proses pemikiran kreatif dan penentuan secara matang mengenai hal-hal berkenaan dengan keputusan-keputusan proyek yang akan dilakukan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan proyek yang telah ditentukan sebelumnya.
Untuk mencapai tujuan perencanaan proyek secara efektif, perlu diperhatikan unsur-unsur perencanaan proyek sebagai berikut :
a. Tujuan (objectives), yaitu perumusan secara jelas dan terperinci mengenai sasaran yang akan dicapai;
b. Kebijakan (policy), yaitu garis-garis besar cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan/sasaran yang telah ditetapkan;
c. Prosedur (procedure), yaitu pembagian tugas serta hubungan-hubungan ke atas dan kesamping antara pelaksana-pelaksana perencanaan;
d. Evaluasi kemajuan, yaitu penentuan norma-norma dan standar untuk mengukur kemajuan, secara kuantitatif, kualitatif dan unsur waktu;
e. Program, yaitu keseluruhan rencana dan urutan-urutan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Fungsi pengorganisasian proyek memadukan seluruh sumber-sumber yang ada dalam organisasi, baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya ke arah tercapainya tujuan proyek. Melalui pengorganisasian, seluruh sumber proyek (project resources) baik berupa manusia maupun non manusia diatur dan dipadukan sedemikian rupa agar tujuan proyek tercapai secara efektif dan efisien. Pengorganisasian (organizing) lebih menunjuk pada process of organization, yaitu kegiatan penyusunan atau pengalokasian pekerjaan, orang-orang dan benda-benda agar dapat didayagunakan untuk pencapaian tujuan organisasi.
Fungsi penggerakan proyek merupakan gerak pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan perencanaan proyek dan pengorganisasian. Penekanan dari fungsi penggerakan proyek adalah penciptaan kerja sama antara anggota-anggota kelompok serta pada peningkatan semangat kerja keseluruhan anggota untuk tercapainya tujuan proyek.
Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen diperlukan terutama untuk menjawab pertanyaan apakah kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan proyek diartikan sebagai usaha menentukan apa yang sedang dilaksanakan dengan cara menilai hasil/prestasi yang dicapai dan kalau terdapat penyimpangan dari standar yang telah ditentukan, maka segera diadakan usaha perbaikan, sehingga semua hasil/prestasi proyek yang dicapai sesuai dengan rencana.
Jenis atau bentuk pengawasan dapat dibedakan menurut :
1. Pengawasan menurut locus
Menurut lokusnya maka dibedakan antara pengawasan intern dan pengawasan ekstern. Pengawasan ekstern adalah pengawasan yang dilakukan oleh pihak luar organisasi.
2. Pengawasan menurut aktor.
Pengawasan dapat juga dibedakan menurut aktor atau siapa yang melaksanakan. Pertama, pengawasan oleh kelompok pemeriksa fungsional dan kedua pengawasan individual atau personal.
3. Pengawasan menurut bidang
Jenis atau bentuk pengawasan dapat dibedakan menurut bidang yang diawasi, misalnya : anggaran belanja (budgetary and non budgetary financial control), produksi, pembiayaan, kualitas, pemasaran dan sebagainya.
Ruang Lingkup Proyek

Proyek merupakan suatu kesatuan kegiatan yang dilaksanakan untuk menghasilkan suatu hasil atau sasaran tertentu dalam suatu jangka waktu yang telah ditentukan. Kegiatan tersebut diusahakan melalui penyediaan sumber-sumber dana, manusia dan peralatan.
Proyek merupakan suatu rangkaian aktivitas yang dapat direncanakan, yang di dalamnya menggunakan sumber-sumber (inputs) misalnya uang dan tenaga kerja, untuk mendapatkan manfaat (benefits) atau hasil (return) di masa yang akan datang. Aktivitas semacam ini mempunyai saat mulai (starting point) dan saat berakhir (ending point).
Proyek publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dalam ekonomi, dengan menggunakan dana anggaran belanja, yang akhirnya tidak lain merupakan kontribusi warga negara sebagai pembayar pajak.
Program dapat dipahami sebagai serangkaian kegiatan-kegiatan, proyek-proyek, proses-proses atau pelayanan/ jasa-jasa yang terorganisasi dan diarahkan untuk pencapaian suatu tujuan khusus.
Tujuan proyek adalah hasil-hasil yang diharapkan akan dicapai oleh proyek dan program pembangunan. Tujuan ini dapat disusun secara bertingkat (hierarki) menjadi dua tahap atau lebih, misalnya tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah, dan jangka panjang, atau dari suatu tujuan yang lebih rendah tingkatannya menuju suatu tujuan yang lebih tinggi tingkatannya, dan seterusnya.
Output proyek (hasil) yang dimaksud adalah produk atau jasa tertentu yang diharapkan dapat dihasilkan oleh suatu kegiatan dari input yang tersedia, untuk mencapai tujuan proyek/program. Sedangkan effect proyek (pengaruh langsung) adalah hasil yang diperoleh dari penggunaan outputproyek. Dan dampak (impact) proyek ialah hasil yang diperoleh dari efek proyek.
Monitoring (Pemantauan) meliputi kegiatan mengamati/ meninjau kembali/mempelajari dan kegiatan menilik (mengawasi), yang dilakukan secara terus menerus atau berkala oleh pengelola proyek di setiap tingkatan pelaksanaan kegiatan, untuk memastikan bahwa pengadaan/penggunaan input, jadwal kerja, hasil yang ditargetkan dan tindakan-tindakan lainnya yang diperlukan berjalan sesuai dengan rencana.
Manfaat, Biaya dan Umur Proyek
Ada 3 manfaat proyek yaitu
Manfaat langsung (direct benefits)
Manfaat tak langsung (indirect benefits)
Manfaat tak kentara (intangible benefits).
Manfaat langsung dari suatu proyek maksudnya adalah kenaikan nilai hasil produksi barang atau jasa atau penurunan biaya sebagai akibat langsung dari proyek. Kenaikan nilai hasil produksi tersebut dapat berupa meningkatnya jumlah hasil (kuantitas) dan atau meningkatnya mutu produksi (kualitas).
Manfaat tak langsung adalah manfaat yang ditimbulkan secara tidak langsung dari suatu proyek yang merupakan multiplier effects dari proyek. Dapat dikatakan bahwa manfaat tidak langsung mencakup dampak ganda (multiplier effects), manfaat karena besarnya usaha (economic scales), manfaat dari peningkatan pendidikan dan kesehatan terhadap produktivitas tenaga kerja dan sebagainya.
Manfaat tak kentara dari suatu proyek adalah manfaat yang sukar untuk diukur secara kuantitatif misalnya dengan uang. Beberapa dari manfaat tak kentara tersebut di antaranya muncul dalam bentuk perbaikan lingkungan hidup, manfaat dari perbaikan pemerataan pendapatan, manfaat dari meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan sebagainya.
Biaya atau pengeluaran proyek (project expenditure) adalah hanya biaya-biaya atau ongkos-ongkos yang akan dikeluarkan di masa yang akan datang (future costs) untuk memperoleh penghasilan-penghasilan yang akan datang (future returns).
Proyek dapat dibedakan ke dalam dua bentuk umum, yaitu proyek publik dan proyek swasta. Prof Soemardi Reksopoetranto mengelompokkan proyek-proyek pembangunan ke dalam dua kelompok besar yaitu :
Padat modal (capital intensive)
Padat karya (labour intensive)


Umur ekonomis sesuatu asset adalah jumlah tahun selama pemakaian aset tersebut dapat meminimumkan biaya tahunannya. Untuk proyek-proyek yang mempunyai investasi modal yang besar sekali, lebih mudah untuk menggunakan umur teknis.

5.1 ALASAN-ALASAN ANALISIS PENGGANTIAN

ANALISIS PENGGANTIAN
Sebuah keputusan yang seringkali dihadapi oleh perusahaan maupun organisasi pemerintah adalah apakah aset yang ada saat ini harus dihentikan dari penggunaannya, diteruskan setelah dilakukan perbaikan, atau diganti dengan aset baru. Oleh karena itu, masalah penggantian (replacement problem) memerlukan analisis ekonomi teknik yang sangat hati-hati agar dapat diperoleh informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan logis yang selanjutnya dapat memperbaiki efisiensi operasi serta posisi persaingan perusahaan.
Kadang-kadang analisis ini berupa pertanyaan mengenai apakah kita harus menghentikan penggunaan sebuah aset tanpa dilakukan penggantian (abandonment) atau apakah kita tetap mempertahankan aset tersebut sebagai cadangan (back-up) daripada sebagai penggunaan utama. Keputusan dapat berupa pertanyaan apakah keharusan perubahan tersebut dapat dipenuhi dengan memperbesar kapasitas atau kemampuan aset yang sudah ada saat ini atau apakah harus mengganti aset yang ada saat ini (aset lama), yang secara deskriptif sering disebut sebagai defender, dengan sebuah aset baru. Satu atau lebih alternatif aset pengganti (baru) kemudian disebut sebagai penantang (challenger).

ALASAN-ALASAN ANALISIS PENGGANTIAN
Empat alasan utama yang meringkas sebagian besar penyebab penggantian aset adalah sbb:
1. Kerusakan (pemburukan) fisik : adalah perubahan yang terjadi pada kondisi fisik aset. Biasanya, penggunaan berlanjut (penuaan) akan menyebabkan pengoperasian sebuah aset menjadi kurang efisien.

2. Keperluan perubahan : aset modal (capital aset) digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang dapat memenuhi keinginan manusia. -> kategori lain dari keusangan (obsolescence)

3. Teknologi : Dampak perubahan teknologi terhadap berbagai jenis aset akan berbeda-beda. Contoh : peralatan manufaktur terotomatisasi. -> kategori lain dari keusangan (obsolescence)

4. Pendanaan : Faktor keuangan melibatkan perubahan peluang ekonomi eksternal terhadap operasi fisik atau penggunaan aset dan akan melibatkan pertimbangan pajak. Contoh : menyewa (mengontrak) aset mungkin akan lebih menarik daripada memiliki aset tersebut. -> dapat dianggap sebagai bentuk keusangan (obsolescence)

Umur ekonomi (economic life) adalah periode waktu (tahun) yang menghasilkan equivalent uniform annual cost (EUAC) minimum dari kepemilikan dan pengoperasian sebuah aset.
Umur kepemilikan (ownership life) adalah periode antara tanggal perolehan dan tanggal “pembuangan” (disposal) oleh seorang pemilik. Contoh : sebuah mobil dapat berfungsi sebagai kendaraan keluarga utama untuk beberapa tahun dan kemudian berfungsi sebagai angkutan lokal untuk beberapa tahun kemudian.
Umur fisik (physical life) adalah periode antara perolehan awal dan pelepasan (pembuangan) akhir sebuah aset selama rangkaian kepemilikannya. Contoh : mobil yang baru saja digambarkan dapat memiliki beberapa pemilik selama keberadaannya.
Masa manfaat (useful life) adalah periode waktu (tahun) selama sebuah aset berada dalam masa produktif (baik sebagai aset utama maupun cadangan). Masa manfaat adalah estimasi seberapa lama sebuah aset diharapkan dapat dimanfaatkan dalam perdagangan atau bisnis untuk menghasilkan pendapatan.

FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN DALAM ANALISIS PENGGANTIAN

Kesalahan hasil analisis akan sangat membahayakan keputusan yang logis, sehingga ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam analisis penggantian :
1. Kesalahan estimasi masa lalu
Setiap kesalahan estimasi yang dibuat pada analisis sebelumnya terhadap aset lama tidaklah relevan (kecuali terdapat implikasi pajak penghasilan). Contoh : ketika nilai buku (BV) sebuah aset lebih besar daripada nilai pasar (MV) masa sekarangnya, perbedaannya seringkali dianggap sebagai sebuah kesalahan estimasi. ‘Kesalahan’ tersebut juga timbul ketika kapasitas tidak lagi mencukupi, biaya pemeliharaan lebih tinggi dari yang diantipasi dst.
Faktanya adalah bhw kerugian tsb telah terjadi, mampu atau tidak mampu ditanggung, dan kerugian ini tetap timbul tanpa melihat apakah penggantian dilakukan atau tidak.
2. Perangkap Sunk Cost (Biaya Tertanam)
Jika pajak dilibatkan, kita harus memasukkan sunk cost ke dalam analisis ekonomi teknik. Kesalahan serius dapat terjadi dalam praktek jika sunk cost ditangani secara tidak tepat dalam.
Sunk cost (yaitu MV-BV<0) berkaitan dengan mempertahankan aset lama tidak harus ditambahkan pada harga pembelian alternatif terbaik yang ada. Kesalahan ini akan menghasilkan hasil akhir yang tidak tepat yang menguntungkan alternatif mempertahankan aset lama.



3. Nilai investasi aset lama dan pandangan pihak luar (outsider viewpoint)
“Titik pandang pihak luar (outsider viewpoint)” untuk memperkirakan jumlah investasi aset lama (defender). Outsider Viewpoint adalah perspektif pihak ketiga yang netral dalam menetapkan MV sebuah aset bekas secara wajar (fair). Titik pandang ini mendorong analis untuk memfokuskan pada arus kas saat ini dan masa datang, sehingga menghindari godaan untuk memikirkan biaya masa lalu.
MV saat ini yang dapat dicapai (dimodifikasi oleh pengaruh pajak penghasilan) adalah jumlah investasi yang tepat untuk ditetapkan terhadap aset yang ada saat ini dalam analisis penggantian. Salah satu cara membenarkan hal ini adalah dengan menggunakan biaya peluang (opportunity cost) atau prinsip peluang yang hilang (opportunity forgone principle). Artinya, jika diputuskan untuk tetap mempertahankan aset yang ada saat ini, kita melepaskan peluang untuk memperoleh MV neto yang dapat dicapai pada waktu tersebut. Jadi, hal ini menggambarkan opportunity cost mempertahankan aset lama (defender).
Jika terdapat pengeluaran investasi baru, misalnya untuk pemeriksaan dan perbaikan aset lama sehingga dapat bersaing dengan penantang (aset pengganti), maka dalam analisis penggantian, pengeluaran ini harus ditambahkan pada MV yang dapat dicapai saat ini untuk menentukan investasi total aset lama.
Ketika menggunakan outsider viewpoint, total investasi aset lama adalah opportunity cost dari tidak menjual aset yang ada saat ini untuk memperoleh MV-nya, plus biaya memperbaikinya sehingga dapat bersaing dengan penantang terbaik (semua aset baru yang layak dipertimbangkan).
MV aset lama tidak harus dikurangi dari harga pembelian aset pengganti ketika menggunakan outsider viewpoint untuk menganalisis masalah penggantian. Kesalahan ini akan menggandakan MV aset lama dan membiaskan perbandingan yang menguntungkan aset pengganti.
Contoh 1 :
Investasi modal sebuah mesin yang dibeli dua tahun lalu adalah $20.000. Mesin tersebut telah disusutkan dengan menggunakan metode MACRS (GDS), dan BVnya saat ini adalah sebesar $9.600. MV mesin tersebut, jika dijual saat ini, adalah $5.000 dan akan memerlukan biaya $2.000 untuk mereparasi mesin agar tetap dapat dipergunakan selama lima tahun lagi. Berapakah (a) total investasi aset lama dan (b) nilai yang tidak diamortisasi?

Jawaban :
Investasi aset lama adalah MVnya saat ini plus setiap pengeluaran yang dibutuhkan agar aset masih dapat dipergunakan (dan dapat dibandingkan) relatif terhadap mesin baru yang tersedia.
(a) Investasi untuk mempertahankan mesin sekarang adalah $5.000 + $2.000 = $7.000
(b) Jika mesin ini dijual sebesar $5.000, nilai yang tidak diamortisasi akan sebesar $9.600 - $5.000 = $4.600

4. Pentingnya konsekuensi pajak penghasilan
Penggantian aset seringkali menimbulkan capital gain atau capital loss atau keuntungan atau kerugian dari penjualan tanah atau properti yang dapat disusutkan. Untuk memperoleh analisis ekonomi yang akurat dalam hal ini, analisis harus dibuat dengan dasar setelah pajak (after-tax basis).
Pengaruh pajak penghasilan pada keputusan penggantian tidak dapat diabaikan. Kredit pajak penghasilan yang hilang berkaitan dengan alternatif mempertahankan aset lama akan menjauhkan preferensi ekonomi dari aset lama, sehingga mendorong aset pengganti sebagai pilihan lebih baik.



5. Umur ekonomi aset baru
Umur ekonomi aset akan meminimasi ekuivalen biaya tahunan seragam (equivalent uniform annual cost – EUAC) kepemilikan dan pengoperasian aset. Sangat penting untuk mengetahui umur ekonomi aset baru (penantang) berdasarkan prinsip bahwa aset baru dan aset lama harus dibandingkan berdasarkan umur ekonomi (optimum) mereka.
6. Umur ekonomi aset lama
Pembandingan aset baru dengan lama harus dilakukan secara hati-hati karena melibatkan umur yang berbeda. Aset lama harus dianggap memiliki umur lebih lama dibanding umur ekonomi sebenarnya sepanjang biaya marginalnya kurang dari EUAC minimum aset baru.

SOAL –SOAL ANALISIS PENGGANTIAN

1. Seorang kontraktor jaringan pipa sedang mempertimbangkan pembelian beberapa bagian dari peralatan bergerak untuk menurunkan biaya. Beberapa alternatifnya adalah sbb:
Rencana A : mempertahankan backhoe yang sedang digunakan saat ini. Kontraktor masih berutang $10.000 pada mesin ini namun dapat menjualnya seharga $15.000. Mesin ini masih dapat dipergunakan selama enam tahun lagi dengan total biaya pemeliharaan, asuransi, serta tenaga kerja sebesar $28.000 per tahun.
Rencana B : membeli sebuah trenching machines dan backfill work dan menjual backhoe yang digunakan saat ini. Mesin baru memerlukan biaya sebesar $55.000, akan habis dalam enam tahun dengan nilai pasar $15.000, serta akan mengurangi biaya pemeliharaan tahunan, asuransi dan tenaga kerja menjadi $20.000.
Jika besarnya MARR adalah 8% per tahun sebelum pajak, rencana mana yang seharusnya diambil? Gunakan prosedur PW untuk mengevaluasi kedua rencana tersebut berdasarkan analisis sebelum pajak. (11.4)

2. Andaikan bahwa anda memiliki sebuah mobil lama, yang sangat boros bensin. Mobil ini telah berusia 10 tahun dan dapat dijual ke seorang dealer lokal seharga $400. Asumsikan bahwa MV mobil tersebut dua tahun dari sekarang adalah nol. Biaya pemeliharaan tahunan sampai masa datang yang dapat diperkirakan adalah $800. Sementara itu, mobil hanya dapat melaju sepanjang 10 mil per gallon bensin. Biaya bensin adalah $15 per gallon dan anda memperkirakan bahwa mobil dapat menempuh 15.000 mil per tahun. Saat ini anda memiliki kesempatan untuk mengganti mobil tersebut dengan sebuah mobil yang lebih baik seharga $8.000. Jika anda membelinya, anda akan membayar tunai. Karena adanya jaminan selama dua tahun, biaya pemeliharaan diharapkan dapat diabaikan. Mobil ini dapat menempuh perjalanan 30 mil per gallon. Gunakan metode IRR dan tunjukkan alternatif mana yang harus anda pilih. Gunakan periode perbandingan dua tahun dan asumsikan bahwa mobil baru dapat dijual seharga $5.000 pada akhir tahun kedua. Abaikan pengaruh pajak penghasilan dan gunakan MARR 15% per tahun. Nyatakan asumsi lain yang anda buat.

3. Sebuah aset yang saat ini digunakan sedang dievaluasi untuk kemungkinan diganti. Aset ini dibeli empat tahun lalu seharga $62.000 dan telah disusutkan sebagai aset kelas properti lima tahun MACRS (GDS). Nilai pasarnya saat ini adalah $12.000. Sisa masa manfaatnya diperkirakan masih empat tahun lagi, namun diperlukan tambahan reparasi (dengan biaya $4.000 sekali) agar dapat memberikan jasa yang ekuivalen dengan aset pengganti. Pajak penghasilan efektif saat ini adalah 39% dan MARR setelah pajak = 15% per tahun. Berdasarkan Outsider viewpoint, berapakah investasi awal setelah pajak untuk aset lama jika aset tersebut tetap dipertahankan (tidak diganti sekarang)?


4. Sebuah mesin diesel (aset lama) telah dipasang sepuluh tahun lalu dengan biaya $50.000. Mesin ini memiliki relizable MV sebesar $14.000. Jika tetap dipertahankan, diperkirakan mesin ini akan habis lima tahun lagi, memerlukan biaya tahunan $14.000 dan memiliki nilai pasar $80.000 pada akhir tahun kelima. Mesin ini dapat diganti dengan mesin baru yang lebih baik dengan biaya $65.000 serta memiliki masa manfaat 20 tahun. Aset pengganti diperkirakan akan membutuhkan biaya tahunan sebesar $9.000 dan memiliki nilai pasar $13.000. Diperkirakan bahwa mesin tersebut akan dibutuhkan dalam jangka waktu tak terbatas dan bahwa hasil analisis ekonomi tidak akan dipengaruhi pajak penghasilan. Dengan menggunakan MARR sebelum pajak sebesar 15% per tahun, buatlah analisis untuk menentukan apakah mesin lama harus dipertahankan atau harus diganti.

5. Andaikan bahwa diperlukan analisis setelah pajak untuk situasi yang dihadapi dalam soal 11.4. Aset lama disusutkan dengan metode garis lurus selama 15 tahun dengan menggunakan nilai pasar sebesar $8.000. Asumsikan bahwa jika penggantian dilakukan, aset penggantian akan disusutkan dengan MACRS (GDS) kelas properti lima tahun. Selain itu, asumsikan pula bahwa tarif pajak penghasilan efektif adalah 40%. Gunakan metode AW untuk menentukan apakah penggantian aset dapat dibenarkan dengan MARR setelah pajak sebesar 10% per tahun atau lebih. (11.4, 11.8)

11.8. Anda memiliki sebuah mesin yang dibeli empat tahun lalu dan disusutkan dengan metode garis lurus selama lima tahun tanpa nilai pasar. Biaya awal mesin $150.000 dan memiliki umur 10 tahun atau lebih. Saat ini terdapat sebuah mesin baru dengan biaya hanya $100.000. Mesin baru ini dapat disusutkan dengan metode MACRS (GDS) (kelas properti lima tahun). Biaya tahunan aset pengganti hanyalah $5.000 sementara biaya aset lama adalah $20.000. Aset pengganti memiliki masa manfaat lebih dari 10 tahun. Jika mesin tersebut dijual saat ini, harga terbaik yang akan diperoleh adalah $40.000. Proyeksi terbaik anda untuk masa datang adalah bahwa anda memerlukan jasa salah satu mesin dari dua alternatif tersebut untuk lima tahun berikutnya. MV mesin lama diestimasi sebesar $2.000 dalam lima tahun, namun mesin baru diestimasi memiliki MV sebesar $5.000 dalam lima tahun. Jika MARR setelah pajak adalah 10% per tahun, apakah anda harus menjual aset lama dan membeli aset baru? Anda tidak membutuhkan dua mesin. Asumsikan bahwa perusahaan berada pada kelompok bertarif pajak penghasilan 40%. (11.4)

6. Telah diputuskan untuk mengganti sebuah bagian peralatan dengan yang lebih baru dan lebih produktif seharga $80.000 dan memiliki MV $20.000 pada akhir tahun masa manfaatnya selama enam tahun. Beban pemasangan peralatan baru tersebut sebesar $3.000; jumlah ini tidak ditambahkan pada investasi modal namun akan menjadi item biaya selama operasi tahun pertama. Penyusutan MACRS (GDS) (kelas properti lima tahun) akan digunakan. Peralatan baru tersebut akan mengurangi biaya langsung (tenaga kerja, pemeliharaan, pengerjaan kembali, dll) sebesar $10.000 pada tahun pertama dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat sebesar $500 setiap tahun selama enam tahun masa manfaatnya. Diketahui bila bahwa BV mesin lama yang disusutkan secara penuh tersebut adalah sebesar $10.000 namun MVnya saat ini dalah sebesar $14.000. MV mesin lama ini akan menjadi nol dalam enam tahun. Pajak penghasilan sefektif sebesar 40%. (11.4)
a. Tentukan peningkatan (incremental) arus kas setelah pajak peralatan baru jika dipercaya bahwa mesin yang ada saat ini dapat dipergunakan secara memuaskan selama enam tahun lagi.
b. Asumsikan MARR setelah pajak 12% per tahun. Berdasarkan metode ERR, tentukan apakah anda harus mengganti aset lama dengan yang baru? Asumsikan &=MARR.

5.2 FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN DALAM ANALISIS PENGGANTIAN

1.     FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN DALAM ANALISIS PENGGANTIAN
Kesalahan hasil analisis akan sangat membahayakan keputusan yang logis, sehingga ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam analisis penggantian :
Kesalahan estimasi masa lalu
Setiap kesalahan estimasi yang dibuat pada analisis sebelumnya terhadap aset lama tidaklah relevan (kecuali terdapat implikasi pajak penghasilan). Contoh : ketika nilai buku (BV) sebuah aset lebih besar daripada nilai pasar (MV) masa sekarangnya, perbedaannya seringkali dianggap sebagai sebuah kesalahan estimasi. ‘Kesalahan’ tersebut juga timbul ketika kapasitas tidak lagi mencukupi, biaya pemeliharaan lebih tinggi dari yang diantipasi dst. Faktanya adalah bhw kerugian tsb telah terjadi, mampu atau tidak mampu ditanggung, dan kerugian ini tetap timbul tanpa melihat apakah penggantian dilakukan atau tidak.
Perangkap Sunk Cost (Biaya Tertanam)
Jika pajak dilibatkan, kita harus memasukkan sunk cost ke dalam analisis ekonomi teknik. Kesalahan serius dapat terjadi dalam praktek jika sunk cost ditangani secara tidak tepat dalam.
Sunk cost (yaitu MV-BV<0) berkaitan dengan mempertahankan aset lama tidak harus ditambahkan pada harga pembelian alternatif terbaik yang ada. Kesalahan ini akan menghasilkan hasil akhir yang tidak tepat yang menguntungkan alternatif mempertahankan aset lama.
Nilai investasi aset lama dan pandangan pihak luar (outsider viewpoint)
“Titik pandang pihak luar (outsider viewpoint)” untuk memperkirakan jumlah investasi aset lama (defender). Outsider Viewpoint adalah perspektif pihak ketiga yang netral dalam menetapkan MV sebuah aset bekas secara wajar (fair). Titik pandang ini mendorong analis untuk memfokuskan pada arus kas saat ini dan masa datang, sehingga menghindari godaan untuk memikirkan biaya masa lalu.

MV saat ini yang dapat dicapai (dimodifikasi oleh pengaruh pajak penghasilan) adalah jumlah investasi yang tepat untuk ditetapkan terhadap aset yang ada saat ini dalam analisis penggantian. Salah satu cara membenarkan hal ini adalah dengan menggunakan biaya peluang (opportunity cost) atau prinsip peluang yang hilang (opportunity forgone principle). Artinya, jika diputuskan untuk tetap mempertahankan aset yang ada saat ini, kita melepaskan peluang untuk memperoleh MV neto yang dapat dicapai pada waktu tersebut. Jadi, hal ini menggambarkan opportunity cost mempertahankan aset lama (defender).


Jika terdapat pengeluaran investasi baru, misalnya untuk pemeriksaan dan perbaikan aset lama sehingga dapat bersaing dengan penantang (aset pengganti), maka dalam analisis penggantian, pengeluaran ini harus ditambahkan pada MV yang dapat dicapai saat ini untuk menentukan investasi total aset lama.

Ketika menggunakan outsider viewpoint, total investasi aset lama adalah opportunity cost dari tidak menjual aset yang ada saat ini untuk memperoleh MV-nya, plus biaya memperbaikinya sehingga dapat bersaing dengan penantang terbaik (semua aset baru yang layak dipertimbangkan).
MV aset lama tidak harus dikurangi dari harga pembelian aset pengganti ketika menggunakan outsider viewpoint untuk menganalisis masalah penggantian. Kesalahan ini akan menggandakan MV aset lama dan membiaskan perbandingan yang menguntungkan aset pengganti.

5.3 MASALAH PENGGANTIAN YANG KHAS

Analisis incremental biasanya dinyatakan juga sebagai biaya diferensial, biaya marjinal, atau biaya relevan. Analisis incremental ini fleksibel, dimana data dapat dihitung dan disajikan untuk alternative keputusan berdasarkan periode, seperti hari, minggu, bulan atau tahun. Analisis incremental digunakan dalam pengambilan keputusan ketika jumlah dari alternatif keputusan dan keadaan alam  sangat besar. Penggunaan tabel payoff atau pohon keputusan mungkin terlalu rumit untuk digunakan, sehingga dalam pengambilan keputusan dilakukan pendekatan yang telah disederhanakan. Pendekatan ini membantu pemimpin perusahaan untuk melakukan sejumlah keputusan yang tepat dalam waktu yang relatif singkat. Analisis ini dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti bidang pemasaran atau bidang produksi. Analisis incremental adalah cara pengambilan keputusan di mana biaya operasional atau pendapatan dari satu alternatif dibandingkan dengan alternatif lain. Alternatif keputusan terbaik adalah biaya operasional terkecil atau pendapatan yang terbesar. Analisis incremental dapat digunakan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif keputusan, seperti:

·        Menyimpan atau mengganti barang tertentu
·        Membuat atau membeli sejumlah barang tertentu
·        Menjual sekarang atau memproses barang lebih lanjut
·        Menyewa ruangan lain atau melanjutkan kegiatan
·        Melanjutkan atau menghentikan produksi
·        Menerima atau menolak penawaran khusus
·        Perubahan jangka waktu kredit

Rumus
Probabilitas (P) bahwa akan ada permintaan barang ke-n sama dengan probabilitas bahwa permintaan barang akan sama atau lebih besar dari n.  Ini berarti tidak akan ada permintaan untuk barang ke-n apabila permintaan barang lebih kecil dari n, sehingga jumlah dari kedua nilai probabilitas ialah satu.

P(D ≥ n) + P(D < n) = 1

Apabila menyediakan barang ke-n dan ada permintaan untuk barang tersebut, kemungkinan akan mengalami kerugian 0 (nol).  Namun, apabila menyediakan barang ke-n dan tidak ada permintaan, maka akan mengalami kerugian karena penyediaan berlebih (over stocking) sebesar :

Lo. EL (Q > n) = Lo . P(D < n)

Apabila tidak menyediakan barang ke-n tetapi ada permintaan untuk barang tersebut, kemungkinan akan mengalami kerugian akibat penyediaan kurang sebesar Lu. Sebaliknya, apabila tidak menyediakan barang ke-n dan tidak ada permintaan untuk barang tersebut, tidak akan mengalami kerugian.  Harapan kerugian karena tidak menyediakan barang ke-n sebesar penyediaan berlebih dikalikan  probabilitas.

EL (Q < n) = Lo . P(D ≥ n)

Syarat yang diperlukan untuk menyediakan barang ke-n ialah apabila harapan menyediakan akan sama atau lebih kecil dari harapan kerugian tidak menyediakan.  Dengan kata lain, dapat dituliskan hubungan berikut:

Lo . P(D < n) ≤ Lu . P(D ≥ n)

Jumlah probabilitas dari kedua kejadian tersebut sama dengan satu, yaitu  P(D ≥ n) + P(D < n) = 1. Karena P(D ≥ n) = 1 –  P(D < n), maka dapat ditulis :

Lo . P(D < n) ≤ Lu . P(D ≥ n)

Lo . P(D < n) ≤ Lu . [1 –  P(D < n)]

 Lo  . P(D < n) ≤ Lu – Lu . P(D < n)

Jika ditambahkan Lu . P(D < n) di kedua belah pihak

Lo . P(D < n) + Lu . P(D < n)  ≤ Lu – Lu . P(D < n) + Lu . P(D < n) Lo . P(D < n) + Lu . P(D < n)  ≤ Lu P(D < n) . [Lo + Lu]  ≤ Lu



Dengan membagi kedua belah pihak dengan Lo + Lu , diperoleh


5.4 ALUR KEPUTUSAN PENGGANTIAN YANG KHAS

LATAR BELAKANG

Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi perubahan-perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dilakukan agar roda organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar
Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan pimpinan dalam pembuatan keputusan maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, sehingga akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja organisasi.<a h
Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen. Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang proses perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses perencanaan ditujukan kepada pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan.
Hakikatnya kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan keputusan. Kegiatan yang dilakukan tersebut mencakup seluruh proses pengambilan keputusan dari mulai identifikasi masalah sampai dengan evaluasi dari pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh elemen-elemen dalam administrasi sebagai suatu sistem organisasi. Artinya dalam membuat suatu keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan yang ditimbulkan dari adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi dibutuhkan informasi yang cukup baik dari internal maupun eksternal organisasi guna mengambil keputusan yang tepat dan cepat.
Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian dari kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat roda organisasi dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi.
TINJAUAN MATERI

Proses pengambilan keputusan dalam organisasi ialah kumpulan yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan. Terdapat 4 metode bagaimana cara organisasi dalam pengambilan keputusan, ke 4 metode tersebut adalah : yaitu kewenangan tanpa diskusi (authority rule without discussion), pendapat ahli (expert opinion), kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion), dan kesepakatan (consensus).



1.Kewenangan Tanpa Diskusi
Biasanya metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang terkesan militer. mempunyai beberapa keuntungan jika seorang pemimpin menggunakan metode ini dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat, maksudnya seorang pemimpin mempunyai keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menentukan atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil. Tetapi apabila metode ini sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa kurang kepercayaan para anggota organisasi tersebut terhadap kebijakan yang telah diambil oleh pemimpin tanpa melibatkan para anggota yang lainnya dalam perumusan pengambilan keputusan.





2.Pendapat Ahli
Kemampuan setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam hal politik, pangan, tekhnologi dan lain-lain, sangat beruntung jika dalam sebuah organisasi terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang dalam proses untuk diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten dalam bidangnya tersebut juga sangart membantu untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.

3.Kewenangan
Setelah Diskusi Metode ini hampir sama dengan metode yang pertama, tapi perbedaannya terletak pada lebih bijaknya pemimpin yang menggunakan metode ini disbanding metode yang pertama, maksudnya sang pemimpin selalu mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organiasi dalam proses pengambilan keputusan. Terdapat kelemahan didalam metode ini, setiap anggota akan besaing untuk mempengaruhi pemimpin bahwa pendapatnya yang lebih perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yang ditakutkan pendapat anggota tersebut hanya mamberikan nilai positif untuk dirinya dan merugikan anggota organisasi yang lai.

4.Kesepakatan
Dalam Metode ini, sebuah keputusan akan diambil atau disetujui jika didalam proses pengambilan keputusan telah disepakati oleh semua anggota organisasi, secara transparan apa tujuan, keuntungan bagi setiap anggota sehingga semua anggota setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang demokratis biasanya akan menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti ini tidak dapat berguna didalam keadaan situasi dan kondisi yang mendesak atau darurat disaat sebuah organisasi dituntut cepat dalam memberikan sebuah keputusan.
Keempat metode-metode diatas ialah hasil menurut Adler dan Rodman, satu sama lainnya tidak dapat dikatakan metode satu terbaik yang digunakan dibanding metode yang lainnya, dapat dikatakan efektif jika metode yang mana yang paling cocok digunakan dalam keadaan dan situasi yang sesuai.
HASIL WAWANCARA
Pertanyaan :
1. Bagaimana cara atau proses pengambilan suatu keputusan yang dilakukan perusahaan ini jika terjadi suatu kesalahan yang disebabkan oleh pegawai?
2. Apakah perlu pengambilan keputusan dilakukan dalam suatu perusahaan? Jelaskan
3. Jika perusahaan ini pendapatannya terus menurun setiap tahunnya. Kebijakan apa yang akan dilakukan oleh perusahaan untuk menanggulanginya.?
4. Siapa yang biasa mengambil keputusan dan menetapkan kebijakan perusahaan?
5. Menurut anda apakah itu pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan?
Jawab :
1. Tergantung dari seberapa fatal pegawai itu melakukan kesalahan, biasanya kami akan memaggil pihak yang bersangkutan untuk dimintai keterangan, hal ini biasa dilakukan oleh manajemen personalia. Jika kesalahan sudah tidak dapat di tolelir lagi, maka kami akan memberhentikan pegawai tersebut, tapi jika kesalahan masi ringan, kami biasanya memberikan peringatan. Semua hal ini tentu saja diputuskan berdasarkan bukti yang telah ada/kongkrit
2. Tentu saja sangat perlu, mengingat tiap tiap hal yang kami lakukan memiliki beberapa option, yang semuanya sangat sulit untuk memutuskan mana yang terbaik, karena keputusan yang akan diambil bisa saja bukan membuat perusahaan menjadi lebih maju, melainkan menjadi semakin terbelakang. oleh karena itu sangat dianjurkan untuk mengetahui secara mendetail tiap-tiap option atau kebijakan yang akan diambil. Dan setelah itu barulah diambil keputusan.
3. Biasanya perusahaan pusat akan mengirim tim survey untuk melihat apa yang menyebabkan anak perusahaannya ini mengalami penurunan pendapatan. Disamping itu perusahaan akan terus mencari apa kendala dan bagaimana cara mengatasinya agar dapat menjadi daya tambah dalam perusahaan ini kedepannya agar tidak terjadi kesalahan yang sama. Kebijakannya biasanya adalah pengurangan pegawai dengan cara melihat kinerja para pegawai, melakukan promosi besar-besaran untuk menarik perhatian para wisatawan.
4. Kebijakan perusahaan ditentukan oleh perusahaan pusat yaitu Aerowisata Garuda Indonesia. Tetapi peran serta hotel ini dan tiap tiap departemennya juga diperhatikan dalam pengambilan keputusan perusahaan dengan persetujuan owner tentunya, atau wakilnya dalam perusahaan tersebut yaitu GM(general manager)
5. Suatu tindakan yang harus di lakukan untuk dapat memajukan dan menyelesaikan masalah dalam suatu perusahaan. Tetapi keputusan yang diambil itu pun harus dengan pertimbangan yang matang tentang bagaimana jadinya perusahaan itu mendatang setelah keputusan diambil.

PEMBAHASAN

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERUSAHAAN
Pengambilan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajajer. Kegiatan ini memainkan peranan penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi rencana. Pengambilan keputusan dapat didefinisikan sebagai penentuan kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Manajer akan membuat tipe-tipe keputusan yang berbeda sesuai perbedaan kondisi dan situasi yang ada. Keputusan dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Keputusan-kepputusan yang diprogramkan (programmed decisions)
2. Keputusan-keputusan yang tidak diprogramkan (non-programmed decisions).
Tingkat ketidakpastian dalam berbagai situasi akan berbeda-beda oleh karena itu, manajer akan menghadapi tiga macam situasi, yaitu:
1. Dalam kondisi kepastian (certainy),
2. Dalam kondisi risiko (risk),
3. Dalam kondisi ketidakpastian.
Proses pembuatan keputusan
1. pemahaman dan perumusan masalah,
2. pengumpulan dan analisa data yang relevan,
3. pengembangan alternatife-alternatif,
4. evaluasi alternatife-alternatif,
5. pemilihan alternative terbaik,
6. implementasi keputusan,
7. evaluasi hasil-hasil keputusan.
Keterlibatan Bahan dalam pengambilan keputusan
pengambilan keputusan kelompok banyak manajer merasa keputusan-keputusan yang dibuat kelompok, seperti panitia, lebih efektif karena mereka memaksimumkan pengetahuan yang lain. Manajer lainnya sangat keras menghindari keterlibatan kelompok, karena mereka merasa hal itu lambat, tidak ptaktis dan sering mengjasilkan keputusan-keputusan yang kurang berbobot. Berbagai Gaya Pembuatan Keputusan Manajemen
A. manajer membuat keputusan sendiri,
B. manajer mendapatkan informasi yang diperlukan dan kemudian mengambil keputusan yang sesuai.
C. Manajer membicarakan masalah dengan yang lain dan mendapat gagasan-gagasan dan saran-sara.
D. Manajer membicarakan situasi keputusan dengan lainnya sebagai suatu kelompok dan kelompok menyusun dan menilai alternatif-alternatif.
E. Manajer membicarakan situasi keputusan dengan lainnya sebagai suatu kelompok dan kelompok menyusun dan memilih alternatif-alternatif.

METODE-METODE KUANTITATIF DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN

Teknik-tekniknya antara lain:
1. Management science
2. Operations research

Cirri-ciri riset operasi:
1. Terpusat pada pembuatan keputusan,
2. Penggunaan metode ilmiah,
3. Penggunaan model matematika,
4. Efektivitas ekonomis,
5. Bergantung pada computer,
6. Pendekatan tim,
7. Orientasi sistem.

Tahap-tahap pendekatan riset:
1. diagnosa masalah,
2. perumusan masalah,
3. pembuatan model,
4. analisa model,
5. implementasi penemuan.

Beberapa model dan teknik riset operasi: programasi linier teori antrian analisa network teori permainan model rantai mảkov programasi dinamik simulasi Aplikasi teknik-teknik riset operasi yaitu masalah-masalah persediaan alokasi antrian (garis-tunggu) pengurutan routing (scheduling) penggantian persaingan pencarian.Analisa proses pengambilan keputusan dalam senggigi beach Lombok Menurut perusahaan pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan adalah. Suatu tindakan yang harus di lakukan untuk dapat memajukan dan menyelesaikan masalah dalam suatu perusahaan. Tetapi keputusan yang diambil itu pun harus dengan pertimbangan yang matang tentang bagaimana jadinya perusahaan itu mendatang setelah keputusan diambil..cara atau proses pengambilan suatu keputusan yang dilakukan perusahaan ini jika terjadi suatu kesalahan yang disebabkan oleh pegawai adalah Tergantung dari seberapa fatal kah pegawai itu melakukan kesalahan, biasanya perusahaan akan memanggil pihak yang bersangkutan untuk dimintai keterangan, hal ini biasa dilakukan oleh manajemen personalia. Jika kesalahan sudah tidak dapat di tolelir lagi, maka perusahaan akan memberhentikan pegawai tersebut, tapi jika kesalahan masih ringan, perusahaan biasanya memberikan peringatan. Semua hal ini tentu saja diputuskan berdasarkan bukti yang telah ada atau kongkrit. Perlunya pengambilan keputusan dilakukan dalam suatu perusahaan , mengingat tiap-tiap hal yang perusahaan lakukan memiliki beberapa option, yang semuanya sangat sulit untuk memutuskan mana yang terbaik, karena keputusan yang akan diambil bisa saja bukan membuat perusahaan menjadi lebih maju, melainkan menjadi semakin terbelakang. oleh karena itu sangat dianjurkan untuk mengetahui secara mendetail tiap-tiap option atau kebijakan yang akan diambil. Dan setelah itu barulah diambil keputusan. Jika perusahaan ini pendapatannya terus menurun setiap tahunnya. Kebijakan yang akan dilakukan oleh perusahaan untuk menanggulanginya adalah Biasanya perusahaan pusat akan mengirim tim survey untuk melihat apa yang menyebabkan anak perusahaannya ini mengalami penurunan pendapatan. Disamping itu perusahaan akan terus mencari apa kendala dan bagaimana cara mengatasinya agar dapat menjadi daya tambah dalam perusahaan ini kedepannya agar tidak terjadi kesalahan yang sama. Kebijakannya biasanya adalah pengurangan pegawai dengan cara melihat kinerja para pegawai, melakukan promosi besar-besaran untuk menarik perhatian para wisatawan. Yang biasa mengambil keputusan dan menetapkan kebijakan perusahaan adalah oleh perusahaan pusat yaitu Aerowisata Garuda Indonesia. Tetapi peran serta hotel ini dan tiap-tiap departemennya juga diperhatikan dalam pengambilan keputusan perusahaan dengan persetujuan owner tentunya, atau wakilnya dalam perusahaan tersebut yaitu GM(general manager).


5.5 MENENTUKAN UMUR EKONOMI ASET BARU DAN LAMA

Depresiasi merupakan penurunan daya guna aktiva tetap karena peningkatan umur aktiva tersebut atau karena keusangan yang terus menerus akibat adanya teknologi baru.
Faktor penyebab yang menimbulkan hilangnya prestasi atau berkurangnya nilai aktiva adalah:
1.    faktor teknis: karena usang, aus, rusak, ketinggalan zaman
2.    faktor ekonomi: karena tidak seimbangnya antara biaya dan penghasilan.
Depresiasi bisa disebut juga penyusutan yang Merupakan berkurangnya nilai suatu properti atau aset karena bertambahnya usia. Berkurangnya nilai tersebut bisa berupa berkurangnya performance alat, tampilan fisik, kerusakan total, maupun teknologi yang tertinggal.

Ada pula penyebab terjadinya Depresiasi yaitu sebagai berikut:
1.      Kerusakan akibat pemakian
2.      Penundaan pemeliharaan
3.      Kerusakan akibat proses kimiawi seperti korosi
4.      Kebutuhan prosuksi yang lebih baru dan lebih besar
5.      Penurunan kinerja alat
6.      Perkembangan teknologi
7.      Perkembangan fasilitas yang lebih baik

Straight-line depreciation

Penyusutan Metode Garis Lurus ini adalah salah satu metode yang termasuk paling banyak diaplikasikan oleh perusahaan perusahaan di indonesia. Metode garis lurus ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata di sepanjang masa penggunaannya, sehingga aset tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aset ditarik dari penggunaannya dalam operasional perusahaan.
Contoh Penyusutan Aset Tetap Metode Garis Lurus :
Sebuah mesin diperoleh pada tanggal 6 Juni 2014, harga perolehan mesin tersebut sebesar Rp 13,000,000 dan mesin tersebut ditaksir memiliki umur ekonomis 10 tahun, dan apabila nanti sudah tidak digunakan lagi atau aset ditarik penggunaannya, diperkirakan mesin tersebut masih bisa ditimbang kiloan (spesialisasi orang madura nih, hehe becanda) besi tuanya dapat dijual seharga Rp 1.000,000. dalam pencatatan akuntansi aset tetap, perusahaan menggunakan metode garis lurus

Beban penyusutan untuk tahun 2014, dihitungan dengan cara :

Beban Penyusutan = 7/12 x [(Rp 13,000,000 – 1.000,000) : 10 tahun] = Rp 699.999 ==> kita bulatkan saja Rp 700.000

# darimana angka 7/12 ?
Dalam 1 tahun, terdapat 12 bulan, dan mesin tersebut mulai dioperasikan mulai juni, seandainya mesin tersebut diperoleh tanggal 1 januari, maka dihitung dengan cara =

12/12 x [(Rp 13,000,000 – 1.000,000) : 10] …….dan seterusnya
Dan untuk tahun 2015, maka beban penyusutannya selama 12 bulan full jadi menggunakan 12/12

Atas pembebanan penyusutan ini dicatat sebagai berikut :

31 Desember 2014
Debit
|
Depreciation
Rp700.000
Kredit
|
Accumulated Depreciation
Rp700.000

# Pada akhir periode, penyusutan ini juga harus dilakukan jurnal penyesuaian, untuk mengakui adanya beban pada aset mesin ini. penyesuaian atas penyusutan aset tetap ini sejumlah akumulasi penyusutan selama periode berjalan.

Pencatatan dalam jurnal penyesuaian:
Debit
|
Accumulated Depreciation
Rp700.000
Kredit
|
Depreciation Expense
Rp700.000 

Sum-of-Years depreciation

Metode Penyusutan Aktiva Tetap menurut Jumlah Angka Tahun merupakan suatu metode penyusutan yang dipercepat yaitu sesuai pertimbangan bahwa biaya pemeliharaan dan perbaikan  akan meningkat dengan bertambahnya usia aset tetap. Atau dengan kata lain, suatu Bilangan pecahan yang semakin lama semakin kecil.

Tarif penyusutan ditentukan dalam bentuk pecahan yang dihitung dengan cara sebagai berikut :
Pembilang ( numerator ) menggunakan angka tahun dimulai tahun yang terbesar ke tahun terkecil.
 Penyebut ( denumerator )  adalah jumlah angka tahun.

 Apabila umur aktiva sama dengan 4 tahun maka penyebut angka pecahannya adalah jumlah angka tahun yaitu 1 + 2 + 3 + 4 = 10. Angka pembilang pada tahun pertama sampai dengan keempat masing-masing adalah 4,3,2, dan 1. Tarif penyusutan tahun pertama adalah 4/10, tahun kedua 3/10, tahun ketiga 2/10 dan tahun keempat 1/10.

      Dasar penyusutan dalam metode ini sama dengan metode garis lurus yaitu taksiran nilai buku aktiva
(Nilai perolehan-taksiran residu / nilai sisa).

5.6 PERBANDINGAN ASET LAMA DAN ASET BARU 

Umur ekonomis adaah Depresiasi atau penyusutan dalam akuntansi adalah penyebaran biaya asal suatu aktiva tetap (bangunan, alat, komputer, dll) selama umur perkiraannya. Penerapan depresiasi akan mempengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan. Metode yang paling mudah dan paling sering digunakan untuk menghitung penyusutan adalah metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation). Tapi selain itu, ada pula metode penghitungan lain yang bisa juga digunakan, seperti metode penyusutan dipercepat, penyusutan jumlah angka tahun, dan saldo menurun ganda.
Kali ini kita akan lebih membahas apa itu arti dan kegunaan umur ekonomis dalam dunia bidang ekonomi dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Umur ekonomi menurut kegunaannya dibagi menjadi dua jenis, yaitu
1.    Umur ekonomi aset baru
Umur ekonomi aset akan meminimasi ekuivalen biaya tahunan seragam (equivalent uniform annual cost – EUAC) kepemilikan dan pengoperasian aset. Sangat penting untuk mengetahui umur ekonomi aset baru (penantang) berdasarkan prinsip bahwa aset baru dan aset lama harus dibandingkan berdasarkan umur ekonomi (optimum) mereka.

MENENTUKAN UMUR EKONOMI ASET BARU (PENANTANG)

Sangat penting mengetahui umur ekonomi, EUAC minimum dan total biaya tahun demi tahun atau biaya tambahan untuk aset baru maupun aset lama sehingga keduanya dapat dibandingkan berdasarkan evaluasi terhadap umur ekonomi dan biaya yang paling hemat keduanya.Untuk sebuah aset baru, umur ekonominya dapat dihitung jika investasi modal,biaya tahunan dan nilai pasar per tahun diketahui atau dapat diestimasi.

Analisis sebelum pajak

PWk (i%) = I – MVk (P/F,i%,k) + SEj (P/F,i%,j)

TCk (i%) = MVk-1 – MVk + iMVk-1 + Ek

Contoh

Sebuah truk forklift baru akan memerlukan investasi sebesar $20.000 dan diharapkan memiliki nilai pasar akhir tahun serta biaya tahunan seperti diperlihatkan pada tabel dibawah ini. Jika MARR sebelum pajak adalah 10% per tahun, berapa lama aset tersebut harus dipertahankan kegunaannya?
Jawab :
Penentuan umur ekonomi N sebelum pajak aset baru :
(1)Akhir tahun,k Biaya penggunaan pada tahun, k EUAC tahun k
(2)MV, akhir tahun, k (3)Penyusutan aktual selama tahun, k (4)Biaya modal = 10% dari MV awal tahun (5)Biaya tahunan (Ek) (6) = (3)+(4)+(5)Total biaya (marginal) tahun k (TCk) (7)EUACk=[STCj(P/F,10%,j)](A/P,10%,k)
0 $20.000 – – – – –
1 15.000 $5.000=20.000-15.000 $2.000= 20.000×0,1 $2.000 $9.000 $9.000
2 11.250 3.750=15.000-11.250 1.500= 15.000×0,1 3.000 8.250 8.643
3 8.500 2.750=11.250-8500 1.125=11.250×0,1 4.620 8.495 8.600® EUAC minimum (N*=3)
4 6.500 2.000=8500-6500 850=8500×0,1 8.000 10.850 9.082
5 4.750 1.750=6500-4750 650=6.500×0,1 12.000 14.400 9.965
Asumsi : semua arus kas terjadi pada setiap akhir tahun.

Kolom 3 : Penyusutan aktual untuk setiap tahun adalah perbedaan antara nilai pasar awal dan akhir tahun. Penyusutan untuk masalah ini tidak dihitung berdasarkan metode formal namun didasarkan pada hasil kekuatan ekspektasi pasar.
Kolom 4 : Opportunity cost modal pada tahun k adalah 10% dari modal yang tidak direcover (diinvestasikan dalam aset) pada awal masing-masing tahun.
Kolom 7 : Equivalent uniform annual cost (EUAC) yang akan timbul setiap tahun jika aset tersebut dipertahankan penggunaannya sampai tahun k, dan selanjutnya digantikan pada akhir tahun. EUAC minimum terjadi pada akhir tahun N*. ® Pada aset disini memiliki EUAC minimum jika dipertahankan kegunaannya hanya selama tiga tahun (yaitu N*=3).

EUAC2 (10%)= $20.000(A/P,10%,2)-$11.250(A/F,10%,2) + [$2.000(P/F,10%,1)

+ $3.000(P/F,10%,2)](A/P,10%,2)

= $8.643

2.    Umur ekonomi aset lama
Pembandingan aset baru dengan lama harus dilakukan secara hati-hati karena melibatkan umur yang berbeda. Aset lama harus dianggap memiliki umur lebih lama dibanding umur ekonomi sebenarnya sepanjang biaya marginalnya kurang dari EUAC minimum aset baru.

MENENTUKAN UMUR EKONOMI ASET LAMA

Jika tidak ada MV aset lama saat ini atau nanti (dan tidak ada pengeluaran untuk perbaikan) dan jika biaya operasi aset lama diperkirakan akan meningkat setiap tahun, maka sisa umur ekonomi yang menghasilkan EUAC paling kecil akan satu tahun.
Jika MV lebih besar dari nol dan diharapkan menurun dari tahun ke tahun, maka perlu dilakukan perhitungan sisa umur ekonomi. Penundaan (postponement) umumnya diartikan sebagai penundaan keputusan mengenai kapan akan melakukan penggantian, bukan mengenai keputusan untuk menunda penggantiaN sampai tanggal masa datang tertent.


Contoh
Misalnya ingin diketahui berapa lama sebuah truk forklift harus dipertahankan kegunaannya sebelum diganti dengan truk forklift baru yang data-datanya diberikan pada contoh 3. Truk lama dalam kasus ini sudah berusia dua tahun, yang dibeli dengan biaya $13.000 dan memiliki MV yang dapat dicapai saat ini (realizable MV) sebesar $5.000. Jika dipertahankan, nilai pasar dan biaya tahunannya diperkirakan akan seperti berikut :

Akhir tahun k MV akhir tahun k Biaya tahunan, Ek
1 $4.000 $5.500
2 3.000 6.600
3 2.000 7.800
4 1.000 8.800
Tentukan periode paling ekonomis untuk tetap mempertahankan aset lama sebelum menggantinya dengan aset pengganti yang ada pada contoh 3. Biaya modal adalah 10% per tahun.

Jawaban :

Penentuan umur ekonomi aset lama
(1)Akhir tahun, k (2)Penyusutan aktual selama tahun k (3)Biaya modal = 10% dari MV awal tahun (*) (4)Biaya tahunan (Ek) (5)Total biaya (marjinal) atau tahun (TCi)
=(2)+(3)+(4)

(6)EUAC sampai tahun k
1 $1.000 $500 $5.500 $7.000 $7.000
2 1.000 400 6.600 8.000 7.474
3 1.000 300 7.800 9.100 7.966
4 1.000 200 8.800 10.000 8.406
(*) tahun satu berdasarkan MV yang dapat dicapai sebesar $5.000

Perhatikan bahwa EUAC minimum sebesar $7.000 berkaitan dengan mempertahankan aset lama satu tahun lagi. Namun, biaya marjinal mempertahankan truk untuk tahun kedua adalah sebesar $8.000, yang masih tetap lebih kecil dari EUAC minimum aset pengganti (yaitu $8.600 dari contoh 3). Biaya marjinal untuk mempertahankan aset lama pada tahun ketiga dan tahun selanjutnya lebih besar dari $8.600 EUAC minimum truk baru. Berdasarkan data yang ada saat ini, paling ekonomis untuk mempertahankan aset lama selama dua tahun lagi dan selanjutnya menggantinya dengan aset baru.

PERBANDINGAN KETIKA MASA MANFAAT ASET LAMA BERBEDA DENGAN ASET PENGGANTI

Situasi ketiga terjadi ketika masa manfaat aset pengganti terbaik dan aset lama diketahui, atau dapat diestimasi, namun tidak memiliki nilai yang sama.
Ketika asumsi berulangan (repeatability) tidak dapat diterapkan, asumsi berakhir bersamaan (coterminated) dapat digunakan; asumsi ini menggunakan periode studi terbatas untuk semua alternatif. Jika pengaruh inflasi akan dilibatkan dalam analisis penggantian, dianjurkan untuk menggunakan asumsi coterminated.

Contoh

Andaikan kita dihadapkan pada masalah penggantian yang sama dengan contoh di atas, kecuali bahwa periode masa manfaat yang dibutuhkan adalah (a) tiga tahun atau (b) empat tahun. Artinya, periode analisis terbatas dengan menggunakan asumsi coterminated digunakan. Untuk setiap kasus tersebut, alternatif mana yang harus dipilih?

Jawaban :

(a)  Untuk perencanaan tiga tahun, secara intuitif kita akan berpikir apakah aset lama harus dipertahankan tiga tahun lagi ataukah harus segera diganti dengan aset baru untuk digunakan tiga tahun kemudian. EUAC aset lama untuk tiga tahun adalah $7.966 dan EUAC aset baru untuk tiga tahun adalah $8.600. Berdasarkan hal ini, aset lama akan dipertahankan selama tiga tahun. Namun, ini tidaklah tepat. Dengan memfokuskan pada kolom “total biaya (marginal)”, kita dapat melihat bahwa aset lama memiliki biaya paling rendah pada dua tahun pertama, tetapi pada tahun ketiga aset lama ini memiliki biaya sebesar $9.100; sedangkan biaya tahun pertama aset pengganti adalah $9.000. Dengan demikian, akan lebih ekonomis untuk mengganti aset lama setelah tahun kedua. Kesimpulan ini dapat dibuktikan dengan menghitung semua kemungkinan penggantian dan biayanya yang terkait, untuk selanjutnya menghitung EUAC masing-masing.

(b)  Untuk rentang perencanaan empat tahun, alternatif-alternatif tersebut beserta biaya-biayanya yang terkait untuk masing-masing tahun dan EUACnya ada dalam tabel dibawah ini

Penentuan kapan untuk mengganti aset lama dengan rentang rencana empat tahun
Pertahankan aset lama untuk Pertahankan aset baru untuk Biaya total (marjinal) untuk setiap tahun EUAC pada 10% untuk 4 tahun
1 2 3 4
0 tahun 4 tahun -$9.000 -$8.250 -$8.495 -$10.850 -$9.082
1 3 -7.000 -9.000 -8.250 -8.495 -8.301
2 2 -7.000 -8.000 -9.000 -8.250 -8.005 ® negatif terkecil
3 1 -7.000 -8.000 -9.100 -9.000 -8.190
4 0 -7.000 -8.000 -9.100 10.000 -8.406
Jadi, alternatif paling ekonomis adalah mempertahankan aset lama selama dua tahun lagi kemudian menggantinya dengan aset baru, untuk dipertahankan dua tahun kemudian. Jika analisis penggantian melibatkan aset lama yang tidak dapat lagi digunakan akibat perubahan teknologi, keharusan perbaikan, dst, maka pilihan diantara dua atau lebih alternatif harus dibuat.

Contoh
Sebuah robot digunakan dalam sebuah laboratorium komersial untuk menangani sampel keramik yang ditempatkan dalam ruang bertemperatur tinggi yang merupakan bagian dari sebuah prosedur pengujian. Karena adanya perubahan kebutuhan konsumen, robot tersebut tidak akan dapat memenuhi persyaratan kebutuhan masa datang. Sedangkan di masa datang akan diperlukan pengujian sampel material keramik yang lebih besar, juga dengan temperatur yang makin tinggi. Kedua perubahan ini akan melebihi kemampuan operasi robot yang ada saat ini.

Karena situasi ini, dua robot berteknologi tinggi telah dipilih untuk dilakukan analisis ekonomi dan perbandingan diantara keduanya. Estimasi berikut ini telah dikembangkan dari informasi yang diberikan oleh beberapa pengguna robot-robot tersebut dan data-data yang diperoleh dari pembuat robot tersebut. MARR sebelum pajak perusahaan adalah 25% per tahun. Berdasarkan informasi ini, robot mana yang secara ekonomi lebih dipilih?

ROBOT
R1 R2
Investasi modal harga pembelian -$38.200 -$51.000
Biaya pemasangan -2.000 -5.500
Biaya tahunan -1.400 dalam tahun 1, dan meningkat setelahnya pada tingkat 8%/tahun -1.000 pada tahun 1, dan meningkat setelahnya pada $150/tahun
Masa manfaat (tahun) 6 110
Nilai pasar -$1.500 +$7.000


Jawaban :

Asumsi berulangan (repeatability) dengan metode AW digunakan dalam pembandingan kedua robot. Kedua robot tersebut, jika terpilih, diharapkan dapat memberikan jasa yang diinginkan selama periode masa manfaat totalnya. Demikian pula kedua robot paling mungkin akan diganti pada akhir masa hidupnya dengan robot baru pengganti yang lebih baik. Ekuitas biaya tahunan (annual equivalent cost) sebuah penantang baru pada saat itu harus lebih kecil dari model R1 atau R2 dan harus memberikan jasa yang sama atau lebih baik karena perkembangan teknologi yang terus berlanjut serta persaingan diantara pembuat robot.

Estimasi biaya tahunan R1 adalah urutan kas geometris dimulai tahun pertama. Convenience rate yang dibutuhkan untuk menghitung PW urutan ini adalah

icr = (0,25-0,008)/1,08 = 0,1574 atau 15,74%.

Nilai sisa (salvage value) negatif (-$1.500) menunjukkan biaya neto yang diharapkan untuk pelepasan aset pada akhir tahun keenam.

AWR1(25%) = -($38.200+$2.000)(A/P,25%,6) –($1.400/1,08)(P/A,15,74%,6)

– ($1.500)(A/F,25%,6)

= -$15.382

Untuk model R2, AW selama masa manfaatnya adalah

AW (25%) = -($51.000+$5.500)(A/P,25%,10)

–[$1.000(P/A,25%,10)+$150(P/G,25%,10)](A/P,25%,10) +$7.000(A/F,25%,10)

= -$17.035

Robot pengganti R1 secara ekonomis lebih dipilih karena AW selama masa manfaatnya memiliki nilai negatif paling kecil (-$15.382).

Berdasarkan konsep di atas, peran perhitungan ekonomi sangatlah penting dalam segala bidang termasuk dalam pemiihan alat rumah tanngga dan di dunia usaha maupun industri. Penting, di karenakan umur ekonomis bisa berpengaruh dengan penghasilan produksi, laba, investasi dan kemajuan dalam kegiatan ekonomi. Bisa di analogikan umur ekonomis sebagai pedoman peritungan dalam mengambl keputusan dalan hal kegiatan ekomnomi. Makin kita memperhatikan masalah umur ekonomis, makin kecil kemungkinan kita mengalami kerugian. Jadi, menurut saya itulah pentinnya umur ekonomis dalm kegiatan perekonomian.

Berikut ini, salah satu kasus perhitungan umur ekonomis dalam bidang produksi listrik

B.   KASUS UMUR EKONOMI

Pemilihan Mesin Penggerak

Berdasarkan hasil survey lapangan bahwa mesin yang dapat digunakan untuk mesin penggerak generator PLTBG adalah mesin diesel dan bensin. Di pasaran untuk mesin bensin harganya jauh lebih mahal dari mesin diesel dengan daya yang sama dan untuk daya yang besar hanya mesin diesel yang dapat digunakan sebab tidak adanya mesin bensin dengan daya besar di pasaran. Penggunaan kedua jenis mesin tersebut dalam kenyataannya menghasilkan efisiensi yang rendah sehingga perlu adanya modifikasi.

Modifikasi yang perlu dilakukan untuk mengubah mesin diesel menjadi mesin berbahan bakar biogas adalah dengan cara menambahkan conversion kit dan mixer. Fungsi conversion kit adalah untuk mengatur debit dan menurunkan tekanan aliran bahan bakar sesuai dengan tekanan operasional yang diinginkan sedangkan mixer berfungsi sebagai pencampur bahan bakar dengan udara. Pemasangan mixer terletak pada saluran masuk udara dan conversion kit terpasang antara mixer dan tabung gas (Gas holder). Sistem modifikasi ini menggunakan sistem dualfuel yaitu mesin menggunakan dua bahan bakar yang dilakukan secara bersamaan dengan komposisi 20% solar dan 80% biogas . Hal ini dilakukan karena titik nyala pembakaran biogas sangat tinggi yaitu sekitar 645°C-750°C.

Skema pemasangan mixer dan conversion kit pada mesin diesel
Modifikasi mesin bensin hampir sama dengan mesin diesel yaitu dengan cara menambah Conversion kit dan mixer. Perbedaannya adalah pada mesin bensin bahan bakar biogas dapat digunakan 100%, hal ini dikarenakan adanya busi sehingga bahan bakar biogas akan cepat terbakar. Pemasangan mixer terletak antara saringan udara dan karburator, sedangkan Conversion kit terpasang antara mixer dan tabung gas (gas holder). Perkiraan biaya untuk pembelian Conversion kit dan mixer yaitu sekitar Rp. 4.800.000,00 untuk kondisi alat baru.


Perhitungan ekonomi
Perhitungan ekonomi penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBG) untuk peternakan sedang dan besar dengan pemakaian mesin diesel dan bensin , dan dibandingkan dengan keuntungan listrik yang dihasilkan yang disesuaikan dengan tarif dasar listrik PLN.

Tabel 2. Perkiraan biaya investasi PLTBG pada peternakan sedang dan besar

Tabel 3. Perkiraan biaya operasi PLTBG pada peternakan sedang dan besar

Biaya investasi dari mesin diesel lebih kecil dari pada mesin bensin, sehingga mesin diesel lebih menguntungkan dari segi ekonomi. Di lain sisi dari aspek perawatan mesin diesel dan mesin bensin dapat dikatakan sebanding dan membutuhkan biaya yang relatif sama. Dilihat dari aspek operasi mesin diesel lebih mudah, mempunyai umur operasi yang lama dan menggunakan sedikit bahan bakar untuk penyediaan daya yang sama dibandingkan dengan mesin bensin. Hal ini dapat dijadikan alasan bahwa mesin diesel lebih menguntungkan sebagai mesin penggerak pada PLTBG.

Keuntungan dari membangkitkan listrik dari PLTBG adalah energi listrik yang dapat hasilkan dikalikan dengan harga listrik yang harus dibayar pemakai jika menggunakan listrik dari PLN. Harga listrik Rp. 545/kWh dan biaya beban Rp. 30.000,00/kVA. Nilai rupiah yang dapat dihasilkan dari membangkitkan listrik dari biogas pada peternakan sedang dengan daya 3 kW (4 kVA) dalam satu tahun dengan penggunaan tiap hari 24 jam adalah Rp. 15.762.600,00.

Analisa ekonomi pembangkit listrik tenaga biogas dengan mesin penggerak dari mesin diesel untuk peternakan skala sedang, jika bunga investasi untuk kredit dari bank 19 % adalah :

Total investasi = Rp. 7.300.000,00 + Rp. 7.300.000,00 x 19% = Rp. 8.687.000,00

Umur teknis ekonomis 10 Tahun

Depresiasi = Rp. 8.687.000,00 / 10 = Rp. 868.700,00

Cash flow = Keuntungan + Depresiasi- biaya operasional

= Rp. 15.762.600,00 +Rp. 868.700,00 – Rp. 10.316.000,00 = Rp. 6.220.400,00

IRR(Initial Rate of Return) = 72 %

NPV (Net Present Value) = Rp. 15.726.618,00

BCR (Benefit Cost Ratio ) = 1,45

PB ( Pay back) = 1 tahun 5 bulan

Nilai rupiah yang dapat dihasilkan, sesuai harga listrik dari PLN, dari membangkitkan listrik dengan biogas pada peternakan besar dengan daya 15 kW (19 kVA) dalam satu tahun dengan penggunaan tiap hari 24 jam adalah Rp. 78.453.000,00. Jika bunga investasi untuk kredit dari bank 19 % maka analisa pembangkit listrik tenaga biogas untuk peternakan skala besar adalah:

Total investasi = Rp. 56.300.000,00 + Rp. 56.300.000,00 x 19% = Rp. 66.997.000,00

Umur teknis ekonomis 10 Tahun

Depresiasi = Rp. 66.997.000,00 / 10 = Rp. 6.699.700,00

Cash flow = Keuntungan + Depresiasi- biaya operasional

= Rp. 78.453.000,00 + Rp. 6.699.700,00 – Rp. 22.883.600,00 = Rp. 61.537.200,00

IRR(Initial Rate of Return) = 93 %

NPV (Net Present Value) = Rp. 170.743.335,00

BCR (Benefit Cost Ratio ) = 2,87

PB ( Pay back) = 1 tahun 1 bulan

Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat diambil kesimpulan untuk skala peternakan sedang dan besar lebih baik menggunakan mesin diesel, disamping ekonomis aspek operasi mesin diesel lebih mudah dibandingkan dengan mesin bensin. Umur operasi mesin diesel mempunyai jangka waktu yang lama.

Kendala yang dihadapi untuk pembangunan PLTBG adalah modal awal yang besar, kurangnya penguasaan ilmu tentang pembangunan PLTBG, adanya keraguaan dari pemilik peternakan tentang berhasil tidaknya PLTBG, kurangnya perhatian pemerintah tentang penelitian PLTBG dan kurangnya pemberian bantuan dana bagi pemilik peternakan. Saran untuk mengatasi kendala diatas adalah peminjaman modal ke bank atau pemberian kredit lunak oleh pemerintah kepada pemilik peternakan, perlunya mempelajari lebih dalam modifikasi yang perlu dilakukan pada mesin untuk PLTBG, pemberian kucuran dana untuk penelitian dari pemerintah, perlunya adanya penyuluhan terhadap peternak sapi sehingga tidak adanya keraguan lagi dari para peternak untuk pembangunan PLTBG.

A.   SOLUSI
Pemilihan mesin harus berdasarkan daya yang dapat dihasilkan oleh digester, harga mesin, biaya modifikasi dan aspek operasi dan pemeliharaan.
Mesin penggerak generator pada PLTBG untuk skala peternakan sedang dan besar lebih baik dengan penggunaan mesin diesel karena dari aspek ekonomis , operasi dan pemeliharaan lebih baik disbanding dengan mesin bensin.
Perlu adanya kerjasama antara pemerintah maupun pihak swasta dengan peternakan sapi untuk pembangunan PLTBG.







5.7 PENGHENTIAN TANPA PENGGANTIAN


Penghentian adopsi ada dua jenis, yaitu penggantian (replacement) dan disenchantment. Masing-masing jenis mempunyai ciri serta alasan sendiri.
a) Penggantian (replacement)
Penggantian adalah keputusan untuk menolak suatu pembaruan karena pengguna mempertimbangkan sesuatu hal atau pembaruan lain yang dianggap lebih baik dari yang ditawarkan sekarang. Pembaruan yang terjadi, seperti penggunaan scanner untuk komputer dengan perangkat lunak Windows XP dianggap lebih bermanfaat daripada menggunakan Windows 98. Pada windows XP, generasi perangkat lunak yang lebih baru dibandingkan keduanya, penggunaan scanner jauh lebih sederhana. Pengguna tidak perlu melakukan prosedur apapun, asal sacnner sudah tersambung dengan sumber listrik.
b) Disenchantment
Disenchantment adalah keputusan untuk menolak suatu pembaruan setelah mencoba mengadopsi beberapa waktu karena ketidakpuasan atau melihat dampak buruk dari pembaruan itu sendiri. Terkadang disenchantment terjadi karena salah menggunakan pembaruan karena kurang informasi. Kembali ke contoh perangkat lunak dari microsoft, yaitu windows 98 danwindows  2000. Windows 98 karena lebih dulu muncul ternyata jauh lebih baik dan lebih compatible dibandingkan dengan windows 2000.



f) Saluran komunikasi
Pengenalan pembaruan tidak mungkin terjadi tanpa adanya teknik penyebaran tertentu. Upaya-upaya memperkenalkan pembaruan biasanya dilakukan melalui saluran komunikasi. Rujukan saluran komunikasi sering kali berupa media massa atau narasumber yang bersifat lokal atau kosmopolitan.



1) Saluran media massa
Saluran komunikasi media massa merupakan perangkat penyebaran pesan melalui media massa, seperti radio, TV dan surat kabar. Media massa menyampaikan pesan atau pembaruan secara tidak langsung. Penyebaran yang terjadi mencakup pemirsa/masyarakat pengguna dalam jumlah yang banyak. Pesan melalui media massa dengan memanfaatkan teknik perekaman, dapat diulang-ulang sesuai dengan kebutuhan dan bersifat menetap karena menggunakan format tertentu. Media massa secara efektif dapat dimaksimalkan penggunaannya pada saat masyarakat berada pada tahap pengetahuan.














Sumber :








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perulangan pada mikrokontroler